14

19 1 0
                                    

Setelah perjalanan studytour kemarin, hari ini guru-guru menyuruh anak-anak untuk beristirahat dan mengerjakan tugas yang diberikan saat studytour kemarin.

Di kamar dengan nuansa berwarna biru, terlihat si pemilik kamar yang sedang risau.

Risky adalah si pemilik kamar ini. Dirinya sedang risau lantaran pujaan hatinya tak membalas satupun pesan dan tak mengangkat panggilan teleponnya.

"Aagghhh" Risky berteriak sambil mengacak-acak rambutnya dan duduk di kasur.

Dirinya tambah marah ketika dengan sengaja pujaan hatinya menolak panggilannya dan malah mengirim pesan kepada group anak kelasnya.

"Sial! Maunya apa si!" Umpat risky menatap layar handphonenya.

Disitu terlihat Mala mengirim pesan panjang untuk jawaban tugas studytour mereka, bahkan Mala juga membalas komentar dari anak-anak tapi dia tidak membalas chat dari risky.

Saat ingin menelpon Mala kembali, risky dikagetkan dengan ketukan pintu kamarnya.

"Assalamualaikum Gus" Panggil seseorang didepan pintu kamarnya.

Risky membuka pintu kamarnya "Waalaikumsalam" Jawab risky.

"Punten Gus tadi umi nelpon nyuruh Gus untuk ke pesantren sekarang" Ucap orang itu.

"Iya, saya siap-siap dulu" Jawab risky.

"Nggeh Gus, assalamualaikum" Akhir orang itu lalu pergi dari depan kamar risky.

"Waalaikumsalam" setelahnya risky kembali memasuki kamarnya

Risky mengacak-acak rambutnya lagi dia melempar bantal ke sembarang arah dan berakhir mengenai meja belajarnya.

Risky tak peduli, ia pergi ke kamar mandi untuk mandi dan menenangkan pikirannya.

Selesai mandi, risky memakai jubah dan pecinya lalu mengambil sepeda dan menuju ke pesantren yang sekarang diurus oleh ubahnya dengan sepeda miliknya.

Jarak rumah dan pesantren tidak terlalu jauh, hanya beda gang saja mungkin. Risky memang selalu tinggal di rumah dibanding pesantren kecuali ada hal yang mengharuskan risky menginap di pesantren.

Saat sudah memasuki wilayah pesantren, para santri putra dan santri putri menunduk hingga risky melewati mereka.

Risky menaruh sepedanya lalu memasuki rumah yang berada di dalam pesantren itu.

"Assalamualaikum" Sapa risky memasuki rumah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab semua orang yang mendengar salam risky.

Risky menghampiri ubahnya yang sedang membaca Al Qur'an di sofa ruang tamu bersama umahnya.

"Sini a, umah sama ubah mau ngomong sama AA" Ucap

Ruqayya Zulaikha sayyid adalah umah dari risky dan kerap dipanggil Zulaikha atau umi Aya.

"Ada apa umah?" Tanya risky duduk disamping umahnya.

"Jadi gini, ada temen ubah yang ingin menjodohkan putrinya dengan AA, nanti AA bisa berkenalan dulu dengan putrinya baru AA memutuskan" Ucap Zulaikha.

"Maaf umah... Abah... Tapi risky masih SMA, dan risky belum menginginkan memiliki istri" Jawab risky dengan sopan.

"Kamu lihat dulu putrinya risky, baru kamu putuskan" Ucap Zulaikha.

"Benar itu risky, anak teman ubah cantik, Sholehah pula" Lanjut kenzi.

"Risky saja tahun depan masih harus lanjut naik ke kelas dua belas, masa risky sudah harus menikah?" Ucap risky.

"Menikah kan salah satu ibadah kepada Allah SWT" Ucap kenzi.

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang