7

30 2 0
                                    

"semisal lu suka sama temen sendiri, gimana tanggapan lu?" Tanya mala

Bagai menonton film horor yang awalnya sudah degdegan karena lagu lalu tiba-tiba setannya muncul. Itulah perasaan risky sekarang ketika Mala melontarkan pertanyaan.

Tiba-tiba banget nih? Batin risky.

"Ga tau, soalnya gw ga pernah suka sama temen sendiri si" Jawab risky.

"Yakin?"

"Yakin lah, kecuali emang dari awal gw ada niat ngedeketin"

"Berarti lu mengincar salah satu circle detol ya? Lu Deket sama circle detol tuh"

"Detol apaan lagi?"

"Pendek tolol, sebenarnya kontol si cuman yaudah lah ya tolol juga masuk"

"Detol circlenya siapa? Tyas?"

"Iya, kan mereka circlenya pendek semua, ga ada tuh yang lebih tinggi dari gw"

"Bisa-bisanya, kemarin cintol, sekarang detol" ucap risky sambil tersenyum, calon pacarnya ini ada aja idenya.

"Udah jawab lu ngincar siapa?" Tanya Mala kembali ke topik awal.

"Ga ada, karena Tyas pacar Iqbal dan pinter"

"Oh cuman mau dimanfaatkan, bagus anak muda, lanjutkan" Ucap Mala tersenyum sambil menepuk bahu risky.

Tak lama mereka sudah memasuki pekarangan sekolah yang sudah sangat ramai sekali. Untunglah untuk menuju parkiran tidak berdesak-desakan dengan manusia-manusia karena tempat parkirannya ada di bawah gedung, jika masuk pagar tinggal belok kiri deh.

Di pekarangan sekolah sudah banyak stand-stand dagangan yang berdiri, OSIS dan MPK sudah sibuk mengatur para siswa dan siswi.

"Lu ga ngatur?" Tanya risky.

"Ngatur" Jawab Mala.

"Trus kok disini?"

"Ngatur keuangan Mpk" jawab Mala dengan wajah sombongnya.

"Dah ya, bye" Mala pergi meninggalkan risky duluan.

~•••~

Risky sudah selesai tampil dari beberapa jam yang lalu, jika dilihat jamnya sekarang sudah jam istirahat pertama. Risky sedang bolak-balik mencari Mala diantara ratusan manusia.

"Bapak seorang profesor tapi bodoh!" Terdengar suara nyaring dari salah satu tempat membuat hampir seluruh manusia yang mendengar menoleh, mencari asal suara tersebut yang ternyata dari segerombolan mpk dan OSIS.

Disitu terlihat Mala yang sedang maki-maki dengan seorang guru, beberapa anggota MPK dan OSIS juga turut melerai keduanya.

Guru tersebut menampar Mala.

"Jaga bicaramu Martin!" Tegas guru itu yang bernama Aldi.

"Temen saya keracunan dan anda bilang itu hanya kesalahan biasa? Dimana otak anda wahai profesor Aldi yang sangat bijaksana ini" Tanya Mala bahkan tak segan ia mengangkat kedua tangannya dengan maksud menunjuk Aldi.

"Kecelakaan bisa terjadi! Kamu harus tahu kondisi disini juga Martin!"

"Terserah bapak, mending kita urus ke kantor polisi aja. Tenang Abang sepupu saya S2 hukum, S1 psikologi, ga ada apa-apa sama bapak yang seorang profesor" Jawab Mala setelahnya ia pergi meninggalkan kerumunan.

Risky yang melihat Mala pergi meninggalkan kerumunan, langsung ikut meninggalkan kerumunan dan mengikuti Mala yang ternyata pergi menuju UKS.

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang