18. Sedikit Berbeda

2.5K 42 1
                                        

Halo...
Masih adakah yang nunggu cerita ini? Maaf banget lama gak update. Karena lagi hectic + belum nemu ide buat ngelanjutin tulisan ini.

Mohon vote + comment yaa. Biar authornya semangat. terimakasih

Happy reading🐣

🎀🎀🎀

Beberapa hari telah berlalu, setelah Grace menginap di rumah Bryan.

Sejak Grace menginap di rumah Bryan malam itu, Bryan merasa sedikit aneh dengan dirinya. Bryan tidak tahu apakah perasaannya ini benar atau salah.

Bryan selalu merasa bahwa ia harus selalu berada di dekat Grace, ia harus selalu melihat Grace, ia harus memastikan bahwa Grace tetap aman bersamanya.

Apakah perasaan ini wajar jika dimiliki oleh seorang sahabat laki-laki kepada sahabat perempuannya yang notabenenya tumbuh bersama sejak kecil?

Tapi Bryan tidak ingin ambil pusing akan hal ini. Bryan merasa bahwa perasaannya adalah hal wajar. Ia memiliki hasrat ingin selalu menjaga Grace karena ia tahu bahwa Grace adalah anak tunggal yang sering ditinggal berpergian oleh kedua orangtuanya untuk urusan bisnis. Bryan tahu bahwa Grace pasti merasa kesepian karena tidak memiliki teman untuk bercerita ketika ia sampai di rumah.

Tapi beruntungnya Grace memiliki seorang asisten rumah tangga yang dulunya adalah pengasuh Grace waktu kecil. Pengasuh yang menyayangi Grace seperti ia menyayangi anaknya sendiri.

Saat ini Bryan sedang bersama kedua temannya di rumah Matteo. Mereka biasa tidak langsung pulang ke rumah saat mata kuliah sudah selesai.

"Nanti malem cabut, yuk?" ucap Alaric membuka topik.

"Cabut kemana?" sahut Bryan.

"Clubbing sabi gak? Udah lama banget kita gak clubbing." tukas Matteo memberi saran.

"Boleh tuh! Emang udah lama banget gak sih kita gak clubbing. Terakhir kapan ya?" sahut Alaric mengingat-ingat.

"Kalian berdua lupa kita terakhir clubbing dua minggu yang lalu?" ujar Bryan menimpali seraya menyesap jus jeruknya.

"Ya elah, Bry. Itu mah udah lama banget. Dulu kita clubbing hampir tiap malem malah." sahut Matteo.

"Sabi lah kita cabut nanti malem. Itung-itung ngilangin stres." ajak Alaric.

"Mau ke tempat biasa?" tanya Bryan.

"Yoi bro."

"Sekalian gue mau cari cewe deh di sana." tukas Matteo.

"Otak lo cuma cewe mulu yang dipikirin." cibir Bryan.

"Biarin aja, Bry. Selagi nggak ganggu ternak warga sih aman aman aja ya." timpal Alaric.

"Kalian berdua pikir gue apaan." sentak Matteo.

"Saran gue mending kalian berdua cari cewe juga deh. Biar hidup ini nggak datar datar amat." sambung Matteo.

"Males amat. Cewe itu ribet." sahut Alaric.

"Lo cuma belum nemu yang pas buat aja makanya lo bisa ngomong kaya gitu." tukas Bryan.

"Bahasa lo kaya orang bener. Kaya lo sendiri udah punya pacar aja. Padahal sendirinya juga jomblo!" cibir Alaric.

"Lah, kan gue cuma mengutarakan pendapat gue. Salah?" sanggah Bryan.

"Ya, ya nggak salah sih. Tapi... ah tau deh gue pusing." ujar Alaric.

"Yaudah intinya nanti malem jadi ya? Kalo sampe nggak jadi gue seret kalian berdua!" peringat Matteo.

"Jadiin lah! Pusing juga gue sama tugas kuliah." timpal Alaric.

"Yaudah gue reservasi dulu kalo gitu." tukas Matteo seraya mengutak-atik ponselnya.

"Udah gue reservasi. Nanti kita kesana sekitar jam sembilan aja." sambung Matteo.

🎀🎀🎀

Mohon tandai typo. terimakasih🐣

GRACIANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang