🪐21 - Kemarahan Aksa, Penyakit Melody, Ivory

610 46 43
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, tetapi karena hujan angin yang cukup deras disertai dengan petir membuat pihak sekolah melarang anak muridnya untuk pulang dan setelah hujan mulai mereda, seluruh murid baru dipersilahkan untuk pulang.

"Zidan kamu tau Melody ada dimana?" Tanya Bu Cantika.

Zidan terdiam sebentar, "masih di kelas kayaknya, bu."

Bu Cantika tersenyum, "yaudah kalo gitu saya nitip barang-barang Melody ya soalnya perpustakaan mau langsung ditutup."

Zidan mengangguk, ia pun langsung membereskan buku dan latihan soal miliknya.

Ting!

Pandangan Zidan beralih pada handphonenya.

Aksa

P
Zid
Melody disitu?

Di kelas

Setelah melihat pesan itu langsung terkirim dan terbaca Zidan langsung beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan perpustakaan.

Di waktu yang bersamaan

"Melody belum selesai juga ya?" Tanya Ghina kepada kedua sahabatnya.

"Belum kali, biasanya kan emang telat gitu." Jawab Dera, "tasnya kita anterin aja ke perpustakaan." Ajak Tia.

Ghina mengangguk menyetujui perkataan Tia, gadis itu langsung membereskan buku Melody yang ada di laci mejanya.

Setelah selesai mereka bertiga langsung beranjak dari tempatnya, ketika sampai di depan kelas langkah ketiganya terhenti karena Aksa sedang berjalan ke arah mereka.

Aksa melihat tas Melody yang ada di tangan Ghina, "Melody mana?"

"Masih di perpustakaan kayaknya, kak." Jawab Ghina.

Jantung Aksa seperti berdetak lebih cepat, ia mengeluarkan handphonenya menghubungi gadis itu berkali-kali tetapi tidak terhubung. Semakin panik Aksa langsung mengambil tas Melody dari tangan Ghina dan menggendong tas berwarna merah muda itu di bahu kiri sebab di bahu kanan sudah ada tas miliknya. Cowok itu menuruni tangga dengan cepat. Diikuti Ghina, Dera dan Tia yang ikut panik melihat Aksa.

Langkah mereka berempat berhenti ketika dari jauh Zidan sedang berjalan sendirian dari arah perpustakaan.

"Melody dimana, Zid?" Tanya Aksa sambil terus berpikir positif tentang gadis itu.

Zidan mengerutkan dahinya ketika tidak melihat ada Melody bersama ketiga sahabatnya, "tadi dia bilang ke toilet katanya nemenin Tia." Ucapnya.

Ketiga gadis itu terkejut mendengar penjelasan Zidan, "tapi daritadi Tia sama kita, kak. Dia gak ke toilet sama sekali."

Suasana menjadi semakin tegang.

"Ini Melody spam chat gue nanya gue dimana, voicecall berkali-kali juga!" Pekik Tia baru saja menyalakan handphonenya sebab selama mata pelajaran berlangsung tadi handphone wajib di nonaktifkan.

"Melody kemana?!" Teriak Ghina, matanya terasa panas, ia terjatuh lemas di bawah.

Dera dan Tia yang ikut panik itu terus menangis sambil membawa Ghina untuk duduk di tepi koridor sekolah itu.

Tangan Aksa terkepal, jantungnya seperti berpacu lebih cepat. Siapa yang sedang main-main bersamanya saat ini?

Drttt... Drttt... Drttt...

Handphone Aksa berbunyi, cowok itu langsung menerima panggilan itu tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Bang, Melody sama lo, kan? Nenek khawatir soalnya dia belum pulang juga."

XELANOR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang