30

12 1 0
                                    

"sayang..." Panggil risky naik ke atas kasur yang dimana ada Mala yang sedang merakit Lego.

"Hmm" Jawab Mala.

"Kamu ga sayang aku ya?" Tanya risky dengan memanyunkan bibirnya.

Mala diam beberapa saat sambil fokus merakit "apalah datang-datang nanya gitu, sana mandi" Usir Mala karena memang risky yang baru saja pulang dari kantor.

Risky tak menjawab, ia mengambil meja yang diatasnya sudah banyak sekali Lego yang berserakan secara perlahan dan ia taruh di bawah.

Hal itu tentu saja membuat Mala mengamuk karena acara me time nya diganggu oleh kekasihnya sendiri, sungguh menyebalkan.

Setelah menaruh Lego Mala dengan aman, risky langsung mengungkung tubuh Mala dan hal itu sangat membuat Mala terkejut tentu saja.

Bisa Mala tebak yang ada di otaknya hanya satu, bahwa risky menginginkan mereka berhubungan badan.

Mala masih ragu dengan itu karena mereka berhubungan badan terakhir ketika satu hari sebelum menemukan Joon, bahkan dihari itu sebelum Mala menyerahkan tubuhnya risky memperkosanya.

Apakah hal itu akan terjadi lagi?

Risky yang melihat respon Mala hanya diam dan kaku membuat risky kebingungan hingga bayangan masa lalu ketika dirinya sangat terobsesi ingin memiliki Mala muncul.

Dulu dirinya ketika mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Mala, dirinya malah kasar dan melecehkan Mala, untung saja sekarang Mala tetap bersamanya tetapi itu membuatnya merasa bersalah.

"Maaf..." Ucap risky sambil menunduk dan bangkit dari atas Mala menjadi bersandar pada sandaran kasur.

"Maaf malam itu mungkin membuatmu sangat ketakutan, maaf aku malam itu aku sangat kasar padamu, maaf-"

"Tidak apa" Jawab Mala cepat memotong ucapan risky lalu ia merapihkan tidurnya dengan membelakangi risky.

Risky tak menjawab lagi, mereka berdua sama-sama diam dengan pikiran masing-masing hingga tiba-tiba saja risky bangkit dari kasur dan berlutut di lantai menghadap Mala, hal itu tentu saja membuat Mala terkejut dan langsung kembali duduk sambil menatap risky yang berlutut.

"Maaf buat kamu sakit waktu itu, maaf udah maksa kamu, maaf udah lecehin kamu, maaf selalu kasar sama kamu, maaf... Maaf aku ga bisa sebutin kesalahan aku semuanya... Maaf... Maaf... Dulu aku selalu maksa kamu" Ucap risky terbata dengan bahu yang bergetar.

Risky menangis. Ia menundukkan kepalanya dengan air mata yang mengalir deras karena perasaan bersalahnya hingga ia bingung bagaimana caranya meminta maaf karena otaknya benar-benar kosong setelah mengingat kejadian itu.

Mala ikut berlutut di hadapan risky lalu memeluk risky menenangkan anak itu sambil mengusap-usap punggung risky.

"Kamu balas aja aku, kamu lecehin aku kayak yang pernah aku lakuin ke kamu, kamu pukul aku, siksa aku, aku ikhlas asal kamu maafin aku, aku benar-benar lupa, maaf... Aku maafnya telat maaf"

Mala tak menanggapi ucapan risky, ia masih berusaha menenangkan risky di pelukannya.

Bojong kalau Mala tidak sakit, bohong kalau Mala tidak marah, bohong kalau Mala sudah lupa akan kejadian itu.

Mala masih mengingat dengan jelas pertama kalinya, orang yang di pelukannya melecehkannya hanya karena ia terobsesi olehnya.

Mala masih mengingat jelas saat di kamar mandi hotel tempat dirinya studytour, gudang belakang sekolah, dan kamar apartemennya. Mala masih mengingat semuanya.

Walau begitu, pada saat itu 40% nya Mala juga menyukai laki-laki di pelukannya hanya karena perilakunya kepadanya dan kenyataan bahwa dirinya adalah seorang gay.

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang