16. Mama minta cucu

556 24 0
                                    

Arsenio telah menyelesaikan rapatnya pada pukul sebelas siang dan segera menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk agar nanti dirinya tidak pulang terlalu malam. Bimo yang akan menyerahkan beberapa dokumen pada Arsenio, dibuat terkejut dengan kedatangan seorang wanita hamil yang sempat tidak ia temui beberapa bulan ini.

Bimo mempercepat langkah kakinya ketika melihat wanita itu hendak membuka pintu ruangan Arsenio. Dengan cepat pria itu menegurnya pelan membuat wanita hamil itu menoleh dan mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

"Mbak Kanya!" panggil Bimo.

"Bimo? Kebetulan kamu di sini. Arsen, ada?" tanya Kanya dengan ramah.

"Pak Arsen sedang sibuk dan tidak bisa diganggu, Mbak. Kalau boleh saya tahu, Mbak Kanya sedang apa di sini?"

Bimo sangat mengenali wanita yang tengah berbicaranya dengannya saat ini. Dia adalah Kanya, wanita yang pernah memberikan cinta serta luka kepada atasannya hingga sebuah kata talak terucap di malam setelah pernikahan mereka. Bimo menyaksikan sendiri bagaimana Atasannya terlihat sangat hancur karena rumah tangga yang pernah diimpikan musnah di hari bahagianya. Bimo sebagai asisten sekaligus sekretaris Arsenio tentu saja ikut merasa kecewa dan juga marah pada wanita itu.

"Saya mau ketemu sama Arsen, Bim. Tolong, ya, biarkan saya masuk menemui dia di dalam," kata Kanya dengan suara pelan.

Bimo menggeleng cepat. Menolak permintaan Kanya yang menurutnya sangat konyol. "Tidak bisa, Mbak. Meskipun Mbak Kanya memohon, saya tidak akan mengizinkan Mbak menemui Pak Arsen. Sudah cukup rasa sakit atas pengkhianatan yang Mbak berikan ke beliau, lebih baik sekarang Mbak Kanya pulang saja. Lagi pula Pak Arsen sudah menikah, beliau sudah menemukan kebahagiaannya saat ini. Jadi, jangan berharap bisa mengusik hidupnya kembali."

"A-apa? Arsen sudah menikah? Bagaimana bisa?" tanya Kanya dengan lirih. Matanya terlihat memerah dan berkaca-kaca setelah mendengar berita yang disampaikan oleh Bimo padanya.

Bimo tampak gelagapan. Ia terlalu menggebu untuk mengusir Kanya sehingga melupakan rahasia yang seharusnya ia jaga. Padahal ia sudah berjanji pada Arsenio bahwa dirinya akan menjaga rahasia pernikahannya karena istrinya masih belum ingin mempublikasikan hubungan keduanya.

"Iya! Jadi, lebih baik Mbak Kanya pulang saja. Sudahi niat Mbak untuk kembali mengusik kehidupan Pak Arsen karena beliau sudah bahagia sekarang!" tandas Bimo yang sudah kepalang tanggung membocorkan rahasia pernikahan atasannya.

Kanya mengusap air mata yang Kini membasahi pipinya. Tanpa berpamitan, wanita itu mulai melangkah pelan meninggalkan Bimo yang sedang melongo menatap kepergiannya.

"Loh, kirain mau maksa masuk," gumam Bimo kemudian memilih untuk menyusul Kanya ke lantai dasar karena khawatir wanita itu akan membuat ulah di sana.

***

Ara berjalan menghampiri meja resepsionis untuk menanyakan ruang kerja Arsenio. "Permisi, Kak. Ruangan Pak Arsenio di lantai berapa, ya?" tanya Ara dengan ramah, pada seorang wanita di balik meja resepsionis.

"Mohon maaf, Nona. Apa Anda sudah membuat janji dengan Pak Arsen? Karena jika belum, mohon maaf sekali. Saya tidak bisa memberitahu karena saya tidak mendapatkan pesan apa pun dari Pak Arsen maupun Pak Bimo," terang wanita itu.

Ara mendesah pelan. Niatnya ingin memberikan kejutan untuk Arsenio malah dibuat sulit karena tidak diperkenankan untuk menemui pria itu karena dirinya tidak memiliki janji. Salahnya juga, karena tidak ingin mempublikasikan statusnya sehingga ia dianggap orang asing di sana.

"Saya belum memiliki janji, Mbak," jawab Ara lesu. Karena tidak memiliki izin, akhirnya gadis itu segera mengucapkan terima kasih dan meninggalkan meja resepsionis dengan langkah gontai.

Secret Marriage [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang