Hari demi hari pun berlalu begitu cepat. Tanpa terasa sudah lebih dari satu minggu Ara keluar dari rumah sakit dan kini telah kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Hari ini hari keempat Ara masuk ke kampus dengan diantar oleh sang suami. Namun, pagi ini sedikit berbeda sebab Ara tidak lagi meminta diturunkan di depan minimarket, melainkan ikut bersama Arsenio turun di parkiran kampus.
“Kamu beneran, mau turun di sini?” tanya Arsenio begitu mereka tiba di parkiran. Pasalnya kemarin istrinya masih meminta diturunkan di depan minimarket, tetapi hari ini justru ikut masuk ke area kampus bersamanya.
Ara tersenyum kemudian mengangguk pelan. “Iya, memangnya kenapa?”
“Ya, nggak kenapa-kenapa, sih … aku cuma kaget aja, tiba-tiba minta turun di parkiran biasanya minta di depan minimarket. Emangnya nggak takut ketahuan?” goda Arsenio sambil menaikturunkan kedua alisnya.
“Enggaklah … memangnya kenapa kalau ketahuan. Orang sama suami sendiri! Lagipula dua minggu lagi kita resepsi. Jadi sekarang ataupun nanti, mereka juga pasti akan tahu,” jawab Ara tak acuh. Ia segera berpamitan untuk pergi terlebih dahulu karena ada perlu dengan Dewi dan Juju di kelas.
Saat ini Ara memilih abai pada penggemar suaminya yang tentu saja akan merasa patah hati jika mendengar kabar pernikahannya dengan idola mereka. Namun, Ara tidak peduli sebab ia sudah benar-benar menerima pernikahannya.
Arsenio menyunggingkan senyum tipisnya. Pria itu merasa bahagia sebab istrinya tidak lagi menutupi pernikahannya. Pria itu kembali teringat akan kejadian di mana ketika ia dan istrinya pulang dari rumah sakit dan terkejut mendapati rumahnya dalam keadaan ramai.
Seluruh keluarga Ara dan keluarga Arsenio siang itu menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Mereka juga menyiapkan acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat terdekatnya.
“Syukurlah, kalian sudah sampai di rumah. Ayo kita masuk dulu, setelah ini acara doa bersama akan segera dimulai,” ujar Luna dengan menggandeng tangan putrinya.
Ara dan Arsenio hanya mengangguk dan mengikuti Luna masuk ke rumah. Kedua kembali dibuat terkejut ketika mendapati ruang keluarga yang jauh lebih ramai. Ternyata bukan hanya keluarga inti, mereka juga turut mengundang keluarga besarnya masing-masing dan juga salah satu pemuka agama.
Acara pun dimulai dengan diisi ceramah dan nasihat dari pemuka agama kemudian diakhiri dengan doa. Satu jam lebih acara berlangsung, setelah selesai mereka segera pamit dan membubarkan diri setelah sedikit berbasa-basi dengan Ara dan Arsenio selaku pemilik rumah.
Keluarga inti Ara dan Arsenio kembali berkumpul di ruang keluarga yang sudah dibersihkan. Mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Dinar mulai angkat bicara.
“Baik, berhubung semua keluarga sudah berkumpul. Ada yang ingin Mama sampaikan kepada semuanya, terutama Ara dan Arsen!” ucap Dinar membuat Ara dan Arsenio berpandangan. Namun, mereka enggan menanggapinya.
“Jadi begini … berhubung keadaan Ara sudah membaik dan hubungan kalian sudah terjalin harmonis, maka, Mama sama Mama Luna sepakat untuk mengadakan acara resepsi untuk kalian. Kalian tidak perlu khawatir sebab kami sudah mengurus semuanya sehingga kalian cukup persiapkan diri dalam tiga minggu ke depan,” jelas Dinar membuat Ara dan Arsenio melongo sedangkan yang lain hanya tersenyum menatap keduanya.
“T-tapi, Ma. Kemarin, kan, sudah?” Ara memberanikan diri bertanya pada mertuanya.
“Itu hanya acara akad nikahnya saja, Sayang. Resepsi untuk kalian juga harus diadakan mumpung kalian belum berangkat bulan madu. Selain itu, Mama juga tidak mau kejadian yang sebelumnya terulang kembali.” Dinar menjawab sambil tersenyum memandang menantunya yang tampak ragu. “kamu tidak perlu cemas. Mahasiswi menikah dengan dosennya atau menikah muda dengan pria yang lebih matang tidak akan membuat kamu merugi selama kamu dan suamimu saling mencintai. Jadi, sekarang sudahi menyembunyikan status pernikahan kalian,” tandas Dinar yang tahu akan kekhawatiran menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [TERBIT]
Algemene fictieOPEN PO mulai tanggal 01 februari - 01 Maret 2024. Informasi pemesanan di instagram @nebulapublisher. "Mari batalkan rencana pernikahan ini!" "Kalau kamu mau menolak, silakan! Tapi saya tidak akan membatalkannya!" *** Arabella, gadis berusia 21 tahu...