Pagi sekali Arsenio telah selesai menyiapkan air mandi untuk istrinya. Padahal kondisi telapak tangan Ara saat ini sudah jauh lebih baik karena seharian kemarin sang mama dengan telaten memberikan salep pada telapak tangannya dan juga mengatur jadwal minum obatnya. Namun, Arsenio yang merasa bersalah karena terlambat mengetahui keadaan istrinya pun dengan sigap membantu wanita itu untuk segera membersihkan diri.
Semalam pria itu berulang kali meminta maaf karena selama di kantor dirinya tidak menghubungi Ara sama sekali sehingga ia tidak mengetahui kemalangan yang menimpa istrinya. Begitu juga dengan Ara yang sebenarnya memang tidak ingin memberitahu Arsenio karena khawatir pria itu tiba-tiba pulang padahal pekerjaannya di kantor sangat padat. Padahal sang mama telah meminta dirinya untuk menghubungi Arsenio supaya pria itu tidak kaget melihat keadaan istrinya. Namun, Ara yang merasa dirinya baik-baik saja, tentu saja menolak dan memilih untuk beristirahat siang.
Arsenio keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak segar. Setelah mengeringkan rambutnya, pria itu menghampiri Ara yang tengah menatapnya dengan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. “Air mandinya sudah siap. Mau mandi sekarang? Ayo saya mandikan!” ajak Arsenio kemudian duduk di pinggiran kasur di samping sang istri.
“Tangan saya cuma melepuh sedikit, Mas. Ngapain dimandiin segala. Saya udah gede jadi bisa mandi sendiri!” kata Ara kesal. Ia tidak menyangka Arsenio akan berkata frontal seperti itu karena sejauh yang ia tahu, Arsenio tipe seorang laki-laki yang dingin dan cuek dengan wanita.
“Sekarang kamu lagi sakit, Ara … jadi biarkan suamimu ini yang mengurusmu. Jangan menyusahkan mama sama papa,” tegur Arsenio pada sang istri.
Ara memicingkan matanya, ia merasakan hawa tidak mengenakan dari tatapan suaminya. “Alah … paling juga modus pakai acara mau mandiin segala. Ya ampun! Ternyata suamiku pinter modus juga!” pekik Ara kemudian segera turun dari atas kasurnya dan berlari menuju ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras.
“Oh, iya, Mas. Makasih buat air mandinya!” celetuk Ara yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya di antara pintu kamar mandi yang sedikit terbuka.
Arsenio mengangguk, dua detik kemudian pria itu terkekeh geli melihat istrinya yang sedang malu malu kucing. Sambil menunggu Ara selesai mandi, pria itu memutuskan untuk segera mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja. Hari ini Arsenio ada jadwal mengajar sehingga pagi ini dirinya bisa sedikit bersantai sambil menunggu sang istri selesai mandi. Setelah menunggu hampir dua puluh menit, Ara tampak keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe. Ara pikir Arsenio sudah lebih dulu keluar dari kamar sehingga gadis itu dengan tenang keluar dari kamar mandi sambil bersenandung riang dengan sedikit gerakan kecil menggoyangkan pinggulnya. Tanpa gadis itu sadari jika Arsenio tengah memperhatikan dirinya sedari tadi dengan intens tanpa berkedip sama sekali.
“Lama sekali, mandinya,” tegur Arsenio membuat Ara langsung mematung. Gadis itu kemudian menoleh ke arah Arsenio yang tengah duduk tenang di atas sofa dengan tatapan tertuju ke arahnya.
“Aakhh!” Ara menjerit kuat karena tidak menyangka jika Arsenio masih di dalam kamar. Dengan terburu-buru, Ara berlari kembali masuk ke dalam kamar mandi.
“Dasar suami mesum!” teriaknya dari dalam kamar mandi.
Arsenio menatap arlojinya, pagi ini ia menghabiskan waktunya hanya untuk mendengar suara melengking dari istrinya. Karena sudah terlalu lama menunggu, pria itu berinisiatif untuk mengambilkan pakaian ganti, lengkap dengan pakaian dalamnya untuk sang istri. Setelah memastikan pakaian yang diambil cocok, pria itu segera mengetuk pintu kamar mandi yang di mana di dalam sana, Ara masih ngomel tidak jelas.
“Istriku, buka dulu pintunya!” perintah Arsenio membuat Ara kalang kabut di dalam sana. Padahal bathrobe yang gadis itu pakai tidak terlalu terbuka, tetapi, entah kenapa gadis itu jadi malu sendiri apa lagi dilihat oleh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [TERBIT]
Ficção GeralOPEN PO mulai tanggal 01 februari - 01 Maret 2024. Informasi pemesanan di instagram @nebulapublisher. "Mari batalkan rencana pernikahan ini!" "Kalau kamu mau menolak, silakan! Tapi saya tidak akan membatalkannya!" *** Arabella, gadis berusia 21 tahu...