🪐60 - Rencana Awal, Aksa Bertemu Xavier, Kabar Tentang Markas

400 26 2
                                        

Hari ini adalah hari sabtu dimana hari yang menyebalkan bagi sebagian murid SMA Garuda karena mereka harus tetap hadir sesuai mata pelajaran mereka masing-masing. Bagi mereka yang kelas dua belas diwajibkan hadir karena mereka tetap harus mengikuti bimbingan menuju Ujian Nasional mereka nanti, sedangkan bagi mereka yang kelas sepuluh dan sebelas wajib hadir dikarenakan ada kegiatan ekstrakurikuler, kecuali memang diliburkan sebab guru pembimbing ekstrakurikuler mereka tidak bisa hadir seperti halnya ekstrakurikuler musik yang hari ini Bu Nita berhalangan hadir jadi para muridnya diliburkan termasuk Melody dan beberapa teman yang lain.

Ketidakhadiran Melody di sekolah tentu saja membuat Aksa sejak tadi terus melamun tidak jelas selama mata pelajaran bimbingan berlangsung bahkan setengah lebih dari materi yang diberikan sama sekali tidak ada yang menyangkut di otak Aksa, selama di kelas tadi yang dilakukan Aksa hanyalah terdiam, menatap kosong ke depan, tidur dan mencoret-coret abstrak buku materinya. Tidak hanya sampai disitu saja, setelah kelas bimbingan selesai dan memasuki waktu istirahat sebelum pulang pun Aksa masih tetap aktivitasnya di kelas tadi bedanya sifat laki-laki itu menjadi sedikit lebih sensitif entah karena ulah beberapa murid yang mengganggu ketenangannya dan menghalangi langkahnya sekalipun mereka adalah sahabatnya.

Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Lima orang anggota inti Xelanor sudah bertengger di kantin dengan tumpukan piring kosong pesanan mereka yang sudah habis. Hari ini materi bimbingan adalah matematika, tentu saja hal itu begitu menguras otak sampai akar-akarnya belum lagi mereka harus berjuang menggunakan otak mereka sendiri karena Zidan masih juga belum masuk sekolah. Alhasil mereka memesan lebih dari satu porsi untuk mengembalikan energi mereka masing-masing.

"Sumpah gue laper banget, anjir!" keluh Pian setelah baru saja menghabiskan seporsi batagor yang kedua.

Keanu melahap nasi kuning dan lauknya, "lo udah habis 5 porsi loh, Yan."

Pian berjalan ke kios Bu Yuyun dan mengambil dua bungkus nasi rames lalu kembali lagi ke tempatnya. "Tetep aja perut gue masih keroncongan daritadi, matematika nguras energi banget, anjir!"

"Makan segentong pun lo gak bisa gemuk-gemuk, Yan!" celetuk Sean ikut menghabiskan soto mie kesukaannya.

Pian meliriknya kesal lalu kembali fokus menghabiskan dua makanan terakhir. Tidak ada yang berbicara lagi di antara mereka kalau ketiga member sinar keceriaan itu tidak menjadi dalang atas kegaduhan meja pojok kantin ini. Berbeda dengan Keanu, Pian dan Sean yang masih asyik mengisi ulang energi mereka, sejak tadi dua pilar kehidupan Xelanor itu hanya terdiam. Gavin masih sempat makan gorengan pesanannya di sela-sela kesibukannya pada layar laptop menyelesaikan tugasnya melacak seseorang yang tadi baru ditugaskan Aksa kepadanya. Ngomong-ngomong soal Aksa, seperti apa yang dijelaskan sebelumnya kalau sejak tadi laki-laki itu hanya terdiam dan melamun bahkan es teh yang dipesan Pian tadi masih utuh tak tersentuh, beberapa esnya pun mulai terus mencair.

"Lo gak makan, Sa?" tanya Gavin.

Aksa hanya menggeleng pelan, malas menanggapinya dengan jawaban lebih. Laki-laki itu lanjut melamun sambil mengaduk-aduk asal es tehnya dengan sedotan.

Sean menenggak habis es teh pesanan terakhirnya yang masih tersisa. "Lo kenapa diem mulu kayak mayat hidup gini sih, Sa?" tanyanya heran.

Aksa hanya terdiam dan menghela napas, entah kenapa semangatnya hari ini sedang tidak berpihak kepadanya. Ya walaupun tadi lagi ketika Aksa menyempatkan diri main ke rumah Melody, gadis itu sudah berulang kali menyemangatinya bahkan beberapa menit yang lalu kekasihnya itu baru saja mengiriminya pesan semangat, tetapi tetap saja rasa semangatnya itu akan cepat habis jika tidak langsung bertemu dengan obatnya.

"Abang sedih gak ada ayang," ejek Pian membuat ketiga sahabatnya reflek tertawa.

Sean hampir saja tersedak karena tertawa. "Gak ada yang jadi semangat sekolah ya?" sahutnya lanjut tertawa lagi, tidak peduli kalau dirinya kembali tersedak es batu yang lebih besar yang baru saja ia telan.

XELANOR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang