Chapter 61

106 21 0
                                    

Dua minggu ini, selain di sibukkan dan dibuat lelah oleh praktik yang sedang kujalani, aku juga disibukkan dengan tugas akhir ku. Apalagi, dosen menyebalkan itu memberikan coretan yang sangat banyak dalam proposal skripsi yang ku buat. Dan dia juga membentakku, mengatakan aku tidak becus dalam mengerjakannya.

Sakit hati, tentu saja. Ingin marah, namun aku tahan. Ingin nangis, aku tahan juga. Jangan sampai nangis di hadapannya.

Seperti saat ini. Aku sudah lelah dengan praktik di rumah sakit, aku selesai shift jam 3 sore dan harus lanjut menemui dosen pembimbing ku yang saat ini berada di ruangannya untuk konsultasi proposal yang aku buat.

Dosen di hapadanku ini, sedang membaca proposal yang sebelumnya sudah sempat aku perbaiki. Hasil dari coretan yang dia berikan. Entahlah, reaksi apalagi kali ini yang akan dia berikan. Aku harap-harap cemas menunggu reaksinya.

"Hm bagus. Untuk bab 1 dan 2 ini, sudah benar. Bisa lanjut ke tahap bab selanjutnya"ucapnya

Aku bernafas lega, karena akhirnya aku tidak perlu memperbaiki 2 bab itu lagi.

"Sudah dapat, instrumen penelitian nya?"tanyanya

Aku terdiam sejenak. Bingung dengan pertanyaan itu.

"Yn?"tanyanya

"Ne? Ah instrumen? Ani"jawabku, membuat kerutan di dahinya menebal

"Maksudmu? Untuk teknik pengambilan sampel mu pun belum kamu tentukan?"tanyanya

Aku menundukkan kepalaku "Ani. Saya belum mendapatkan instrumen nya, saem. Saya bingung. Saya juga tidak tahu, apa itu instrumen"ucapku

Aku bisa mendengar, jika dia menghela nafas secara kasar.

"Kau tidak tahu apa itu instrumen penelitian?"tanyanya

Aku menggelengkan kepalaku

Brak

Tepukan di meja, membuatku terkejut dan dengan spontan menatapnya.

"Kau tidak tahu tentang instrumen penelitian? Sekarang kamu masuk ke bab 3 tentang kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional dan akan masuk ke bab 4, tentang metodologi penelitian. Jelas-jelas disini kamu akan membahas untuk penelitian skripsi mu"tanyanya lagi

Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban. Jangan salahkan aku karena tidak tahu tentang itu. Dia saja tidak memberitahu dari awal, jika harus ada instrumen penelitian dan seperti apa instrumen penelitian itu.

"Tapi saya memang tidak paham, saem"lirihku

"Instrumen penelitian itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Yang akan membantu kamu mengumpulkan data yang kamu butuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian kamu. Seharusnya itu sudah siap, sebelum kamu penelitian"ucapnya

"Ya, saya kan tidak tahu saem. Jeoseonghabnida, bukankah seharusnya sedari awal anda memberitahu saya?"tanyaku

"Mwo? Yak. Seharusnya kau sudah tahu, jika penelitian itu menggunakan instrumen penelitian agar hasil yang kamu teliti itu mendapatkan hasil"ucapnya lagi

"Saem, ini pertama kali untuk saya mengerjakan ini. Saya tidak mengetahui sama sekali. Arraseo mungkin saya tahu, tapi saya tidak paham tentang apa itu instrumen penelitian dan bagaimana saya mendapatkannya. Bukankah seharusnya, anda yang memberitahu? Anda pembimbing saya"ucapku kesal

Dosen dihadapan ku ini, dia menghela nafasnya. Dia menatap ku, bak sebuah pisau yang siap menghunus lawannya.

Namun tak lama, sorot matanya kembali seperti semula.

"Arraseo. Akan saya jelaskan"

Dia mengubah posisi duduknya, menjadi lebih tegak dan menyatukan kedua tangannya diatas meja.

Step Brother, Step FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang