halo...!
jangan lupa tap vote sebelum membaca yaa^^, jangan lupa juga tinggalkan jejak seperti komentar di part ini, karena notifikasi kalian menjadi salah satu penyemangat bagi author.♡
noted : untuk bagian akhir di part ini kalian boleh sambil dengerin lagunya Vierra yang berjudul "Seandainya" biar feel-nya lebih kerasa di hati kalian hehehe🤗
happy reading...!
——
Malam hari yang sangat cerah dengan ribuan bintang tersebar di langit hitam pekat yang indah. Namun, kecerahan yang terpancar tidak membuat Melody semangat menjalani aktivitas minggu malam yang melelahkan ini. Ya, malam ini adalah jadwal keberangkatan dirinya ke Jogja bersama Arkana, pamannya. Sejujurnya Melody belum bisa mengikhlaskan perpisahannya dengan banyak orang-orang terdekat yang hadir menemani kehidupannya selama ini, seperti Aldi, ketiga sahabat kesayangannya, beberapa kakak kelas yang berhubungan dekat dengannya, dan yang paling utama adalah seorang laki-laki bernama Angkasa Zaidan. Ya, meskipun Melody tetap akan pergi meninggalkan kota ini, di lubuk hatinya yang paling dalam Melody sama sekali belum siap untuk meninggalkan semuanya.
Kejadian demi kejadian yang terjadi padanya seakan terus berputar di dalam otaknya membuat Melody bimbang, ragu, takut, dan banyak perasaan lainnya yang membuat gadis itu belum siap untuk pergi dari masalah tersebut. Melody kembali teringat bagaimana tadi Aksa datang untuk menolongnya, bagaimana Aksa naik pitam karena keselamatannya, bagaimana Aksa menarik tubuh mungilnya ke dalam dekapannya yang kekar, dan bagaimana Aksa menangis untuk menjelaskan banyak hal yang laki-laki itu rasakan karena kesalahpahaman ini. Namun, perasaan Melody selalu saja kembali merasakan sakit karena teringat dengan banyak hal tidak terduga, seperti keputusan keluarga Aksa yang akan menjodohkan laki-laki itu dengan sahabat kecilnya dan acara pertunangan itu akan diadakan malam ini di rumah keluarga Naya.
Saat ini Melody sedang duduk di depan kaca cermin kamarnya dengan tatapan kosong terus memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Dari pantesan kaca itu di sebelah kanan dan kirinya terlihat tiga orang sahabat Melody yang ikut merasakan apa yang gadis itu rasakan. Ghina, Dera dan Tia memang datang ke rumah Melody setelah mereka mendapatkan kabar kalau Melody akan berangkat ke Jogja malam ini. Kabar tersebut tentu saja membuat mereka tidak terima dan berharap kalau semua itu hanyalah prank. Di antara mereka bertiga, Ghina yang paling terpuruk atas perpisahannya dengan Melody yang akan terjadi beberapa saat lagi. Baik Ghina, Dera, dan Tia sama-sama terdiam karena ketidakpercayaan mereka karena perpisahan ini.
"Mel, lo serius mau pindah ke Jogja?" tanya Tia dengan suaranya yang lemas.
Melody memaksakan senyumannya sambil mengangguk. "Aku harus lanjutin sekolah di Jogja karena keluarga aku semuanya tinggal di sana," jawabnya.
"Tapi 'kan di sini lo masih punya kita, lo masih punya keluarga kayak kita," balas Dera.
Tia mengangguk setuju. "Bener tuh, Mel!" sahutnya.
Melody terkekeh pelan. "Kalian jangan sedih, 'kan kita masih bisa telponan dari jauh," ujarnya.
Dera menggeleng cepat. "Gue gak punya pulsa--"
"Nanti aku isiin," potong Melody.
"Gue gak mau," balas Dera langsung. "Gue gak mau cuma lewat telpon aja, gue maunya ketemu sama lo seterusnya!" ujarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/352508316-288-k436294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
XELANOR [ON GOING]
Ficção AdolescenteDENGAN HORMAT PENULIS, SAYA MOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READERS! -- Cerita ini menceritakan tentang Dunia Angkasa yang menginginkan seorang gadis itu abadi di kehidupannya. Singkat aja deskripsinya ya soalnya suka duka, rahasia, misteri, teka...