Selama perjalanan risky berusaha menyamankan posisi tidur Mala, karena Mala sering kali mengubah posisi tidurnya membuat risky berusaha agar Mala tetap mendapatkan posisi tidur nyamannya dan tidak terbangun.
Sesekali risky juga ikut tertidur namun kembali bangun karena suara anak-anak atau karena pergerakan Mala.
Beberapa jam telah berlalu, mereka semakin dekat dengan tujuan mereka. Guru mulai membangunkan anak-anak menggunakan pengeras suara.
Risky membangunkan Mala yang tidur di dadanya dengan menepuk pelan pipi Mala. Mala membuka matanya namun bukannya bangun, dirinya malah menyembunyikan wajahnya di ketiak risky.
"Mala, bangun yuk" risky mengangkat wajah Mala dihadapannya.
Mala mulai membuka matanya perlahan.
"Sebentar lagi sampe" Ucap risky.
Mala diam, ia kembali bersandar di kursinya lalu membuka selimut yang tadi menutupi tubuhnya.
"Nanti kita makan dulu, kalian yang tertib. Jangan lupa pakai nametag nya, jangan lari-larian di luar masih hujan. Setelah makan kita baru ke hotel dan selebihnya kalian bebas mau kemana aja untuk menjawab kertas yang nanti dibagikan, paham?" Ucap guru tersebut.
"Paham Bu" Jawab anak-anak dalam bus serempak.
"Pakai Hoodie aja, diluar hujan" Ucap risky memakaikan Mala Hoodie milik Mala sendiri yang tadi ditaruh di bagasi atas.
"Badan gw sakit" Ucap Mala.
"Sini gw pijitin" Ucap risky namun Mala menolak.
Mala mengumpulkan nyawanya dengan memandang keluar jendela, menikmati indahnya kota Jogja hingga bis berhenti disebuah restoran.
Anak-anak satu persatu keluar dari bis, begitu juga risky dan Mala. Risky memakaikan topi miliknya ke Mala karena kondisi cuaca yang sedang gerimis ditambah suhu yang dingin.
"Mau itu" Ucap Mala melihat penjualan es coklat.
"Hujan" Peringat risky.
Mala cemberut.
Tak lama ia menemukan dapa dan Pavel lalu mereka berempat berjalan menuju dalam restoran lalu mulai mengambil makanan.
Sistemnya memang seperti prasmanan, untuk guru ada ruang tersendiri atau diruang VIP. Sedangkan anak-anak diruang biasa tetapi bisa menggunakan lantai atas, namun ngambil makanannya tetap dilantai bawah.
Risky dkk memilih dilantai bawah saja karena melihat tangga menuju lantai atas yang sudah padat orang.
"Satu... Dua..." Mendengar aba-aba risky dkk langsung bergaya, lebih tepatnya hanya dapa dan Mala yang bergaya kepada fotografer.
Setelahnya mereka mulai makan.
"Anjir pait" Umpat dapa ketika tak sengaja memakan pare yang ada di sayur.
"Gw masih trauma sama terong padahal gw ngiranya daging" Jawab Mala yang beda jauh sekali dengan apa yang dialami dapa.
"Makan lengkuas di rendang" Ucap Pavel.
"Eh iya Cok!" Ucap dapa.
"Gw pikir daging pas dimakan ga enak" lanjut risky.
"Perkedelnya enak" Puji Mala.
"Si Mala baru bangun ya?" Tanya dapa dan risky mengangguk.
"Pantes ga nyambung" Ucap dapa.
"Hah? Kenapa?" Tanya Mala dan dapa menggeleng.
Mala duluan menyelesaikan makannya setelahnya risky lalu Pavel.
Sambil menunggu dapa, mereka bertiga menilai rasa makanan dan pengalaman ga enak ketika makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Yang Berbeda
RandomBook3 Kisah seorang pria yang mengejar cintanya yang berawal bertemu di pasar dan untungnya dia mengingat nama orang yang dicintainya. Pria itu terus mencari informasi tentang orang yang dicintainya kepada sahabatnya yang ternyata orang yang dicint...