Plan B

1K 50 15
                                    

"AAAAAAAAAAAAAA" Dami berteriak kencang sambil menutupi wajahnya saat melihat Wooshik telanjang di bagian bawah.

Wooshik yang terkejut dengan keberadaan Dami juga menjadi bingung harus berbuat apa.

Tak mungkin jika dia kembali keluar dari kamar tersebut karena kedua security serta sang kakak sulung sudah berada luar, mengetuk-ngetuk agar pintu tersebut dibuka.

Alhasil Wooshik hanya bisa menutup area penisnya dengan dengan kedua tangan lalu berlari menuju ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"LO NGAPAIN DI SINI?" teriak Wooshik pada Dami.

"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain lari ke kamar gue hah?" Dami berjalan mendekati pintu.

"JANGANNN DI BUKAAA!"

"Kenapa? Lo mau gagalin sunatannya lagi"

"Pliss Dami jangan di buka" Wooshik memohon dengan suara bergetar "gue minta tolong plis kali ini aja"

Dami yang tadinya emosi malah merasa kasihan pada teman sekelasnya itu.

Apalagi setelah melihat wajah Wooshik yang pucat, penuh keringan serta mata yang merah membengkak.

Dia pasti ketakutan banget, nafasnya aja masih sesenggukan gitu. Batin Dami tak tega pada Wooshik.

"Dam... tolongg" suara Wooshik semakin pelan dan lemas.

Saat Dami bingung harus berbuat apa, tiba-tiba ia menerima pesan dari Minyoung

Eonni

| Damii jangan dibuka!

|Kamu tenangin Wooshik, tetep ada di
pihak dia sampe dia tenang.

|Kamu awasin Wooshik jangan sampe
dia kabur ke luar.

Setelah membaca pesan tersebut, Dami perlahan menjauhi pintu lalu duduk di dekat meja belajar sambil memperhatikan Wooshik yang masih memohon padanya.

"Iya gue gak akan buka"

"Huuffff" Wooshik merasa lega "Makasih Dam makasih banyak" ucapnya dengan nafas yang masih sesenggukan.

Dami membuka tas sekolahnya, membawa sebotol minuman beserta tisu wajah untuk ia berikan pada Wooshik.

"Mau ngapain lo" Wooshik menarik selimut hingga dadanya, takut jika area penisnya terlihat.

"Dih apaan sih, gue cuman mau kasih lo minum"

"O...ohhh" jawab Wooshik malu.

"Lap juga tuh air mata lo"

"Iiya makasih banyak ya"

Wooshik mengelap sisa-sisa air matanya lalu meminum air yang diberikan oleh Dami.

"Lo kok ada di sini? Bukannya hari ini ada pentas?" Wooshik memberanikan diri untuk berbicara.

"Gue cuman bantu dandanin anak-anak, abis itu pulang"

"Kenapa gak sampe selesai?"

"Gue mau liat lo sunat, eh malah liat lo kabur"

Wooshik hanya diam tak bisa menjawab.

"Kenapa lagi sih lo? Perasaan tadi gue dateng lo berani-berani aja pas masuk ke ruangan"

"Emang kapan lo dateng?"

"Pas lo masuk ruangan gue ada di belakang lo, emang gak liat?"

Wooshik menggelengkan kepalanya, dia masih terlihat syok dan takut.

Wooga StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang