Sepulang kuliah, seperti janjinya tadi, Bryan akan menemani Grace ke toko buku. Dan saat ini Bryan sedang menunggu kedatangan Grace.
"Lo nungguin di kampus dari tadi apa balik dulu?" tanya Grace setelah ia menghampiri Bryan yang sudah duduk anteng di atas motornya.
"Gue tadi ke apartemennya Alaric dulu, sih. Kalo bolak balik males juga gue." sahut Bryan sembari menyerahkan helmnya.
"Padahal gue bisa pergi sendiri. Lo nggak perlu repot-repot nganterin gue." ujar Grace.
"Repot dari mananya? Gue free hari ini. Kan gue juga yang nawarin buat nganterin lo." ucap Bryan kemudian melajukan motornya setelah memastikan Grace sudah duduk dengan nyaman.
Hingga beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di toko buku di dalam mall di pusat kota. Grace cukup sering datang kemari.
Hampir tiap minggu dia selalu datang kemari untuk mencari buku-buku keluar terbaru yang menurutnya menarik untuk dibaca.
"Lo seneng banget kesini. Gue liat-liat hampir tiap minggu lo dateng kesini." ujar Bryan.
Ia sering sekali mendapati pesan dari Grace kalau ia sedang ada di toko buku ini.
"Ya gue kalo bosen di rumah ya kesini. Kan bisa sekalian keliling mall." sahut Grace yang tengah melihat-lihat buku bacaan.
"Makanya lo cari cewe sana! Biar lo nggak nemenin gue beli buku terus." imbuhnya.
"Kalo gue punya cewe lo pasti bakal kesepian sih." tukas Bryan bergurau.
"Pede gila lo! Gue nggak bakal kesepian kalo lo punya cewe. Gue malah seneng kalo lo punya cewe. Seenggaknya lo nggak ngenes-ngenes amat jadi jomblo." tutur Grace.
"Gue nggak ngenes ya. Buktinya banyak cewe yang deketin gue." ucap Bryan dengan nada sombongnya.
"Terus gimana kelanjutan hubungan lo sama si Jessie Jessie itu?" tanya Grace.
"Apa sih kok jadi bahas dia? Sakit kuping gue denger nama dia." tukas Bryan.
"Kenapa? Padahal dia cantik. Nggak bakal malu-maluin lah ya kalo dibawa hangout." tanya Grace yang mulai tertarik dengan topik obrolan mereka.
"Gue males aja. Dia terlalu berisik. Gue nggak suka. Malah ilfeel gue yang ada." sahut Bryan.
"Dih, emang dasarnya lo aja yang aneh." cibir Grace.
Grace kemudian berjalan meninggalkan Bryan yang sedang melihat-lihat buku.
Ia berjalan ke arah susunan buku-buku fiksi. Sebenarnya ia sudah memiliki berbagai koleksi novel. Namun sepertinya penerbit novel saat ini sedang gencar-gencarnya mengeluarkan novel terbaru. Kan Grace jadi penasaran kalau tidak membacanya.
"Novel mulu yang lo beli perasaan." tukas Bryan.
Kalau ia mengantar Grace ke toko buku pasti perempuan itu tidak lupa untuk mengambil setidaknya satu novel keluaran terbaru untuk ia baca.
"Julid amat lu kaya emak-emak." sahut Grace.
"Yee, biarin!" jawab Bryan.
"Lo udah makan belum? Abis ini makan yuk, gue laper." ujar Bryan.
Sebenarnya ia tadi sudah makan siang di kantin fakultasnya. Tapi sekarang ia merasa lapar lagi. Kalau saja tadi acara makan siangnya tidak diganggu oleh Jessie, ia tidak akan kelaparan sekarang.
"Gue udah makan sih tadi. Tapi kalo lo mau makan ya gue temenin."
"Emang lo nggak makan tadi di kampus?" imbuhnya.
"Ya makan. Tapi cuma dikit gara-gara digangguin sama Jessie." sahut Bryan.
"Lo nggak boleh terlalu benci sama orang. Nanti kalo lo jatuh cinta sama dia, lo sendiri yang repot." tutur Grace.
"Dih, amit-amit gue jatuh cinta sama dia. Bahkan kalo pun di dunia ini cuma dia satu-satunya cewe, kayaknya gue bakal milih buat jomblo aja deh." sahut Bryan.
Membayangkannya saja ia bergidik ngeri. Apa lagi kalau hal itu sampai terjadi.
"Gue malah curiga lo gay sih." cibir Grace.
"Enak aja lo ngatain gue gay. Gue normal tau!" bantah Bryan.
"Buktinya lo dideketin banyak cewe juga selalu nolak." tukas Grace.
"Gue tu cuma belum nemu yang pas aja. Makanya gue tolak." sanggah Bryan.
"Halah, laga lo belum nemuin yang pas!" sentak Grace.
Grace berjalan ke arah kasir setelah menemukan buku-buku yang sekiranya akan ia baca di rumah nanti kemudian membayarnya.
"Biar gue aja yang bayar!" ujar Bryan ketika ia melihat Grace mengeluarkan dompetnya.
"Nggak ya! Gue bisa bayar sendiri!" sentak Grace.
"Pake punya saya aja, Mbak. Punya dia lagi error kartunya." ujar Bryan setelah mengambil dompet milik Grace.
"Ih lo apa-apaan deh! Gue bisa bayar sendiri tau!" ujar Grace bersungut-sungut.
"Yaudah sih biarin. Emang kenapa kalo gue yang bayar, kan sama aja." sahutnya santai.
Kemudian kasir itu memberikan belanjaan Grace dan mengembalikan debit card milik Bryan.
"Terima kasih, sudah berbelanja di sini." ujar kasir tersebut sopan sebelum Grace dan Bryan meninggalkan toko buku tersebut.
"Kali ini biarin gue yang traktir lo makan! Gue nggak terima bantahan pokoknya!" ujar Grace mutlak.
"Ya, ya, ya. Terserah lo aja." sahut Bryan seraya mengikuti kemana perginya Grace.
Mereka berdua memasuki restoran Jepang untuk makan tempat makan siang kali ini. Grace sedang ingin makan udon dan chicken katsu saat ini.
Setelah mereka menduduki bangku yang kosong, Grace dan Bryan segera memilih menu. Setelah menu dicatat, mereka menunggu makanannya dihidangkan.
"By the way, gue punya cookies coklat buat lo." ujar Bryan kemudian mengeluarkan setoples kecil kue kering dari dalam tasnya.
"Pasti dari penggemar penggemar lo yang aneh itu?" tebak Grace.
"Ya kalo bukan dari mereka terus gue dapet dari mana?" tanya Bryan.
"Bisa-bisa diabetes gue makan coklat sama cookies dari fans lo itu." ucap Grace namun tak urung menolak pemberian Bryan.
"Mulut sama tangan lo nggak sinkron." cibir Bryan.
"Kita nggak boleh nolak rezeki tau!" sanggahnya.
"Nyenyenye." ujar Bryan mencibir.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang kemudian dihidangkan di aras meja. Mereka berdua makan dengan khidmat dengan di isi oleh obrolan-obrolan receh.
~••••~
![](https://img.wattpad.com/cover/356816182-288-k861690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIANNA
RomanceGracianna Eleanor Kyle, adalah seorang gadis bar-bar anti menye menye. Selama hidupnya ia tidak pernah memiliki ketergantungan terhadap seorang pria. Bahkan ia belum pernah memiliki kekasih. Namun ia memiliki seorang sahabat yang sedari kecil sudah...