15

36 2 0
                                    

Hari ini sudah kembali sekolah, anak-anak kelas 11 terlihat lagi di pekarangan sekolah setelah menjalankan studytour termasuk risky yang datang ke sekolah menggunakan mobil.

Hari ini dirinya telat bangun karena lupa menyalahkan alarm, alhasil dirinya ke sekolah harus menggunakan motor namun motornya dipakai oleh ubahnya, mau tidak mau risky ke sekolah membawa mobil milik ubahnya.

Sebelum sampai ke kelas, risky melihat Mala yang berjalan di lorong kelas menuju kelas mereka yang berada dilantai atas.

Risky berlari menghampiri mala, saat sudah dekat risky langsung menarik Mala menuju gudang yang berada di belakang sekolah.

Mala yang kaget tiba-tiba ditarik tentu saja berontak namun dirinya kesulitan menyamakan langkah kakinya dengan risky.

Risky menutup pintu gudang lalu mendorong Mala agar terduduk di kursi kayu sekolah yang memang ada disitu walau sudah banyak coretan dan rapuh.

"Apa? Kenapa? Mau cari masalah? Kalau ga penting jangan kayak gini!" Ucap Mala menatap risky.

Risky menarik nafasnya, berusaha menetralkan emosinya dulu.

"Kamu ga punya tangan atau buta sampai ga bales chat saya?" Tanya risky

"Lah lu siapa? Wajib banget gw bales chat lu" jawab Mala dengan remeh.

Risky menatap tajam Mala, cengkraman tangan risky dipundak Mala semakin kencang membuat Mala kesakitan.

Mala memukul-mukul tangan-tangan risky yang berada di pundaknya tetapi risky tak menarik tangannya sama sekali dari pundak Mala membuat Mala langsung menggigit tangan kiri risky.

Risky meringis kesakitan, menjauhkan dirinya dari Mala sambil memegang tangannya yang bekas digigit Mala.

Mala segera berdiri lalu pergi meninggalkan risky. Belum sempat pintu gudang Mala sentuh, risky langsung menggendong Mala bak karung beras.

Mala tak tinggal diam, ia memberontak bahkan mengadukan kepalanya dengan kepala risky dengan keras membuat risky meringis.

Risky melempar Mala ke kursi yang tadi Mala duduki, mengungkung mala yang terjatuh duduk akibat benturan keras tadi. Mala ingin menangis tapi ia bisa mengalihkan suasana hatinya yang ingin menangis.

"Bisa nurut?" Tanya risky memegang dagu Mala.

Mala melotot ke risky, ia tak takut, sungguh.

"Ga! Lo bukan siapa-siapa gw!" Jawab Mala lalu ia mendorong risky dengan sekuat tenaga namun sayang risky lebih dulu menggigit lehernya hingga berdarah.

"Aagghhh anjing lah ngentot" Umpat Mala menarik rambut risky lalu menendang selangkangan risky membuat risky mundur.

Saat sudah berdiri, Mala menendang dada risky namun risky menahannya dan menarik kaki Mala hingga Mala jatuh di dekapannya. Tanpa pikir panjang risky langsung mengungkung tubuh Mala.

Risky tahu bahwa Mala pasti akan tetap memberontak akhirnya ia menaruh lututnya tepat di selangkangan Mala.

Risky mengeluarkan pisau dari sakunya lalu menaruhnya tepat diatas kepala Mala sambil menyeringai.

Setelahnya risky mengeluarkan dasi hitam yang berada di satu sakunya lagi dan mengikat tangan Mala mengenakan dasi itu di atas kepala Mala. Mala dapat merasakan pisau itu yang bisa menusuk kepalanya, namun Mala jelas akan berontak tetapi lehernya dipegang oleh risky membuat Mala kembali diam.

"Diam lah kepalamu bisa terluka" ucap risky kembali melanjutkan mengikat tangan Mala.

Mala masih menatap risky dengan pandangan amarah, sungguh ia sangat marah, kesal, benci, sakit, semuanya menjadi satu.

Risky mengambil pisau itu lalu ia masukan lagi ke kantongnya. Risky berdiri lalu membantu Mala berdiri.

Mala diam, menatap risky dengan nafas tersengal. Walau dengan tangan yang diikat, Mala berlari ingin menjauhi risky namun sayang, risky lebih dulu menahannya.

"Mau kemana? Lo udah ga bisa kemana-mana lagi" Ucap risky menahan tangan Mala dan memegang kedua pipi Mala agar menatapnya.

"Suka-suka gw lah, Lo siapa? Cowok kok baperan, gay lagi" ucap Mala lalu meludahi wajah risky, ia terinspirasi dengan film yang baru saja beberapa hari yang lalu ia tonton.

Risky semakin mengeratkan pegangan di lengan Mala dan juga pipi Mala. Bukannya takut, Mala malah menunjukkan ekspresi menantang lalu menendang selangkangan risky membuat risky mundur lalu Mala berlari meninggalkan risky.

Risky mengelap ludah Mala yang berada diwajahnya lalu ia menjilat tangan yang bekas mengelap ludah Mala diwajahnya sambil menunjukkan seringainya.

Mala berlari di lorong kelas dengan tangan terikat, tujuan saat ini adalah kantin.

Ketika merasa risky sudah tak mengikutinya, Mala berjalan cepat, ia tak berlari lagi.

"Tante, aku ambil Nescafe ice black sama roti coklat ya" Ucap Mala sambil menaruh uang nya.

"Iya tong" Jawab penjual itu.

Mala duduk di kursi, bersandar di kursi itu setelahnya ia diam tak melakukan apapun. Ia tak berniat membuka ikatan itu walau ia tahu cara melepasnya karena jujur saja tenaganya sudah habis.

Tak lama guru pembina osis nya datang menegur Mala bersama dua orang yang Mala tahu mereka anggota OSIS dan MPK yang sedang piket lingkungan.

"Mala, kok kamu disini? Gimana si kamu kan mpk? Contoh yang bagus dong" Tegur pembina OSIS itu.

"Maaf pak, tadi saya ada problem sama orang. Saya juga ga tau orang itu ada masalah apa sama saya, ini aja tangan saya di iket gini pak" Ucap Mala menunjukan tangannya yang diikat.

"Siapa dia? Kamu langsung lapor ke bapak, jangan nongkrong disini"

"Niatnya gitu pak, tapi tubuh saya lemes banget pak. Makannya saya milih ke kantin dulu, maaf ya pak"

"Eumm gimana si kamu! Ini sudah masuk, harusnya kamu masuk kelas dulu" Ucap pembina OSIS melihat Mala yang masih membawa tasnya.

"Iya pak maaf, tadi emang saya baru mau masuk kelas eh udah ditarik ke gudang kursi sama meja pak"

"Mukanya pucet itu pak" Ucap salah satu siswi yang ikut dengan pembina OSIS itu.

"Iya pak, itu ngos-ngosan banget, kayak cape banget" Sahut siswi satu lagi yang ikut dengan pembina OSIS itu.

"Yaudah kamu istirahat disini dulu, nanti saya telpon PMR untuk jemput kamu" ucap pembina OSIS.

"Iya pak, makasih ya pak" Jawab Mala.

"Iya sama-sama. Kamu makan rotinya dulu itu, saya sama yang lainnya mau cek gudang belakang" Ucap pembina itu lalu pergi meninggalkan Mala.

Mala hanya mengangguk bahkan dua siswi tadi yang menyemangati Mala hanya Mala balas anggukan kepala dan senyuman.

Mala segera melepas ikatan ditangannya namun karena tenaganya sudah habis dirinya tak bisa melakukan itu, alhasil dirinya bersandar lagi di kursi sambil memejamkan mata.

Terlihat saat memejamkan mata, airmata keluar dari kelopak mata Mala. Ya, mala menangis.

Sakit sekali rasanya dibanting oleh orang yang kita sayang, tapi Mala tak mau ia terlalu jatuh hati ke risky karena mau bagaimanapun hubungan seperti itu dilarang dalam agama mereka.

Bahkan Mala juga masih tak bisa menerima bahwa dirinya dilecehkan saat studytour kemarin oleh risky walau ujung-ujungnya di terima juga karena dirinya tidak mau orang yang ia sayang dirinya cap sebagai peleceh.

Air mata deras turun membasahi pipi Mala, nafasnya tersengal, tenggorokannya sakit, dan dadanya lebih sakit saat ia berusaha menahan tangisannya.

Mala sempat membuka matanya untuk menatap ikatan ditangannya karena dirinya benar-benar lapar saat ini namun dirinya kembali memejamkan mata.

09-JUNI-2024

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang