🪐68 - Sabtu Pagi, Rezeki Untuk Melody, Malam Minggu Yang Buruk

311 29 5
                                    

Pagi hari Sabtu yang sangat cerah suasana kelas sepuluh dan sebelas SMA Garuda sudah sangat ramai murid yang mempersiapkan diri untuk mengikuti program ekstrakurikuler. Sedangkan bagi kelas dua belas harus fokus mempelajari materi yang diberikan oleh guru pembimbing. Apalagi sesuai jadwalnya besok hari Senin akan diadakan tryout sekolah guna mengetahui kemampuan para murid kelas dua belas SMA Garuda.

Sejak tadi jam pertama bel berbunyi, kelas XII SOS 2 diajak Bu Cantika untuk melakukan bimbingan di ruang perpustakaan, tepatnya sebuah tempat seperti ruangan monitoring yang memang didesain khusus yang digunakan untuk melancarkan proses belajar mengajar. Semua murid hanya diberikan Bu Cantika beberapa lembar kertas berisikan latihan soal tryout yang wajib dikerjakan lalu ia pergi meninggalkan ruangan membiarkan para muridnya bisa mengerjakan secara mandiri. Saat ini di ruangan monitoring setelah Bu Cantika sudah kembali, sebagian dari para murid kelas ini masih sangat fokus memerhatikan guru matematika mereka ini yang begitu semangat menjelaskan materi tentang aljabar, algoritma dan lain sebagainya.

Akan tetapi sangat jauh berbeda dengan kondisi lima murid yang berada di barisan paling belakang dengan bermacam-macam ekspresi yang mereka tunjukkan, seperti Aksa sibuk memainkan sesuatu di handphone, Gavin fokus menonton sebuah video tutorial yang menerangkan tentang cara melacak sebuah kode dari web internet ilegal dengan menonaktifkan suaranya agar tidak ketahuan oleh Bu Cantika, lalu di pojok ruang monitoring ini ada Zidan, Keanu, Pian dan Sean. Jika kalian bertanya alasan yang menyebabkan Zidan berada di antara tiga biang kerok itu, jawabannya adalah sebelum kelas dimulai Pian memang meminta Zidan menjelaskan materi, tetapi baru dua menit laki-laki itu fokus memerhatikan Zidan, datanglah Keanu dan Sean yang mengajaknya bermain game online bersama. Bukan Pian namanya jika laki-laki itu tidak mudah terhasut ajakan orang, alhasil Pian langsung berbalik badan dan menerima tawaran dari dua sahabatnya itu. Namun belum lama mereka bertiga membuat kegaduhan kelas, akhirnya mereka pun memilih tidur sampai detik ini Bu Cantika sudah berkacak pinggang di sebelah meja mereka berempat.

"Habis bikin berisik kelas sekarang malah tidur!" ujar Bu Cantika menggelengkan kepala melihat mereka bertiga.

Bu Cantika beralih pada Zidan.

"Kamu pindah ke depan sekarang," perintahnya pada Zidan yang sedang sibuk menuliskan pembahasan soal yang ada di papan tulis. Zidan mengangguk lalu menuruti perkataan gurunya itu, ia duduk di depan bersama Aldo.

Bu Cantika menghela napas lelah, ia menutup kipas bulunya lalu mengetuk bahu mereka bertiga secara bergantian.

"Bangun! Bangun! Bangun!" seru Bu Cantika kepada ketiga muridnya itu.

"Eugh..."

Bukannya langsung membuka mata, tiga biang kerok itu malah hanya mengulet.

"Gak kuat banget gue, Zid—hoam!" gumam Pian lalu menguap panjang.

Sean juga menguap lebar lalu merubah posisi kepalanya lebih nyaman. "Hoam—oi, Zid! Nanti gue liat jawab lo ya."

Keanu duduk menyamping dan menyandarkan punggungnya di tembok ruangan yang dingin. "Bangunin gue kalo Bu Cetar patroli ya, Zid," ucapnya.

Bu Cantika menggelengkan kepala, ia menepuk-nepuk pipi mereka bertiga. "Kalian masih gak mau bangun?!"

Pian menggeleng pelan, kepalanya tadi masih terbenam di atas meja lalu mengulet sedikit memiringkan kepalanya ke kiri di mana Bu Cantika sudah duduk di tempat Zidan tadi.

"Masih ngantuk, Bu," jawab Pian dengan mata yang masih terpejam. "Hoam!" Ia menguap.

"Pffttt!" Seisi kelas reflek menutup mulutnya agar tidak tertawa.

Bu Cantika melirik tajam mereka semua, "diam kalian!" ucapnya.

Murid itu langsung kompak duduk sikap sempurna dengan kedua tangan terlipat atas meja. Bu Cantika kembali fokus pada tiga biang kerok ini, ia beranjak dari tempatnya lalu berdiri di belakang Sean dan Keanu.

XELANOR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang