🪐61 - Kejutan Horror, Kebahagiaan Di Panti Asuhan, Kejutan Rahasia Melody

265 25 5
                                    

Hampir memasuki waktu dini hari, Aksa melajukan motornya secara ugal-ugalan di jalan kosong ini. Kecepatan laki-laki itu sudah sampai di titik tertingginya, ia benar-benar tidak memedulikan beberapa orang yang merasa terganggu dengan kecepatan dan suara motornya. Jauh di belakang Aksa ada Kahzi yang terus berusaha menyusul dirinya.

Saat ini Aksa terus menambah lajunya melewati sebuah jalan layang daerah Kota Kasablanka, kebanyakan orang menganggap tempat ini adalah tempat pelampiasan rasa sakit hati, ada yang baru saja putus cinta atau ada yang baru saja mengalami hal-hal yang membuat rasa sakit itu ada dan bahkan ada beberapa orang yang memang hanya melihat kemampuan motor mereka masing-masing, cepat atau lebih cepat yang mereka ingin dan terakhir ada sebagian orang yang memang hobi menghabiskan waktunya dengan melakukan night ride seperti ini. Mereka semua akan melampiaskan semua rasa sakit itu di jalan layang ini dengan beradu kecepatan disini.

Kembali lagi pada Aksa, laki-laki itu dihadapkan oleh banyak orang yang sudah berjejer di garis start. Sedikit Aksa bisa mengenalinya karena jaket hitam yang dikenakan sama seperti yang dia pakai. Sekitar 100 meter jarak Aksa dan mereka yang sudah memacu kendaraannya secepat mungkin.

NGUENG!!!

Semuanya dikejutkan oleh kehadiran Aksa, kini laki-laki itu memimpin di depan mereka semakin jauh, semakin tidak ada yang bisa menyalipnya. Kecepatan Aksa adalah kemampuan yang ia punya dan tidak ada yang bisa menandinginya.

Beberapa saat kemudian, Aksa sudah tiba di depan markas meninggalkan Kahzi yang kemungkinan baru sampai jauh di belakang area persimpangan arah markas besar Xelanor. Laki-laki itu memarkirkan motornya dengan asal di pinggir jalan ini, membiarkan kunci motornya masih menyangkut disana. Langkah besar Aksa menuntunnya menuju pintu markas, tidak memedulikan panggilan Kahzi yang baru saja sampai.

DOK! DOK! DOK

"SIAPAPUN YANG ADA DI DALAM, BUKA PINTUNYA SEKARANG!" bentak Aksa sambil terus menggedor pintu kayu dua sisi yang terkunci ini.

Kahzi menyusulnya setelah ia memarkirkan motornya dengan rapi dan mengamankan kunci motor Aksa. "Gimana, Sa?"

"Bantu gue dobrak ini, Bang." Aksa semakin bertambah marah ketika ia mengintip di jendela, di dalam markas ini benar-benar gelap gulita dan kosong seperti tidak berpenghuni.

Kahzi terkejut sekaligus panik. "Lo serius?!"

BRAK!

Aksa mendobrak pintu yang terkunci dari dalam. Kesabaran laki-laki itu sudah hampir habis sebentar lagi.

BRAK!

Akhirnya Kahzi ikut mendobrak pintunya, ia tidak menginginkan pintu ini rusak parah karena ulah ketuanya. Jadi mau tidak mau Kahzi harus membantunya untuk mengurangi kerusakan.

BRAK!!!

Pintu itu terbuka sampai terbanting di dinding cukup keras menandakan kemarahan Aksa sudah di tingkat apa. Aksa dan Kahzi mengedarkan pandangannya di ruangan gelap ini.

Ceklek!

Setelah menelusuri dinding markas pelan-pelan, Aksa berhasil menyalakan saklar lampu. Matanya harus mengerjap beberapa kali agar bisa mengatur intensitas cahaya yang masuk di matanya secara mendadak.

Baik Aksa maupun Kahzi sudah dibuat bingung setelah melihat kondisi markas mereka. Di dalam kamus Aksa, markas ini sangat jauh dari kata hancur sebab beberapa barang hanya berpindah tempat saja, seperti sofa dan kursi yang ada di ruang tamu dan ruang utama hanya terbalik dan berubah posisi, meja dan laci pun juga menghantam dinding tetapi tidak ada satupun retakan di dinding itu, vas bunga dan guci-guci mahal itu hanya tergeletak di atas lantai tanpa adanya goresan atau bahkan pecahan yang ada di setiap sisinya, Aksa mengerutkan dahi setelah ia mencolek dan menghirup bercak warna merah berbentuk telapak tangan yang seolah-olah terseret di dinding itu tidak sedikitpun beraroma darah segar melainkan bau stroberi yang manis sedikit menyengat, sebenarnya tidak hanya itu sebab masih banyak kejanggalan yang terjadi di markas ini.

XELANOR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang