•Ending•

2K 163 94
                                    

Disarankan membaca musik sambil memutar lagu 'Separuh Aku'

Hyungseok membuka matanya perlahan. Nafasnya terengah engah, Dia teringat dengan apa yang dia alami tadi. "Kau sudah bangun?"

Fokusnya teralih pada (Name) yang sudah dari tadi menunggunya siuman. "Name! Tolong aku--"

"Ssst! Minum ini dulu." (Name) menyodorkan segelas air putih pada Seok.

Meskipun sedang dilanda kepanikan tapi Seok tetap meminum air itu. "Terimakasih... "

"Kau mau mengatakan apa? Cepat katakan aku mau makan Ramyeon nih."

Seok menatap (Name) beberapa saat. "Aku.. Adalah Park Hyungseok."

"Hah? Kau kan memang Park Hyungseok. Btw aku Name." Balas (Name) dengan otak oon nya.

Seok menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya aku memiliki dua tubuh. Hyungseok yang ada di sekolah itu adalah aku. Aku tau ini terdengar seperti lelucon tapi.. "

"Sudah kuduga!" Seok mengkerut kan dahinya bingung dengan jawaban (Name). "Kau sudah menduga?.. "

"Sebenarnya, Sejak pertama kali kita bertemu aku sudah curiga kalau kau ini Hyungseok. Rambut, Cara bicara, Dan sikap semuanya sama!"

Wajah Seok memerah. "Selama ini kau memperhatikan ku diam diam!?"

"Aku malu sih mengakuinya, Tapi..."
(Name) menghentikan ucapannya lalu menatap mata Hyungseok dalam.

(Name) tersenyum. "Aku menyukai pria tolol bernama Park Hyungseok."

Sekali lagi wajah Hyungseok memerah namun kali ini lebih merah. "Aku juga menyukaimu--- Eh?.. "

"Eh?.. " Mereka berdua terdiam sesaat mencoba mencerna apa yang terjadi.
Tak hanya Seok, Sekarang wajah (Name) ikutan memerah.

"Tidak kusangka kita confees bersamaan.." Lirih (Name) malu.

"Astaga. Padahal tadi aku sedang panik kenapa sekarang malah senang ya... "

(Name) memegang kedua tangan Seok. "Oke! Ayo jadian! Kalau nolak nanti nyawamu melayang."

Hyungseok tersenyum. "Seharusnya aku yang mengatakan itu. Sayang?"

Tok tok tok

Pembicaraan mereka selesai ketika mereka mendengar suara ketukan pintu. "Biar aku saja." (Name) bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah pintu. "Halo--"

Perkataan (Name) terputus ketika dia merasakan nyeri di bagian perut kanannya. Karena badannya melemas (Name) pun jatuh dengan posisi duduk.

"Apa sakit?"

(Name) memegang perutnya yang mengeluarkan darah. "Matamu picek ya?... Dongtot"

Dongsoo berjongkok lalu menarik pisau yang berada di perut (Name) dengan kasar. "AKH--"

"Aku sudah dengar, Katanya kau dekat dengan 10 jenius? Tapi maaf. Karena ada kau, Kinerja mereka menjadi menurun."

Dongsoo memandang rendah (Name). "Cara satu satunya untuk mengembali kan kinerja mereka adalah dengan meniadakanmu."

Penglihatan (Name) mulai memburam. Dia yakin sebentar lagi dia akan pingsan-- Ah.. Meninggal.

"Kata kata terakhirmu?"

(Name) menutup matanya lalu tersenyum. "Aku menyayangi Gimyung, Aku menyukai Yohan, Aku...

Mencintai Park Hyungseok" Setelah mengatakan itu. (Name) berhenti bernafas, Benar benar berhenti.

Dongsoo memandang pisau berlumur darah itu. "Selamat. Sekarang kau menyandang marga Almarhum."




















(Name) membuka matanya perlahan. Dia merasa ada yang mencoba membangunkannya. Saat membuka mata dia melihat pria bersurai pirang dengan raut panik sedang menatapnya.

".....! ........!!"

"Hei bocah bar bar, Kau tidur apa lari maraton sih? Banyak amat keringetnya" Tanya Zin yang tiba tiba datang.

"(Name), Apa kau yakin tidak sakit?" Tanya Mijin khawatir.

"Kalau kau merasa sudah lebih baik kita ke kantin yuk? Seperti biasa." Ajak Haneul.

JangHyun datang bersama Vasko. "(Name)! Apa kau baik baik saja!?" Tanya mereka berdua serempak.

Pupil (Name) bergetar, Air mata mengalir di pipinya. "Aku.. "

"(Name)."

(Name) mengalihkan matanya pada asal suara. Dengan senyuman dia berkata. "Kau baik baik saja?"

Setelah Hyungseok tersenyum semuanya tiba tiba berubah menjadi hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Hyungseok tersenyum semuanya tiba tiba berubah menjadi hitam. Hanya ada (Name) sendirian.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau tidak merasa kesepian berasa disini sendirian?"

"Kalau ada setan sih takut."

Tidak. Sendiri itu lebih menakutkan daripada setan.

-Lookism Ship The End-

Lookism ShipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang