Pagi itu sebuah keluarga yang cukup harmonis tengah sarapan bersama di meja makan.
Meja makan itu hanya berisi Grace dan kedua orang tuanya. Sebenarnya Grace cukup kesepian ketika ia ditinggal orang tuanya pergi bekerja. Namun Grace mengerti, bahwa orang tuanya juga bekerja untuknya. Untuk menjamin kehidupannya serta masa depannya kelak.
Grace tidak pernah menuntut apapun atas apa yang orang tuanya tidak bisa berikan, yaitu waktu luang untuk menemaninya.
Namun ia tidak pernah mempermasalahkannya. Karena jika ia kesepian, ia akan pergi ke depan rumahnya dan merecoki sahabat satu-satunya yang ia miliki itu.
"Bagaimana kuliahnya, Grace? Ada kendala?" tanya Dimas Sebastian Kyle, ayah Grace.
"So far so good. Nggak ada kendala sama sekali." sahut Grace sembari memasukkan roti yang sudah diolesi selai kacang ke dalam mulutnya.
"Kamu mau berangkat bareng Bryan atau bawa mobil sendiri, Sayang?" tanya Maya Sasmitha, ibu Grace.
"Aku bawa mobil sendiri, Ma. Aku sama Bryan juga beda kelas. Aku pagi dia siang." papar Grace.
"Ya udah kamu hati-hati nyetirnya. Jangan ngebut bawa mobilnya!" peringat Maya.
"Iyaa mamaku yang paling cantik sedunia." jawab Grace.
Namun tak lama kemudian ada seorang pria bertubuh jangkung ikut bergabung bersama mereka dan menghampiri Grace.
"Pagi, Papa Dimas. Pagi, Mama Maya." sapa lelaki itu pada kedua orang tua Grace.
"Dih, sokap lu!" cibir Grace.
"Yee, gue emang kenal." sahutnya.
"Pagi, Bryan." sambung Dimas.
"Kamu mau ngapain pagi-pagi kesini?" tanya Maya
"Mau jemput Tuan Putri dong, Ma." sahut Bryan.
Saking dekatnya keluarga mereka, Bryan jadi terbiasa memanggil orang tua Grace dengan sebutan Mama dan Papa. Selain itu, mereka juga dibiasakan sedari kecil untuk memanggil mereka dengan sebutan mama dan papa.
"Kata Grace kamu kelasnya siang?" tukas Dimas.
"Iya harusnya. Tapi jamnya dimajuin jadi pagi." jawab Bryan.
"Bryan sudah sarapan, Nak?" tanya Maya.
"Udah. Tadi mama masakin nasi goreng." ujar Bryan.
"Yaudah sana berangkat. Nanti malah macet jalanan!" pinta Dimas.
"Hm. Kalo gitu Grace berangkat dulu." ucap Grace kemudian bangkit dari kursinya dan menyalimi kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Bryan.
"Hati-hati ya, Nak!" peringat Maya sebelum mereka berdua melenggang pergi.
"Lo nanti balik jam berapa?" tanya Bryan.
"Nggak tau sih. Paling sore. Gue mau mampir ke toko buku dulu soalnya." sahut Grace.
"Gue cuma ada dua mata kuliah sih hari ini. Mau gue temenin nggak?" tanya Bryan menawarkan diri.
"Boleh kalo lo nggak keberatan." ujarnya.
Setelah sampai di samping motornya, Bryan segera menyerahkan salah satu helmnya kepada Grace dan kemudian langsung dipakai oleh Grace.
"Gue free sih hari ini. Bosen juga gue kalo tiap hari cuma nongkrong sama Alaric sama Matteo.
Setelah memakai helmnya, Grace langsung naik ke atas motor Bryan dan kemudian motor itu melaju membelah jalanan ibu kota.
Alaric Killian Elvano dan Matteo Elgara Adelio, adalah teman satu fakultas Bryan di kampusnya.
"Yeu, makanya lo cari cewe. Biar nggak nongkrong sama mereka mulu." cibir Grace.
"Heh, ngaca sana lo! Sendirinya aja jomblo dari embrio, sok-sokan nyuruh orang cari pacar." ujar Bryan tak terima.
"Denger ya! Meskipun gue jomblo tapi gue happy. Emang lo, jomblo ngenes!" teriak Grace karena Bryan membawa motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
"Halah, padahal kalo malem kesepian kan lo?" ucap Bryan mengejek.
"Enak aja! Gue tu sibuk. Jadi nggak ada tuh acara kesepian kesepian kayak kata lo." bantah Grace.
"Dih, sibuk ngapain lo? Sibuk nonton dram drama Korea lo yang nggak jelas itu?" cibir Bryan.
"Enak aja nggak jelas! Lo tuh yang nggak jelas!" sentak Grace.
"Nyenyenye." ucap Bryan mencebikkan bubirnya.
"Bryan nggak jelas!" ujar Grace sembari memukul bahu Bryan.
"Apa sih, mukul kok nggak berasa." ejek Bryan.
"Ah, bacot lu. Mending lo nyetir yang bener!" perintah Grace.
"Siap, Tuan Putri!" sahut Bryan kemudian tak ada obrolan apapun yang mereka bicarakan hingga sampai di kampus mereka.
"Nanti kalo mau pulang telepon gue. Nanti gue jemput sekalian gue anter ke toko buku." ujar Bryan setelah memarkirkan motornya.
"Aduh, so sweet banget sih temen gue yang satu ini." sahut Grace sembari mencubit kedua pipi Bryan.
"Sakit, Bego!" ucap Bryan sembari melepaskan tangan Grace dari pipinya.
"Sorry sorry. Soalnya lo gemesin sih. Jadi pengen gue posting digrup jual beli beli musang." sahut Grace.
"Enak aja muka separipurna gini lo posting di grup jual beli musang!" ucap Bryan tak terima.
"Dih, pede gila lo!" ujar Grace sembari meninggalkan Bryan di belakangnya.
~••••~
Mohon tandai typo...
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIANNA
RomantikGracianna Eleanor Kyle, adalah seorang gadis bar-bar anti menye menye. Selama hidupnya ia tidak pernah memiliki ketergantungan terhadap seorang pria. Bahkan ia belum pernah memiliki kekasih. Namun ia memiliki seorang sahabat yang sedari kecil sudah...