Chapter 24

253 28 4
                                    

Di Indonesia, terlihat sepasang suami istri sedang beradu argumen. Perempuan itu mempermasalahkan tentang suaminya yang tidak kunjung menerima panggilan nya, selama suaminya itu berada di Korea Selatan dan mencurigai suaminya itu bertemu dengan mantan istri dan anaknya disana.

Mahesa yang baru tiba dirumah setelah perjalanan udara selama kurang lebih 10 jam dari Korea itu, merasa emosi setelah mendengar ucapan sang istri. Dia tidak terima istrinya ini melarang nya bertemu dengan anak kandungnya dan mantan istrinya, dan Mahesa yang terlalu lelah setelah perjalanan akhirnya emosi.

"Kamu itu keterlaluan, aku itu istri kamu. Ngapain kamu bertemu dengan mantan istri kamu dan anak kamu itu hah?"ucap sang Istri yang tidak terima

"Memangnya salah, jika aku bertemu dengan Putri kandung ku sendiri? Dan memangnya salah, jika aku bersilaturahmi dengan mantan istriku? Kami memiliki anak dari pernikahan kami, kamu jangan mengatur aku dan melarang aku bertemu dengan mereka"

"Aku tidak setuju dengan itu. Kamu sudah menjadi suami aku, seharusnya kamu bisa menjaga perasaan aku. Jangan pernah bertemu dengan mantan istri kamu dan anak kamu itu"ucap istrinya

"Keterlaluan kamu. Yn adalah Anak kandung ku, kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya? Apa salahnya?"

"Aku tidak suka"ucap istrinya

"Kalau begitu, kamu jangan bertemu dengan anak kandung mu itu dari mantan suamimu yang sudah tiada. Biarkan dia tinggal bersama nenek dan kakeknya almarhum suami kamu itu. Aku juga tidak mau, kamu bertemu anakmu itu"

"Apa-apaan kamu? Dia anak kandung ku. Jangan seenaknya ya"ucap istrinya lagi

"Berarti aku juga tidak apa-apa bertemu anak kandung ku. Bahkan, mengajaknya tinggal bersamaku disini"

"TIDAK. AKU TIDAK MAU, ANAK KAMU TINGGAL DISINI"teriak istrinya

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi istrinya itu. Mahesa sudah habis kesabaran menghadapi istrinya ini.

"Kamu menampar aku?"tanya istrinya

"Iya. Aku muak dengan mu, yang selalu mengatur aku. Kalau seandainya waktu itu aku tidak tergoda oleh rayuan mu, aku masih bisa mempertahankan pernikahan ku dan tidak menceraikan Haera. Dan aku, tidak hidup menyedihkan seperti bersamamu ini"ucap Mahesa

"Apa kamu bilang? Aku merayu mu?"tanya istrinya

"Memang benar adanya. Kamu wanita ular, mudah sekali merayu pria dengan ucapan mu itu. Aku sampai melupakan istri dan anakku, dulu. Bahkan dengan teganya, aku menceraikan Haera yang tidak memiliki salah apapun dan melupakan anakku yang seharusnya mendapatkan perhatian dimasa remaja menuju dewasanya. Aku menyesal"ucap Mahesa

"Keterlaluan kamu mas. Keterlaluan"ucap istrinya itu dengan memukulin Mahesa

Mahesa mendorong tubuh istrinya itu, untuk menjauh dan berhenti memukuli dirinya

"Dengar ya, Angela. Aku muak dengan wajah lugu mu itu, yang bermuka dua. Kalau kamu tidak bisa merubah sifatmu, aku akan menceraikan kamu secepatnya"ucap Mahesa, setelahnya langsung pergi masuk ke kamar

"Mahesa. Aku tidak mau kamu menceraikan aku. Mahesa"teriaknya

Mahesa terus berjalan menuju kamar dan segera menutup pintu, lalu menguncinya dari dalam. Istrinya, di luar terus berteriak-teriak untuk tidak menceraikannya.

"Maafkan aku Haera, aku menyesal. Kalau dulu aku tidak menceraikan mu, mungkin rumah tangga kita masih utuh dan Yn. Dia tidak akan sakit. Maafkan Ayah, Yn"gumam Mahesa

Diluar,  diruang keluarga. Perempuan bernama Angela itu sudah berhenti berteriak. Dia sedang duduk di sofa dengan tatapan tajam dan tangan yang mengepal, menandakan dia sedang emosi.

Step Brother, Step FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang