Hai guyss👋
Akhirnya aku bisa update Gracianna lagi.Happy reading🐣
🎀🎀🎀
Akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai di pekarangan rumah Grace dan mereka berdua pun turun dari mobil tersebut.
"Mau mampir?" tanya Grace basa basi.
"Pake nanya! Gue mau minta imbalan karena gue udah anter jemput lo hari ini."
"Dih, imbalan apaan? Gue juga nggak minta lo buat nganter jemput gue." sarkas Grace.
"Gue laper, Grace. Gue pengen makan spaghetti carbonara bikinan lo." sahut Bryan yang saat ini sedang menyandarkan dirinya di sisi mobil.
"Segala request lagi ni bocah. Rumah gue bukan restoran, Bryan!" sinis Grace.
"Gue juga nggak ada bilang kalo rumah lo restoran. Gue cuma pengen makan spaghetti carbonara yang lo bikin, Gracianna,"
"Ya? Boleh, ya? Lo nggak kasian sama gue yang kelaperan ini?" ujar Bryan memelas.
"Kenapa tadi nggak mampir makan dulu kalo lo laper?" tanya Grace seraya melangkahkan kakinya menuju gerbang dan menguncinya dari dalam.
Bryan mengikuti langkah Grace hingga mereka berdua masuk ke dalam rumah.
"Ya 'kan, gue penginnya lo yang bikin. Bukan gue beli sendiri." ujar Bryan yang merengek seperti anak kecil.
Pada dasarnya memang Grace tidak bisa menolak Bryan pun segera menyanggupi permintaan dari sosok jangkung yang sedang mengikutinya ini.
Sampai kapanpun Grace akan selalu menuruti keinginan Bryan. Ia juga tidak mengerti kenapa ia tidak bisa sekali saja menolak permintaan-permintaan Bryan yang kadang di luar nalar.
"Lo tunggu sini, gue mau ke atas dulu." titah Grace pada Bryan dan langsung dituruti oleh Bryan.
Sembari menunggu Grace, Bryan menyalakan televisi dan mencari acara yang menurutnya menarik untuk ia tonton.
Tak lama kemudian Grace turun dengan setelan rumahannya, yaitu hotpants dan baju oversize yang menurutnya nyaman dikenakan.
Grace biasanya hanya menggunakan tanktop dan hotpants tanpa bra. Namun karena disini ada Bryan, tidak mungkin juga ia mengenakan pakaiannya yang sehari-hari ia kenakan itu.
Grace langsung melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat spaghetti carbonara permintaan Bryan.
Saat sedang merebus spaghetti dan mengeluarkan beberapa bahan masakan untuk membuat saus carbonara-nya, Bryan menyusul Grace ke dapur dan duduk di salah satu kursi pantry yang tersedia di sana.
"Ngapain nyusul ke sini? Nanti kalo udah jadi gue panggil." ujar Grace.
"Ya nggak apa-apa. Bosen aja gue di sana sendirian." sahut Bryan.
Ah, rasanya menyenangkan sekali melihat Grace berjalan kesana kemari dengan pakaian rumahan seperti itu.
Kakinya yang jenjang dengan kulit putih cerah itu tampak menggoda Bryan. Sungguh pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan bukan?
Rasanya Bryan tidak rela jika harus berbagi keindahan yang dimiliki Grace pada laki-laki lain. Namun ia juga tidak mau terkesan seperti mengekang Grace.
Grace memiliki dunianya sendiri, dan Bryan tidak mau jika ia harus membatasi ruang gerak Grace. Ia hanya perlu menjaga dan memastikan bahwa Grace selalu aman ketika bersamanya.
"Ngelamun! Mikirin apa lo?" ujar Grace menjentikkan jarinya di depan wajah Bryan.
"Apa sih. Siapa juga yang ngelamun." sanggah Bryan
"Oh, iya. Gue besok mau dateng ke acara birthday party temen gue. Lo mau ikut gue nggak?" lanjutnya.
"Emang acaranya dimana?"
"Di Paradise Club. Kalo lo mau ikut, besok jam delapan malam gue jemput. Daripada lo di rumah sendiri 'kan." sahut Bryan.
"Tapi kan gue nggak kenal sama temen-temen lo? Emang nggak pa-pa kalo gue ikut nimbrung?" tanya Grace ragu.
"That's not a big deal, Grace. Di sana ada Alaric sama Matteo juga kok,"
"Tapi dengan syarat, lo nggak boleh jauh jauh dari gue. Lo juga harus selalu di pandangan gue." titah Bryan yang tidak bisa dibantah.
"Iya-iya bawel. Berasa bocil umur 3 tahun gue." cibir Grace.
Beberapa saat setelahnya spaghetti carbonara yang dipinta Bryan pun siap dihidangkan dan mereka berdua segera makan dengan tenang.
••••
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Tadi setelah menghabiskan makanannya, Grace dan Bryan berpindah ke living room dan menonton acara televisi yang sedang ditayangkan.
"Lo nggak mau balik, Bry?" tanya Grace.
Pasalnya sedari pagi hanya dalam hitungan jam Bryan berada di rumahnya sendiri. Sisanya ia menghabiskan waktu bersama Grace.
"Nanti. Nunggu lo tidur,"
"Mama juga tau kalo gue lagi bareng sama lo." sahutnya seraya merebahkan diri di atas paha Grace.
Grace yang sudah biasa menerima perlakuan Bryan pun tidak heran lagi jika laki-laki itu tiba-tiba merebahkan diri diatas pahanya.
Bukannya mereka juga sudah melakukan hal yang lebih dari ini? Jadi untuk hal yang satu ini sudah sangat biasa bukan?
"Kaya gini gimana kita mau punya pasangan masing-masing, kalo orang yang nggak tau bakal kita pacaran." ucap Grace di sela-sela film yang mereka tonton.
"I don't give a shit about what the say." gumam Bryan yang sedang asyik menonton.
Begitulah karakter Bryan. Dia selalu terkesan dingin dan cuek ketika berada tempat umum. Namun ia akan bertingkah seperti anak kecil ketika dihadapan Grace.
🎀🎀🎀
To be continued...
Mohon tandai typo dalam bentuk apapun.
Terima kasih dan sampai jumpa🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIANNA
RomanceGracianna Eleanor Kyle, adalah seorang gadis bar-bar anti menye menye. Selama hidupnya ia tidak pernah memiliki ketergantungan terhadap seorang pria. Bahkan ia belum pernah memiliki kekasih. Namun ia memiliki seorang sahabat yang sedari kecil sudah...