Chapter 21

303 36 1
                                    

Jaehyun terus memperhatikan adiknya itu yang masih berpelukan dengan Ayah kandungnya. Jaehyun ikut bisa merasakan, apa yang Yn rasakan. Jaehyun jadi merindukan Ibunya yang telah tiada. Tanpa sadar, air mata pun jatuh di pipinya.

Jaehyun mengusap air mata itu dan tersenyum. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat foto seorang perempuan cantik, yang tersenyum menatap kamera.

"Eomma, aku rindu. Semoga Eomma bisa melihat kebahagiaan kami disini. Eomma, Jaehyun bahagia memiliki adik sambung seperti Yn. Jaehyun berharap, eomma bisa selalu melindunginya dari sana. Tapi eomma, eomma bisa melihatnya kan dari sana? Dia cantik kan eomma? Haera eomma juga cantik dan Appa mencintainya"

"Eomma mianhae. Bukan Jaehyun ingin menggeser nama eomma dari hati Appa, tapi Appa juga butuh pendamping hidup untuk menemani sisa umurnya. Eomma, Haera eomma adalah adik kelas Appa semasa sekolah, Jaehyun berharap eomma tidak membencinya ya? Karena Jaehyun juga senang, memiliki Haera eomma di keluarga kita"

Jaehyun terus menatap foto sang Ibu, dengan mulutnya terus berucap pelan. Seakan-akan, dia bisa berkomunikasi dengan Ibunya itu.

°°°

"Kalau begitu, Ayah pulang ya? Kamu harus selalu mengabari Ayah, jika kamu ada sesuatu. Meski bagaimana pun, kamu tetap anak Ayah"

"Iya Ayah, Yn janji. Ayah harus selalu sehat dan bahagia juga ya?"ucap Yn

Mahesa tersenyum dan mengangguk. Walaupun hatinya mengatakan, jika dia tidak bisa bahagia dengan pernikahannya yang sekarang. Tapi apa boleh buat, dia juga yang ambil keputusan itu.

"Ne, Ayah akan bahagia juga"

Yn tersenyum mendengarnya. Mahesa akui, senyuman Yn sangatlah mirip dengan senyuman Haera. Wajah Yn, mirip dengan wajahnya.

"Yn, Ayah senang kamu bisa menguruskan badanmu. Tapi Ayah sedih, karena Ayah tidak tahu jika kamu sakit. Maaf, Ayah mengabaikan kamu"

Yn tersenyum dan menggelengkan kepalanya

"Tidak Ayah, Ayah memang mengabaikan aku. Tapi aku sakit, karena aku sedari dulu tidak mendengarkan Ayah. Dulu Ayah selalu meminta aku untuk mengurangi berat badan ku, tapi aku abai ucapanmu. Hingga akhirnya, aku sakit dan mengharuskan aku untuk mengurangi berat badanku. Maaf, aku tidak mendengarkan mu. Padahal, itu untuk kesehatan ku"ucap Yn

Mahesa memeluk putrinya itu "tidak apa, semua butuh proses. Dan mungkin, ini proses untuk kamu bisa mengurangi berat badan mu. Yang harus kamu ingat, jaga selalu kesehatan dan jangan pernah lupa mengkonsumsi obatmu. Mengerti?"

Yn mengangguk dan tersenyum "iya Ayah. Aku mengerti"

"Pintar nya anakku"

"Yn, meskipun kamu susah dewasa. Kamu tetaplah putri kecilku yang aku sayangi. Maaf, jika aku melukai hatimu dengan perpisahan aku dan Ibumu. Maaf, karena aku terlalu egois dan mudah tergoda perempuan lain. Maaf, aku belum bisa menjadi ayah terbaik untukmu. Tapi aku akan berusaha, menjadi Ayah yang baik untukmu"bisik Mahesa, di telinga Yn

Mahesa bisa mendengar, jika Yn terisak diperlukannya. Yn mengeratkan pelukannya padanya, Mahesa senang. Sangat senang. Dia balas mengeratkan pelukan putrinya itu, dia pun ikut menangis.

°°°

"Ayah hati-hati dijalan. Ayah kapan pulang ke Indonesia?"tanya Yn pada Ayahnya

"Mungkin lusa. Ada apa? Mau jalan-jalan dulu dengan ayah?"tanya Ayahnya

Yn terlihat berpikir sebentar dan mengangguk

"Boleh. Kita habiskan waktu hanya berdua, sebelum Ayah pulang ke Indonesia"ucapnya

Sang Ayah mengangguk dengan senyuman mengembang di bibirnya "tentu. Ayah akan mengikuti, kemanapun kamu mau pergi"

Step Brother, Step FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang