23

10 0 0
                                    

Pagi-pagi sekali keluarga kecil itu sudah ada di bandara internasional. Keluarga kecil itu sedang menunggu pesawat mereka.

"Ngantuk serius" Ucap Mala bersandar di bahu risky.

"Tidur aja nanti aku gendong" Ucap risky.

"Ga boleh! Papah gendong Ade aja" Tolak Joon dipelukan risky.

"Ade kan bisa duduk di koper" Ucap Mala.

"Ga mau!" Tolak Joon lalu mendorong Mala agar tak dekat-dekat dengan risky.

"Papah punya pipih" Ucap Mala memeluk risky.

"Tidak!" Teriak Joon.

"Heyy sstt" Tegur risky mendengar Joon teriak.

Mala menggendong Joon, menurunkan Joon agar tak berada dipangkuan risky lalu pergi kepangkuan risky dan memeluk risky tak lupa ia juga menjulurkan lidahnya ke Joon.

Joon akhirnya terduduk di lantai dan menangis sambil menghentakkan kakinya ke lantai bahkan ia juga sampai tiduran di lantai dan berguling-guling.

Risky segera bangkit namun ditahan Mala. Mala juga ikut merengek dan hampir menangis.

Risky kebingungan dan menatap mata Mala seperti ada yang berbeda sebelum akhirnya ia melihat bibir Mala yang pucat.

Risky mengecek suhu tubuh Mala dengan punggung tangannya di dahi Mala dan betapa terkejutnya yang risky rasakan bahwa tubuh Mala sangat panas.

"Sayang?" Risky terkejut dan langsung memegang seluruh wajah Mala untuk memastikan lagi.

Mala berdengung sambil memajukan bibirnya.

Risky membawa mala ke pelukannya, Mala juga langsung mencari posisi nyaman.

Risky memanggil Joon dengan lembut, untung Joon langsung menengok dan berhenti merengek.

"Eumm kenapa pah? Papah ga sayang ade?" Tanya joon sambil duduk.

"Sini duduk" Titah risky dan Joon langsung mengikuti.

Risky menyuruh Joon memegang dahi Mala "loh pipih kenapa pah? Kok panas badannya?"

"Pipih lagi auh, Ade jangan nakal ya? Ade ga kasian sama pipih?" Tanya risky.

"Ade sayang pipih, Ade sedih pipih auh" Ucap Joon sambil memanyunkan bibirnya hampir menangis.

Risky memeluk Joon menenangkan Joon "pipih jangan Auh ya" Ucap Joon memeluk Mala.

Mala diam saja dan malah merengek karena merasa kepalanya seperti berputar.

"Kita pulang ya" Final risky lalu bangkit dan menggendong Mala ala koala.

Mala hanya berdengung.

Risky menyuruh Joon untuk duduk di koper sambil memegangi satu koper lagi. Kebetulan mereka membawa tiga koper besar dan risky hanya bisa memegang dua koper dengan satu tangan Al hasil ia menyuruh Joon untuk menarik koper satunya sambil duduk di koper lain.

Sebelum pulang risky mampir ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Mala. perjalanan dari mobil menuju ruang tunggu risky menggendong dua bayi, satu bayi besar dan satu balita.

Saat diperjalanan menuju pendaftaran ia tak sengaja bertemu dengan teman ayahnya yang kebetulan juga seorang dokter yang bertugas di rumah sakit itu alhasil Mala langsung bisa mendapatkan pemeriksaan dan kebetulan juga saat itu tidak ada pasien prioritas.

"Terima kasih om" Ucap risky sambil menyalami teman ayahnya itu setelah menjelaskan kondisi Mala.

"Sama-sama sampaikan salam om sama ayahmu ya" Jawab dokter itu.

Langkah Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang