Malam semakin larut. Setelah menemani Archie mengerjakan tugas menggambarnya, Grace pun pergi ke kamar tamu yang tersedia di rumah Bryan.
Grace ingin segera istirahat dan tidur nyenyak malam ini. Besok ia tidak memiliki jadwal kuliah. Jadi ia bisa sedikit lebih bersantai besok.
Rencananya besok ia akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa bahan makanan dan sayur mayur.
Grace selalu melakukan beberapa ritual sebelum ia tidur, yaitu menggosok giginya, mencuci wajah, tangan dan kaki. Tak lupa juga ia selalu melepas bra nya sebelum ia tidur. Selain bagus untuk kesehatan, ia juga tak nyaman ketika ia tidur menggunakan bra.
Saat hendak tidur tiba-tiba pintu kamar tamu diketuk dari luar. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Setelah menemani Archie, ia berbincang sebentar dengan Vanya kemudian mereka pergi ke kamar mereka masing-masing. Lalu siapa yang mengetuk pintunya? Apa Vanya melupakan sesuatu?
Ia segera menuju pintu untuk melihat siapa yang mengetuk. Setelah dibuka, dahinya mengernyit heran. Kenapa pula laki-laki ini berdiri di depan pintu dengan wajah yang kusut.
"Kenapa lo?" tanya Grace pada laki-laki di depannya ini.
"Gue mau tidur sama lo, boleh?" ujar Bryan setengah memohon.
"Ya ngapain? Kan lo punya kamar sendiri." Grace merasa Bryan aneh akhir-akhir ini.
Sejak kejadian dimana mereka berciuman untuk pertama kalinya, sifat Bryan menjadi sedikit berbeda.
"Tapi gue mau tidur sama lo, Grace! Please.." tukas Bryan sembari menyatukan kedua tangannya.
"Lo kesambet apa sih? Aneh banget tau nggak." sahut Grace yang saat ini malah bersandar di pintu.
Bryan diam tak menjawab. Ia juga bingung. Ia ingin berada di dekat Grace seperti saat ia menginap di rumah Grace.
"Jadi lo bolehin gue tidur di sini apa nggak?" tanya Bryan yang mulai kesal dengan ucapan Grace yang bertele-tele.
Grace menghembuskan napasnya kemudian membuka pintu lebar-lebar agar Bryan bisa masuk.
Senyum Bryan mengembang ketika Grace mempersilahkan ia masuk. Bryan pun segera masuk dan merebahkan dirinya di kasur empuk itu.
Grace juga ikut bergabung bersama Bryan dan merebahkan dirinya di sebelah laki-laki itu.
"Lo kenapa tiba-tiba minta tidur sama gue?" tanya Grace yang saat ini sedang menatap langit-langit kamar.
"I don't know. I just want to sleep in your arms." sahut Bryan sembari menatap lekat ke arah Grace.
Mendengar penuturan Bryan, Grace menolehkan kepalanya menatap wajah Bryan.
"Selain itu gue juga kangen sama twinny." ujar Bryan setelahnya.
Grace mengernyitkan keningnya. Ia tak paham dengan ucapan Bryan. Twinny? Siapa twinny? Apa Bryan sedang melantur?
"Siapa twinny?" akhirnya Grace bertanya daripada ia makin penasaran.
Bryan tidak menjawab pertanyaan Grace. Namun ia mengarahkan pandangannya ke dada Grace dan memerhatikan bulatan sintal yang menonjol itu.
Grace mengikuti arah pandang Bryan, sontak matanya melotot ketika Bryan sedang memerhatikan dada Grace. Jantung Grace berpacu dua kali lebih cepat sekarang. Sial! Bryan selalu bisa membuatnya seperti mati kutu.
"Gue.. boleh pegang?" tanya Bryan meminta izin dengan ragu sembari menatap Grace.
Grace seperti dihipnotis ketika Bryan bertanya. Grace benar-benar tidak bisa waras ketika sedang bersama Bryan. Ia menganggukkan kepalanya pelan dan hal itu membuat senyum Bryan makin lebar.
Tanpa menunggu lama Bryan segera menyentuh bulatan sintal itu dari luar baju yang dikenakan Grace.
"Lo nggak pake bra?" tanya Bryan ketika ia merasakan dada kenyal itu tidak dilapisi penyangga.
"Umh, nggak." Grace memejamkan matanya ketika Bryan meremasnya dengan lembut. Putingnya dimainkan oleh ibu jarinya hingga menegak dengan sempurna.
"I love it. I think I'm starting to get addicted to them." gumam Bryan yang masih saja bermain dengan kedua bulatan sintal milik Grace.
Bryan melihat ekspresi wajah Grace sekarang. Gadis itu memejamkan kedua matanya dan menggigit bibir bawahnya. Bryan makin dibuat bersemangat dengan ekspresi Grace saat ini.
Bryan bangkit dan menindih tubuh mungil Grace. Seketika itu Grace membuka matanya dan menatap lekat netra Bryan.
Bryan memajukan wajahnya hingga bibir mereka bersentuhan. Hanya bersentuhan, tidak bergerak sama sekali. Sedangkan Grace membuka sedikit mulutnya, ia hendak menyambut ciuman Bryan.
Tanpa berpikir lagi, Bryan segera melumat bibir Grace tanpa ampun. Ia menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Grace dan membelit lidah Grace.
Ciuman panas mereka terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Tangan Bryan yang tidak bisa diam menyingkap baju Grace hingga ke atas dadanya.
Bryan menyudahi ciuman mereka dan memerhatikan bulatan sintal dengan puting yang sudah tenang itu dari atas. Melihat Grace yang terengah-engah karena ciuman mereka, dengan bibir yang sedikit membengkak serta dada yang naik turun mengatur napas. Bryan benar-benar menikmati ini. Grace terlihat lebih seksi sekarang.
Bryan mengarahkan kedua tangannya untuk menyentuh masing-masing kedua bulatan itu dan memainkan ujungnya. Ia memerhatikan Grace yang sedari tadi menahan desahannya
"Jangan ditahan, Grace. Keluarin aja." bisik Bryan tepat di telinga Grace.
Kepala Grace pusing sekarang. Grace tak yakin mengeluarkan suara yang menurutnya aneh itu. Namun karena permintaan Bryan, ia mengeluarkan desahannya yang nyaring.
Bryan tersenyum simpul kala ia mendengar desahan Grace yang menurutnya sangat indah mengalun di telinganya.
Bryan turun dari atas Grace dan berpindah ke samping Grace. Tangannya turun membelai perut rata Grace. Ia ingin menyentuh inti Grace, yang ia yakini sudah sangat lembab. Tapi ia takut jika nanti ia tak bisa menahan diri. Ia tak mau merusak Grace.
"Ahh, Bryan.." desah Grace memanggil nama Bryan.
Mendengar desahan Grace jantungnya makin berdetak kencang. Ia tak tau kalau desahan Grace akan seberpengaruh ini.
Tak ingin bertindak lebih jauh, Bryan segera merebahkan dirinya di sebelah Grace dan menghadapkan Grace padanya.
Ia menurunkan posisinya hingga kepalanya sejajar dengan bulatan sintal kesayangan itu. Seperti sebelumnya, Bryan mengulum salah satu puncak payudara Grace dan memainkan yang satunya.
Sedangkan Grace mengusap rambut tebal Bryan yang saat ini tengah menyusu padanya seperti bayi. Hingga beberapa saat kemudian ia dapat melihat Bryan mulai memejamkan matanya.
"Sleep tight, Bryan." bisik Grace dan memberikan kecupan singkat di dahi Bryan.
~••••~
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIANNA
RomanceGracianna Eleanor Kyle, adalah seorang gadis bar-bar anti menye menye. Selama hidupnya ia tidak pernah memiliki ketergantungan terhadap seorang pria. Bahkan ia belum pernah memiliki kekasih. Namun ia memiliki seorang sahabat yang sedari kecil sudah...