"GAK BECUS BANGET SIH LO CUMA GITU DOANG!" Terlihat seorang laki-laki berdiri angkuh di hadapan beberapa orang. Napasnya terengah-engah karena emosinya yang meluap.
Lelaki yang duduk bertumpu pada lutut itu menunduk ketakutan, "maaf bos."
Laki-laki yang diketahui merupakan ketua dari mereka itu hanya menghela napasnya kasar, ia juga menendang kursi ke sembarang arah. "ARGH! SIALAN!"
"Gue gak mau tau, kalian harus dapet informasi tentang cewek itu!" ucapnya. "KALIAN SEMUA!"
"Si-siap bos."
Laki-laki itu berjalan keluar meninggalkan ruangan sebelum berhasil keluar ia juga menendang beberapa guci yang terpajang di dekat pintu.
✨
Melody menyandarkan sepedanya di lahan kosong dekat pos satpam. Setelah selesai merapikan sepedanya ia langsung berjalan menuju kelasnya. Banyak sekali siswa dan siswi yang tersenyum ramah kepadanya, bahkan ada yang sampai memanggil namanya. Hal itu tidak membuat Melody risih, justru ia senang karena orang-orang bisa mengenalnya dengan baik.
Ketika Melody sudah berada di tengah lapangan, dirinya terkejut ketika ada sebuah motor melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Melody memejamkan mata ia takut ada hal tidak enak terjadi padanya, bahkan napasnya itu sempat tertahan beberapa detik.
Melody membuka matanya ketika ia tidak merasakan apa-apa. Matanya membelalak lebar ketika mendapatkan Aksa sedang duduk di atas motor tepat di hadapannya.
"Kak kalo mau ngebut-ngebutan jangan di sekolah dong!" Melody berkacak pinggang. Tidak ada respon dari Aksa, cowok itu masih terdiam di atas motor terus menatap perempuan itu, ia tidak peduli jika kejadiannya ini sudah menjadi pusat perhatian SMA Garuda.
"Emang ini sekolah punya lo?" tanya Aksa.
Melody terkejut mendengarnya, "bukan sih kak, tapi kan nanti kasian yang lainnya keganggu dah gitu suara motor kakak kan kenceng gitu, nanti diomelin guru kak."
"Biarin."
Melody tidak tahu ingin mengatakan apalagi. Kakak kelasnya yang satu ini sungguh menguras pikirannya.
Kring... Kring... Kring...
Bel masuk berbunyi sebagian anak mulai masuk ke dalam kelasnya masing-masing, tapi sebagiannya lagi masih terdiam ditempat sambil memandangi anugerah terindah yang Tuhan kasihkan kepada Aksa. Tidak sedikit dari mereka berteriak histeris hanya karena melihat cowok itu melepaskan helmnya, tentu saja menampilkan wajah indahnya.
"Tuh udah bel kak, kakak langsung masuk ya! Motornya dituntun aja biar gak berisikin yang lain, nanti kalo diomelin guru baru tau rasa." ucap Melody lalu pergi begitu saja meninggalkannya.
Tanpa Melody sadari, Aksa terus memandanginya. Cowok itu tersenyum tipis, sangat tipis bahkan tidak ada yang dapat mengetahui itu.
"Angkasa Zidan! Kamu mau disitu aja sampai kelas saya selesai?!"
Lamunan Aksa terpecahkan karena seorang guru berbadan gemuk dengan riasan wajah yang terlihat nyentrik tengah berkacak pinggang di depan kelasnya.
"Nama saya Zaidan bu! Zidan mah temen saya!" sahut Aksa.
Bu Cantika, biasa dipanggil Bu Cetar karena penampilannya terlihat cetar berbeda dari para guru lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XELANOR [ON GOING]
Ficção AdolescenteDENGAN HORMAT PENULIS, SAYA MOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READERS! -- Cerita ini menceritakan tentang Dunia Angkasa yang menginginkan seorang gadis itu abadi di kehidupannya. Singkat aja deskripsinya ya soalnya suka duka, rahasia, misteri, teka...