16

26 2 0
                                    

Risky datang dengan borgol, ia memborgol kedua kaki Mala lalu berdiri diantara dua kaki Mala, mengalungkan tangan Mala di lehernya dan menggendong Mala dengan gaya koala.

Mala yang merasa dirinya diangkat langsung membuka matanya dan wajah yang ia lihat adalah wajah ngeselin milik orang yang lagi ia hindari saat ini.

Sedangkan oknumnya malah mengecup kedua kelopak mata Mala secara bergantian.

"Maafin iky. Jangan nangis lagi, oke?" Ucap risky sambil mengusap-usap punggung Mala.

Mala segera berontak namun ia merasa kakinya seperti diikat dan benar saja, kakinya diikat, lebih tepatnya diborgol.

"Ssstt udah, nurut ya? Kita jelasin di apartemen kamu" Ucap risky kembali mencium bibir Mala lalu mengambil roti dan minuman Mala setelahnya ia melangkahkan kakinya.

"Cogil lu ya?" Tanya Mala sambil menatap tajam risky.

Risky diam, ia takut saat menjawab malah membuat Mala semakin memberontak.

"Eh bentar, emang lu tau apartemen gw?" Tanya Mala.

"Aku tau semua tentangmu babe" Jawab risky masih terus melangkahkan kakinya yang Mala tak tahu ingin dibawa kemana.

Mala juga sudah tidak menangis lagi, dirinya gengsi nangis didepan orang lain walau kenyataannya dadanya masih sangat nyeri akibat menahan tangis.

"Apa ga aneh orang-orang ngeliat cowok sama cowok gendongan?" Tanya Mala lagi.

"Kan mereka udah masuk kelas" Jawab risky.

Mala berdecak "terserah lu lah" final Mala yang tak peduli risky akan membawanya kemana, ia lebih memilih memejamkan matanya.

Risky membawa mala ke mobil miliknya. Risky membuka kunci pintu mobilnya lalu membuka pintu pengemudi mobil lalu langsung masuk dan duduk di kursi itu.

Risky sedikit memundurkan jok mobilnya, lalu sandaran mobilnya ia turunkan juga agar Mala tetap nyaman dipangkuannya.

Mala terbangun, mengucek matanya dengan punggung tangan.

"Mau duduk situ aja" Pinta Mala ingin duduk di kursi samping risky.

"Tidak" Jawab risky.

"Ish kaki Mala ga nyaman" rengek Mala lalu menarik tangannya yang tadi berada di pundak risky agar ia bisa bersandar ke stir mobil.

Risky merogoh saku celananya, mengeluarkan kunci yang lalu ia berikan ke Mala.

"Buka lah" Titah risky.

Mala segera mengambil kunci itu lalu berusaha membuka borgolnya sendiri dengan tangan yang masih diikat.

Akibat dari pergerakan Mala, junior risky terbangun, membuat risky mati-matian menahannya. Sedangkan pelakunya masih sibuk berusaha membuka borgol dikakinya.

"Ga bisa" Ucap Mala lalu bersandar di stir mobil sambil cemberut memikirkan cara lain untuk membuka borgol tersebut.

"Ah iya, bentar" Mala memberikan kembali kunci borgol itu lalu Mala membuka ikatan ditangannya.

Sekarang energi Mala sudah mulai terisi walau tidak sepenuhnya jadi dia bisa membuka ikatan ditangannya.

Saat Mala mulai sibuk membuka ikatan dasi ditangannya, risky yang melihat itu mengeraskan rahangnya karena melihat Mala ternyata bisa membuka ikatan ditangannya sendiri.

"Nah, kan enak. Sini kuncinya" pinta Mala menengadahkan tangannya sambil menatap mata risky.

Mala menyadari risky menatapnya tajam tapi dirinya tak peduli karena ia merasa ia tak melakukan kesalahan apapun hanya menuruti perintah risky.

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang