Chapter 55

125 23 2
                                    

Aku terdiam duduk di kursi. Mereka pun ikut terdiam, dengan menatapku.

Tiba-tiba, Ayah menggenggam tanganku dan tersenyum. Aku menatapnya.

Aku menatap Zalfa, dia tersenyum dan mengangguk kepadaku.

Aku menghela nafas sejenak sambil memejamkan mata. Kemudian kembali membuka mataku dan menatap mereka satu persatu yang masih menatapku.

"Aku minta maaf, atas sikap ku saat itu"ucapku

"Kamu tidak salah. Ayah mengerti alasan kamu seperti itu"ucap Ayah

Aku menatapnya

"Ayah tahu, jika aku membenci mereka?"tanyaku, dengan menunjuk ke arah kedua orang tuanya dan kakaknya.

Ayah menganggukkan kepalanya

"Ayah tahu. Ayah menyadari nya"ucapnya

Aku kembali menangis "Maaf. Aku. Karena aku, membenci mereka. Aku tidak ingin bertemu mereka sebenarnya saat itu"

Ayah mengeratkan genggamannya pada tanganku

"Ayah mengerti. Kami disini ingin meminta maaf padamu dan Eomma mu, atas segala perbuatan kami kepada kalian"ucapnya

Aku menatap Ayahku. Ucapannya menyiratkan ketulusan. Tidak ada kebohongan atau keterpaksaan.

Aku menatap kedua mbah ku dan kakak dari Ayah ku. Mereka tersenyum kepadaku.

"Kami minta maaf. Perbuatan kami, dulu memang salah. Sebenarnya kami malu, atas perbuatan Ayahmu. Tapi akhirnya, kami malah bersikap mendukung Ayahmu untuk menceraikan Ibumu"ucap Mbah uti

"Sebenarnya, itu merupakan cara yang salah untuk membuat Ibumu tidak terluka. Kami malah mendukung perceraian yang Ayahmu lakukan, dan justru membuat Ibumu dan kamu terluka. Bahkan membenci kami"ucap Mbah kung

"Maafin kami juga, yang tidak ada disaat kalian membutuhkan kami. Kami sangat malu sebenarnya, dengan perbuatan Mahesa saat itu"ucap kakak dari Ayahku

"Mbah uti dan Mbah kung, juga bude sudah meminta maaf secara langsung kepada Eomma mu. Eomma mu dengan besar hati, memaafkan mereka dan sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Meskipun Ayah tahu, Eomma mu masih menyimpan luka di hatinya. Ayah paham akan itu. Ayah tidak menafik, akan kebenaran itu"ucap Ayah

"Yn, kami minta maaf atas kesalahan kami. Kami menyayangimu, karena kamu cucu kami. Putri Mahesa satu-satunya"ucap Mbah uti

Aku terdiam mendengarnya. Aku menganggukkan kepalaku.

"Aku sudah memaafkan kalian. Eomma mengatakan, untuk aku tidak boleh menyimpan dendam kepada kalian. Karena bagaimanapun, Ayah merupakan Ayah kandungku dan kalian merupakan keluarganya yang berarti keluarga ku"ucapku

Mbah uti berdiri dan berjalan mendekati ku. Dia menggenggam tanganku dan membawaku untuk berdiri. Tiba-tiba dia memelukku.

"Maafin mbah uti ya? Mbah uti punya salah padamu"ucapnya

Aku menangis dalam pelukannya. Aku membalas pelukannya

"Yn juga minta maaf, karena sempat membenci mbah"ucapku

"Kamu tidak salah, kami yang salah"ucap mbah uti

Mbah uti memelukku cukup urat dan membelai rambutku dengan sayang. Ini pelukan yang sangat aku inginkan sedari dulu. Pelukan sayang seorang nenek.

"Mbah. Yn sayang mbah"ucapku

"Mbah tahu. Mbah uti juga menyayangi Yn. Maafin mbah, jika mbah ada salah"ucapnya

Aku menganggukkan kepalaku. Tiba-tiba, mbah kung juga memeluk kamu berdua.

"Maafin mbah kung juga ya?"ucapnya

Step Brother, Step FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang