🪐93 - Penyesalan Aksa, Pesan Jeffrey Untuk Melody, Restoran Milik Elina

213 22 9
                                    

halo...!

jangan lupa tap vote sebelum membaca yaa^^, jangan lupa juga tinggalkan jejak seperti komentar di part ini, karena notifikasi kalian menjadi salah satu penyemangat bagi author.♡

happy reading...!

--

Hari minggu yang cerah di mana hampir seluruh manusia yang ada di bumi ini menikmati waktu liburnya dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sedang asyik liburan bersama keluarga di luar kota, ada yang membuat agenda seru-seruan di salah satu rumah lingkup persahabatan mereka, ada yang harus membantu orangtuanya beres-beres rumah, dan ada juga yang lebih memilih bersantai di rumah. Mereka semua melakukannya dengan senang hati dan bahagia diselingi canda dan tawa membuat suasana di sekitar mereka menjadi terasa hangat karena mereka benar-benar menikmati hari liburnya yang sudah mereka nantikan selama satu minggu yang lalu. Namun, hal itu sama sekali tidak dirasakan oleh perasaan dan keinginan hati seorang laki-laki bernama Angkasa Zaidan.

Ya, sejak semalam Aksa pulang dari event balap motor dan bertemu dengan sang kakek di rumahnya, sekitar lima menit laki-laki itu baru masuk ke dalam rumah, ia langsung pergi lagi menggunakan motor merah kesayangannya dengan perasaan marah. Aksa dilanda perasaan yang sangat marah pada malam itu karena harapannya untuk menggagalkan acara pertunangan itu mustahil bisa ia lakukan, sebab keputusan dari kakeknya sendiri sudah bulat dan memaksanya untuk tetap melangsungkan pertunangannya dengan Naya nanti malam. Jadi, tidak heran kalau kamar apartment Aksa sudah benar-benar hancur berantakan akibat pelampiasan amarahnya sejak dini hari tadi.

Barang-barang mahal dengan brand terkenal itu sudah tidak ada harga dirinya ditempatkan di kamar apartement milik seorang Angkasa Zaidan. Figura lukisan, gucci, hiasan dinding, serta peralatan elektronik canggih yang memiliki harga fantastis itu sudah benar-benar hancur di tangannya. Apalagi melihat kondisinya yang sekarang benar-benar kusut itu membuat para sahabatnya yang datang untuk menjenguknya itu kompak memprihatinkan keadaannya, bahkan sejak pagi-pagi buta tadi Gavin, Pian, Sean dan Keanu berada di sini, satu pun dari mereka tidak ada yang berani untuk mengusik apalagi menyentuh ketua kebanggaan mereka yang satu itu.

"Sa," panggil Gavin.

Aksa sama sekali tidak minat menjawabnya, bahkan laki-laki itu malah membuka bungkus rokoknya yang baru ketika beberapa bungkus rokok sebelumnya sudah habis ia gunakan.

"Gue tau lo dari kemarin belum makan," Gavin mencoba mendekati salah satu box makanan yang mereka bawa tadi kepada laki-laki itu. "Sedikit-sedikit lo harus isi perut lo sama makanan," lanjutnya.

Aksa hanya meliriknya sekilas dan menggeleng pelan. "Gue kenyang," balasnya.

"Kenyang? Lo kenyang makan apaan, Sa?" Keanu mengerutkan dahinya semakin fokus memperhatikan ketuanya yang sudah pucat dan lemas seperti itu. "Dari tadi gue liat lo cuma nyebat doang dan sedikitpun lo sama sekali gak nyentuh makanan."

Apa yang dikatakan Keanu itu sangatlah benar karena Aksa sama sekali belum menyentuh makanan ataupun minuman sebagai asupan energinya. Sejak pagi dini hari tadi sampai detik ini yang dilakukan Aksa hanyalah menghisap dan menghembuskan asap rokoknya di udara, bahkan bau asap rokoknya mampu mengalahkan aroma pengharum ruangan di kamar apartemet ini. Di sekitar laki-laki itu juga tidak ada tanda-tanda keberadaan makanan atau minimal sekali adalah cemilan itu juga tidak ada karena di sekelilingnya hanya ada abu rokok yang berserakan di karpet ruang tamu dan sisa-sisa puntung rokok yang dibuang secara asal oleh Aksa.

"Sesuap aja, Sa, ini nasi goreng juga mumpung baru mat--"

"Gue bilang gue kenyang." Aksa memotong perkataan Gavin yang hendak menyiapkan menu makanannya, yaitu nasi goreng.

XELANOR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang