halo...!
jangan lupa tap vote sebelum membaca yaa^^, jangan lupa juga tinggalkan jejak seperti komentar di part ini, karena notifikasi kalian menjadi salah satu penyemangat bagi author.♡
happy reading...!
--
Pagi yang cerah di hari Sabtu, suasananya begitu hangat menyambut dunia yang fana' ini. Serpihan awan-awan tipis menghiasi hamparan langit biru yang sangat luas, membuat pemandangan di atas sana begitu menenangkan dengan perpaduan antara putih dan biru muda yang indah. Kicauan burung-burung yang hinggap dan berterbangan di antara pepohonan serta bangunan atap rumah itu terdengar salih bersahutan nyaring membangunkan umat manusia yang harus membuka mata untuk semangat kembali menjalankan aktivitasnya. Sinar matahari yang cerah menyoroti bumi beserta isinya, pancarannya juga menembus masuk ke sela-sela pepohonan ataupun jendela bangunan apalagi perumahan, seperti pada sebuah rumah mewah dengan nuansa klasik tapi elegan dengan dominansi putih dan emas menghiasi corak ukiran yang ada di setiap sudutnya.
Rumah yang dimaksud itu adalah rumah mewah milik keluarga Andreas atau yang biasa disebut dengan Andre, tapi untuk rumah ini lebih tepatnya telah diwariskan sepenuhnya oleh anak laki-laki bungsu mereka yang bernama Angkasa Zaidan. Dia adalah cucu laki-laki kedua yang lahir di keluarga besar Ashaquille, tapi untuk saat ini ia sudah dianggap menjadi cucu laki-laki pertama yang berhasil mendapatkan warisan sepenuhnya dari kedua orang tuanya, karena sebuah kasus yang masih belum jelas kronologinya adalah masalah menghilangnya keberadaan sang kakak kandung, Antariksa, yang melarikan diri dari kehidupan keluarga itu dan sekarang mereka berdua malah menjadi rival besar tanpa ada sedikitpun pertanda jika keduanya akan berdamai. Saat ini sudah pukul enam pagi tapi entah sejak kapan Aksa sudah duduk di meja belajar kamarnya menghadap laptop yang sudah lama terbuka berjam-jam yang lalu. Ya, memang kemarin malam Aksa memutuskan untuk bermalam di rumahnya, ia pulang ke rumah ketika sudah mendapatkan informasi kalau ayahnya dan istrinya itu sudah beristirahat di kamarnya masing-masing.
Kini laki-laki itu sedang memijat pelipisnya sambil sesekali memejamkan mata karena semalaman tadi dirinya memutuskan untuk begadang ketika Kahzi mengirimkan berkas dokumen dan barang bukti milik buronan atas nama Ben tersebut. Jadi tidak heran kalau di atas meja belajarnya ini bukan dipenuhi oleh buku-buku yang berserakan, tapi hanya ada secangkir kopi serta asbak beserta abu dan puntung rokok sisa Aksa tadi.Drt... drt... drt...
Aksa membuka sebelah matanya dan melirik handphone yang tergeletak begitu saja di sebelahnya. Notifikasi panggilan itu bukan dari kekasihnya yang membuat laki-laki itu sangat malas untuk mengangkatnya. Jadi, Aksa hanya mendiamkannya sampai panggilan itu berhenti dengan sendirinya.
Drt... drt... drt...
Panggilan yang kedua, membuat Aksa kembali membuka mata dan akhirnya meraih handphone yang menampilkan nama Kahzi tertera di layarnya.
"Ya, Bang?" balas Aksa dengan suaranya yang lelah.
"Istirahat, Sa."
Aksa mendengar Kahzi menghela napasnya panjang setelah beberapa saat kakak seniornya itu sempat terdiam.
"Gue tau lo belum istirahat dari semalem."
Sama seperti yang dilakukan Kahzi tadi, tapi bedanya helaan napas Aksa terdengar lebih berat dan kasar daripada Kahzi.
"Bang--"
"Berkali-kali gue udah bilang sama lo, jangan sampai lo habisin energi lo buat nyelesain masalah ini sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
XELANOR [ON GOING]
Teen FictionDENGAN HORMAT PENULIS, SAYA MOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READERS! -- Cerita ini menceritakan tentang Dunia Angkasa yang menginginkan seorang gadis itu abadi di kehidupannya. Singkat aja deskripsinya ya soalnya suka duka, rahasia, misteri, teka...