Hai,
Gracianna is back!! ada yang kangen sama cerita ini? kalau ada yang masih nungguin cerita ini boleh dong vote dan comment-nya.Happy reading my readers.
🎀🎀🎀
Setelah mereka menyetujui usul yang diberikan oleh Alaric untuk bermain game, kini mereka berempat duduk melingkari meja.
Botol diputar dan kali ini mengarah pada Matteo. Mereka bersorak karena orang pertama yang membuka permainan ini adalah Matteo.
"So, Matteo. Drink or Dare?" tanya Grace.
"Berhubung gue gentle, gue pilih dare dong." ujar Matteo dengan nada sombongnya.
"Oke. Kalo gitu, dare-nya lo harus ciuman sama salah satu cewe yang ada di sini." tantang Alaric.
"Bahkan lebih dari ciuman gue juga bisa." ujar Matteo sebelum beranjak dari tempat duduknya untuk mencari seseorang yang akan ia cium.
Hanya sebuah ciuman tak berarti apapun bagi seorang Matteo yang notabenenya adalah seorang pemain ulung diantara mereka bertiga.
"Orang gila satu itu pasti bakal bawa cewe kesini." ucap Bryan setelah melihat Matteo sedang berbincang dengan seorang gadis dengan pakaian yang cukup terbuka.
"Emang kapan lo liat Matteo nggak bawa cewe pas kita ke sini?" tanya Alaric.
"Nggak pernah." sahut Bryan.
"Nggak pernah tobat emang si Matteo." sahut Grace.
"Nggak akan tobat sebelum dia nemuin cewe yang bisa bikin Matteo ngerasa cukup sama satu perempuan." ujar Bryan menimpali.
Tak lama kemudian Matteo datang bersama seorang gadis dengan dress berwarna hitam sepaha.
"Gue udah bawa cewenya, sekarang kalian semua liat pesona seorang Matteo yang nggak bisa ditolak." ujar Matteo dengan bangganya.
Perempuan itu lantas duduk dipangkuan Matteo dan ia pun mulai menyesap bibir perempuan itu hingga membengkak.
Ciuman keduanya terhenti saat dirasa perempuan yang duduk dipangkuan Matteo kehabisan napas, lalu perempuan itu pun turun dari pangkuan Matteo dan duduk di sebelahnya.
"Kok lo mau dibawa sama makhluk jadi-jadian ini?" tanya Alaric kepada perempuan itu.
"Apa gue harus nolak ajakan cowo seseksi ini?" sahut perempuan itu dengan senyum seduktifnya.
"Udah gue bilang, nggak ada yg bisa nolak gue." ujar Matteo.
"Ada! Gue cewe pertama yang bakal nolak buaya kaya lo." sarkas Grace.
"Gue juga nggak bakal mau ngajak kissing kali, Grace. Bisa bisa pulang tinggal nama gue kalo berani deketin lo." timpal Matteo sembari melirik Bryan.
"Udah udah. kita lanjutin game kita." sahut Alaric mengalihkan topik.
Botol diputar dan kali ini mengarah kepada Grace.
"Ah, shit. Kenapa kena gue sih." gerutu Grace.
"Drink or Dare nih?" tanya Alaric.
"Drink deh. Males kalo dare pasti kalian aneh aneh." sahut Grace was was.
"Ah, nggak seru." ucap Matteo.
Alaric menuangkan vodka ke dalam sloki yang tersedia di meja tersebut.
Namun sebelum tangan Grace mencapai sloki tersebut, ada tangan lain yang mengambil alih sloki tersebut dan menenggaknya sekaligus.
Ya, siapa lagi kalau bukan ulah Bryan.
"Woah. Seriously, Bryan?" ujar Matteo dengan senyum miringnya.
"Grace nggak bisa minum alkohol." ujar Bryan dengan nada datarnya.
"Ih, kata siapa? Gue bisa kok. Dikit-dikit tapi." sentak Grace.
"Sekali gue bilang nggak, tetep nggak!" ujar Bryan mutlak.
"Jadian aja deh lo berdua." gumam Alaric.
"Next." imbuhnya.
Botol kembali diputar, dan kali ini mengenai Bryan.
"Akhirnya, yang gue tunggu tunggu." gumam Matteo.
"Gue pilih dare." ujar Bryan tak mau bertele-tele.
"Belum juga gue tanya." sahut Alaric.
"Gue aja yang kasih dare-nya." timbal Matteo dengan otak liciknya.
"Dare-nya, gue mau lo cium Grace sekarang!" imbuhnya disertai dengan senyum miring yang tercetak jelas.
Tanpa ba-bi-bu Bryan bergeser ke samping Grace dan langsung menyesap bibir Grace bagian bawah.
Bryan yang diselimuti gairah karena efek alkohol yang ia minum tadi membuatnya semakin bersemangat untuk menyesap bibir atas dan bawah Grace secara bergantian.
Bryan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Grace sesekali memiringkan kepalanya untuk mencari kenyamanan.
Ciuman yang menuntut dan menggebu-gebu dirasakan Grace saat ini. Otaknya sepertinya sedang tidak waras karena saat ini ia sangat menikmati permainan bibir Bryan dan disaksikan oleh kedua teman Bryan.
"Emang ada sahabatan tapi ciuman kaya mereka?" tanya Matteo pada Alaric.
"Status bisa berubah kapan aja." sahut Alaric.
Bryan menyudahi ciumannya setelah dirasa Grace membutuhkan pasokan udara untuk mengisi rongga paru-parunya.
Wajahnya sudah memerah seperti tomat sekarang. Jika tempat ini tidak temaram pasti mereka sudah bisa melihat sudah semerah apa wajah Grace saat ini.
"Gue balik duluan." ujar Bryan seraya menarik tangan Grace untuk mengikutinya berdiri.
"Cemen amat. Baru gitu udah mau pulang." sahut Alaric meremehkan.
Tanpa peduli perkataan teman-temannya, Bryan segera melenggang pergi dan merengkuh pinggang Grace agar tidak jauh-jauh dari sisinya.
🎀🎀🎀
Mohon tandai typo...
Terima kasih🤍

KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIANNA
RomanceGracianna Eleanor Kyle, adalah seorang gadis bar-bar anti menye menye. Selama hidupnya ia tidak pernah memiliki ketergantungan terhadap seorang pria. Bahkan ia belum pernah memiliki kekasih. Namun ia memiliki seorang sahabat yang sedari kecil sudah...