chapter 4

548 41 2
                                    

"udah siang. Kamu mau makan apa?"tanya Dahyun

Aku melihat jam ditanganku "ah iya benar, sudah waktunya makan siang. Kamu mau membelinya?"tanyaku

Dahyun mengangguk "tapi aku akan meminta tolong pada managerku. Karena tidak mungkin aku memesannya sendiri. Itu rawan untuk keamananku disini"ucapnya

"Ah iya. Apa saja, tapi tidak dengan daging babi"ucapku pelan

Dahyun sedikit terkejut "wae?"tanyanya

"Ah aku sudah lama tinggal di negara, dimana mayoritas nya beragama islam dan tidak mengkonsumsi daging tersebut. Jadi, sudah menjadi kebiasaan mengikutinya. Kami sekeluarga tidak pernah memakannya"jawabku hati-hati

Dahyun paham tentang itu dan mulai meminta tolong pada managernya untuk membelikan makanan yang tidak menjadi satu dengan olahan daging babi tersebut. Karena sekarang banyak, restoran yang tidak mengolah daging babi karena wisatawan yang datang dari berbagai macam negara dan agama.

Kami melanjutkan mengobrol hingga pesanan datang

"Lalu, kamu sedang ada tugas tidak saat ini?"tanyaku

"Ada, tapi aku ingin istirahat dari mengerjakan tugas"jawabnya

"Tugas apa?"tanyaku

"Membuat poster tentang musik"jawbanya

"Lalu, sudah Kamu selesaikan posternya?"tanyaku

"Kan tadi aku bilang, Aku ingin istirahat dulu dan mengobrol dengan kamu"ucap Dahyun

Aku tersenyum "arraseo"ucapku

Tak lama, bel pintu apartemen Dahyun berbunyi.

Perempuan itu segera membuka pintunya

"Gomawo eonni"ucapnya dan membawa beberapa bungkus makanan

"Ini, kita makan siang dulu"ucapnya menuju ke dapur

Aku mendekatinya dan membantu Dahyun mengeluarkan makanan dari plastik

"Manager eonni membelikan daging sapi bulgogi dan ayam goreng beserta nasi"ucapnya

"Ne"ucapku

"Duduklah"ucapnya menyuruh ku duduk

Aku pun duduk dihadapannya. Dahyun membantu membuka wadah berisi nasi untukku

"Ini nasimu dan lawuknya ambil sendiri"ucapnya

"Gomawo"ucapku

Kami pun makan bersama dan diiringi obrolan. Ngobrol apa saja. Terutama tentang, dimana aku tinggal? berapa lama aku tinggal di luar Korea? Dan bahkan terkejut jika aku orang blasteran, Korea Selatan dan Indonesia.

"Ah pantas saja, namamu ada Mahesa nya?"ucapnya

Aku mengangguk membenarkan "ah geureu, geureu. Aku paham sekarang. Wah aku tidak menyangka, memiliki teman keturunan Indonesia"ucapnya

"Ne"ucapku

"Jadi teringat salah satu perawatan kulit dan wajah negara itu yang menjadikan kami BA nya. Itu sebuah kehormatan untuk kami, dipercaya menjadi BA nya"ucapnya

Aku hanya tersenyum mendengarnya.

°°°

Menjelang sore hari, aku pamit pada Dahyun. Dan sebenarnya ingin sedari tadi aku pulang, tapi Dahyun melarang. Jadi aku mengiyakan untuk tetap disana beberapa jam dan diisi dengan kembali mengobrol. Tapi jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, jadi harus pulang. Ibuku juga sudah menghubungi ku sedari tadi.

Step Brother, Step FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang