Setelah menempuh perjalanan hampir 12 jam, kini keluarga kecil itu telah sampai di Amerika Serikat untuk merayakan natal bersama keluarga Mala sekaligus untuk menyenangkan Joon yang ingin melihat salju dan sinterklas.
Joon memekik girang saat melihat salju disekitarnya. Sambil memegang tangan risky, Joon berjalan sambil melompat-lompat kecil.
"Waahh sinterklas pah, pih" Ucap Joon sambil menunjuk hiasan sinterklas.
Kebetulan di bandara ini dihias dengan tema natal, jadi banyak sekali warna merah di sekitar bandara ini.
"Banyak sekali sinterklas disini" Ucap Joon kagum saat sudah memasuki gedung bandara.
Risky dan Mala hanya tersenyum dan terkekeh menanggapi ucapan Joon yang sangat antusias melihat hiasan-hiasan natal.
"Pipih!" Panggil Joon tiba-tiba.
"Iya sayang?" Tanya Mala.
"Lihat! Ada kereta sinterklas" Ucap Joon menunjuk kereta sinterklas yang ada beberapa anak yang sedang bermain dan berfoto disana.
"Ade mau kesana?" Tanya Mala dan Joon mengangguk antusias.
"Kita kesana setelah mengambil koper kita, oke?" Ucap risky dan Joon mengangguk sambil menunjukkan jempol tangannya yang bebas dan terbalut dengan sarung tangan tebal.
Pakaian yang dikenakan Joon benar-benar tertutup dari atas hingga bawah yang terlihat hanya mata Joon saja karena hidung dan mulut Joon juga tertutup oleh syal yang ia kenakan.
Risky dan Mala berusaha membuat Joon tidak kedinginan dan tetap hangat supaya Joon tetap bisa menikmati liburannya.
Mala dan Joon menunggu risky mengambil koper mereka menggunakan troli yang disediakan pihak bandara.
Mala selalu memeluk Joon. "Pipih kenapa?" Tanya Joon.
"Dingin" Jawab Mala.
"Ade ga dingin kok" Ucap Joon.
"Iya, sarung tangan pipih kan di koper" Ucap Mala.
"Pipih si lupa" Mala hanya membalas dengan senyuman.
Tak lama risky datang dengan troli, kali ini barang bawaan mereka lebih banyak dari sebelumnya.
Joon segera berlari menghampiri risky disusul Mala dibelakangnya dengan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Papah!" Panggil Joon.
"Iya sayang" Jawab risky.
"Tangan pipih kedinginan" Adu Joon sambil menunjuk Mala setelah berada di dekat risky.
"Oh ya?" Tanya risky sambil menggendong Joon dan menaruh di tempat duduk anak yang ada di troli.
"Iya pah, tadi pipih bilang sendiri kok" Jawab Joon.
"Dingin banget" Ucap Mala disamping risky.
"Tuh kan" Ucap Joon yang mendengar.
Risky memeluk Mala "kan sudah dibilang bawalah sarung tangan yang lebih tebal" Ucap risky.
"Aku lupa membawanya dan hanya membawa yang ini" Jawab Mala.
Risky melepaskan pelukannya lalu membuka sarung tangannya dan ia pasangkan ke tangan Mala.
Setelahnya risky kembali memeluk Mala lalu mencium puncak kepala mala.
"Ade ingin memeluk pipih juga" Ucap Joon merentangkan tangannya dan menggoyangkan kakinya.
Risky dan Mala saling nengok lalu risky kembali memeluk Mala, mengabaikan Joon.
Joon melihat itu merengek, lalu Mala segera melepaskan pelukan risky dan memeluk Joon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Yang Berbeda
RandomBook3 Kisah seorang pria yang mengejar cintanya yang berawal bertemu di pasar dan untungnya dia mengingat nama orang yang dicintainya. Pria itu terus mencari informasi tentang orang yang dicintainya kepada sahabatnya yang ternyata orang yang dicint...