Hari kedua perlombaan olahraga antar kelas SMA Garuda dilaksanakan. Sejak kemarin sudah diadakan berbagai macam lomba, seperti lomba permainan tradisional sebagai acara pembuka, basket, badminton dan lain sebagainya, hari ini adalah hari terakhir untuk melaksanakan perlombaan yang tersisa, yaitu lomba futsal dan lomba lari.
Seluruh peserta yang ikut berpartisipasi menjadi kandidat kelasnya mempersiapkan diri.
"Semangat ya, Ghina," ucap Melody yang kesekian kali memberikan dukungan pada sahabatnya.
Ghina tersenyum, "makasih, Mel."
"Tendang bolanya bukan sepatunya," ucap Dera sambil sarapan dengan bekal yang tadi ia bawa.
"Emangnya lo, Der." balas Ghina mengejek sahabatnya itu.
Dera membelalakan matanya lalu mendengus kesal, "jangan diingetin lagi, please."
Melody dan Ghina tertawa melihat raut wajah Dera yang berubah kusut ketika mengingat kembali kejadian memalukannya. Jadi singkat cerita kemarin ketika latihan, Dera sempat mencoba melakukan tendangan adu pinalti dengan Vano yang menjadi penjaga gawangnya, Ghina membunyikan peluit alami dari mulutnya lalu Dera mulai untuk berlari kecil dan menendang bola itu tetapi siapa sangka bukannya bola itu yang masuk ke gawang tetapi sepatu putih yang dikenakan Dera malah melayang hampir mengenai Vano. Tentu saja hal ini mengundang gelak tawa seluruh murid kelas XI MIA 2.
"Lo harus kursus futsal sama gue besok," ucap Ghina menepuk-nepuk bahu Dera.
Dera tersenyum senang, "gratis?!"
"Bayar dua kali lipat tiap jamnya khusus buat lo," jawab Ghina dengan santai.
Senyuman cerah yang terpancar di wajah Dera tadi mendadak sirna begitu saja, "yaelah sama sahabat sendiri, Ghin." Melody dan Ghina kembali tertawa.
"Ghin! Jadwal kelas kita mulai jam 9, mungkin sekarang bisa latihan pemanasan dulu," ucap Baron menghampiri mereka.
Ghina mengangguk, "oke deh." Ghina mengambil stringbag-nya, "gue latihan dulu ya."
"Oke! Semangat, Ghina!" balas Melody dan Dera bersamaan. Ghina tersenyum lalu pergi keluar kelas bersama teman satu timnya.
Kini tersisa Melody dan Ghina serta beberapa murid lainnya yang juga sedang menunggu giliran kelasnya mulai lomba.
"Dera tadi Tia kemana sih?" tanya Melody duduk menghadap belakang melihat Dera.
"Paling ada briefing sama ekstrakurikulernya," Dera menjawab asal.
Melody mengangguk paham, ia mengambil handphonenya dan memainkan sebuah game masak-masakan yang baru saja ia download.
"Gimana latihan lo sama Kak Aksa kemarin, Mel?" tanya Dera sambil membereskan tempat makannya.
"Gak gimana-gimana."
Jawaban Melody membuat Dera menghela napasnya, "besok pas pensi kalian mau nyanyi lagu apa?"
Melody mematikan handphonenya lalu menggeleng tidak tahu, "aku belum mikirin itu."
"Kok belum?"
"Aku masih ragu."
Dera menopang dagunya di atas meja menatap lekat sahabatnya itu, "jangan pikirin apa yang belum pasti terjadi, Mel." ucap Dera seakan paham dengan apa yang Melody pikirkan.
Melody terdiam.
"Kalo masalah lagu yang bikin lo ragu, lo bisa kok pake lagu kesukaan lo biar feel-nya nyampe ke hati yang lainnya."
Melody mengangguk pelan, apa yang dikatakan Dera itu benar, "lo punya kan lagu kesukaan?"
"Ada," jawab Melody. "Nah, yaudah coba aja diskusiin dulu sama Kak Aksa." balas Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
XELANOR [ON GOING]
Teen FictionDENGAN HORMAT PENULIS, SAYA MOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READERS! -- Cerita ini menceritakan tentang Dunia Angkasa yang menginginkan seorang gadis itu abadi di kehidupannya. Singkat aja deskripsinya ya soalnya suka duka, rahasia, misteri, teka...