BAB 7

2.4K 17 0
                                    

“Slash.”William mendorong Anna sehingga bibir Anna terlepas dari bibirnya.
“Cukup Anna!”Mata William seakan berkobar api penuh kemarahan.
Anna tercengang takut dan merasa mengecil seakan dirinya menciut menjadi liliput kecil.Bibirnya terasa kaku dan lengket.
“Daddy.”Anna benar benar takut saat William menghardiknya seperti sekarang ini.
William menurunkan Anna dari pangkuannya,Ia dan Anna lalu sama sama berdiri.Dengan wajah putus asa yang rasa bersalah yang tinggi,William mencoba memperbaiki keadaan.
“SRUK.”William berlutut di hadapan Anna.
“Daddy,apa yang kau lakukan?”Anna merasa amat aneh dengan situasi ini.
William tidak peduli jika harga dirinya jatuh didepan Anna saat ini atau bahkan ada yang memergokinya.”Anna,aku minta maaf,aku sungguh merasa bersalah atas apa yang terjadi semalam.Bisakah kita seperti dulu saja?Aku ingin kau tetap menjadi puteriku,itu sudah amat spesial dan kita tidak akan pernah terpisahkan.Tapi kita jangan sampai melampaui batas Anna,ini sungguh keterlaluan,kita bisa mendapat hukuman karena kelakuan kita yang tidak pantas.”
Anna merasa sedih dan terpukul dengan ekspresi menahan tangis.”Jadi Daddy menyesali apa yang terjadi di antara kita semalam?Kenapa Daddy masih belum sadar,ini bukanlah hal tabu,aku ini bukan puteri kandungmu Daddy!Aku adalah Anna,seorang gadis yang kau temu di jalan dan kau pelihara selama ini.Tapi tidak setetespun didarahku ini mengalir darahmu!”
William menggeleng.”Tidak Anna,aku tidak bisa,aku bisa saja bunuh diri karena putus asa melihatmu seperti ini,aku mohon Anna.Apa aku harus mencium kakimu agar kau mau melupakan perasaanmu padaku?”
Anna menangis karena William menolaknya sampai seperti itu.”Daddy benar benar tidak menginginkanku ternyata.Hanya aku yang terus memendam cinta sepihak ini.Bagaimana aku bisa waras dan melupakanmu kalau kenyataannya kita sudah melewati malam yang indah itu bersama?Apa semuanya bisa di ulang dan kita menghindari semua itu?Atau apa Daddy bisa menghapus ingatanku semalam dan membuat seolah tidak terjadi apa apa!!!!”
Anna tidak kuat lagi lalu meninggalkan ruangan itu sambil berlari,Rexa juga melihat Anna yang keluar sambil menyapu air mata dari ruangan William.
‘Kenapa Anna menangis?Apa William menyakitinya?Tapi setahuku William tidak pernah menyakiti perasaan wanita manapun,terlebih Anna,Anna adalah puteri angkat kesayangan William yang William bahkan mengasihinya seperti anak kandungnya sendiri.’Rexa masih menyimpan tanda tanya besar penyebab Anna menangis keluar dari ruangan William.
Tidak lama,William juga dengan wajah panik keluar untuk mengejar Anna,kali ini Rexa tidak membiarkan momen ini sia sia.
Rexa lalu menghentikan dan menahan William.”Will,biarkan Anna pergi.Dia pasti butuh waktu sendiri sekarang.”Ujar Rexa sembari mencegat William.
“Tapi Anna,aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.”William masih menatap kedepan melihat Anna yang juga semakin menjauh.
Namun tangan Rexa masih menahan dadanya.”Tidak Will,dia tidak akan senang di ganggu sekarang ini.Kau harus membiarkannya menenangkan diri terlebih dahulu.”
William menyerah dan mendengar perkataan Rexa.
“Bicaralah denganku,aku mungkin bisa membantumu.Anna dan aku sama sama wanita,aku yakin aku lebih bisa memahaminya.”Tawar Rexa saat William mulai tenang.
Tidak ada pilihan lain,William memang harus meminta bantuan untuk bisa menyelesaikan masalahnya dan Anna.”Baik,ayo bicara.”William setuju lalu bersama Rexa ia kembali keruangannya untuk mendiskusikan masalahnya dan Anna.
***
Rexa seperti kehilangan oksigen didalam dirinya saat mendengar cerita William.Anna yang ia ketahui sebagai puteri kesayangan William ternyata memendam rasa cinta pada William sama seperti dirinya.Lebih parah lagi,William dan Anna ternyata sudah tidur bersama dan melakukan hubungan yang tidak selayaknya.
Ini juga menjadi jawaban bagi Rexa kenapa Anna tidak menyukainya.’Rupanya bocah ingusan itu menyukai William juga?Dia tidak menyukaiku pasti karena berpikir aku bisa merebut William darinya.'
Rasa tidak suka Rexa pada Anna mulai tumbuh dan muncul kepermukaan dengan sendirinya.Kini ia tahu saingannya adalah Anna.Anna juga bukan pesaing yang mudah untuknya karena kedekatan Anna dengn William lebih dekat dari dirinya.
Tapi Rexa terpikir muslihat yang menguntungkannya disini,langsung saja Rexa mencetuskan ide muslihatnya itu pada William.
“Will,bagaimana kalau kau membuat perasaanya padamu luntur dengan alami dan menerima keadaan yang seharusnya.”
“Maksudnya?”Tanya William bingung.
“Bagaimana kalau kita pura pura dekat dan menjalin hubungan agar Anna tidak lagi mengejarmu.Itu akan membuat Anna patah hati dan bisa saja perasaannya padamu hilang.”Usul Rexa dengan maksud benar benar bisa memikat William.
“Tidak Rexa,aku tidak mau!Anna bisa membenciku dan bahkan pergi dariku dengan cara seperti itu.”William menolak keras saran itu.
Rexa harus menelan kecewa mentah mentah karena urusannya di tolak.”Am,bukan itu maksudku.”Rexa melipat bibir karena gugup.Tenggorokannya bahkan tiba tiba kering saat ini.
“Aku akan memikirkan cara lain,cara yang tidak harus membuat Anna benci dan meninggalkanku.Bagaimanapun tingkahnya,dia sangat berharga bagiku setelah Teresa.Anna dan Teresa bagaikan seutuhnya jantungku yang terbagi dua.Tanpa keduanya aku tidak akan bisa hidup.Setelah Teresa pergi,Anna menjadi sepenuhnya topangan penguat hidupku.”William masih begitu mengasihi dan menyayangi Anna.
Sefatal apappun perbuatan dan kesalahan Anna,ia tidak akan bisa menyakiti Anna apalagi sampai membuat Anna membencinya sementara terang terangan ia sudah tahu jika Anna menyukainya.
***
Anna yang melarikan diri setelah di tegur William malah memilih kembali ke sekolahnya yang sudah kosong dan sepi.Ia tidak bisa memikirkan tempat yang lebih baik saat ini untuk bersembunyi dan menangis sepuasanya kecuali di sekolah.
Ia tidak ingin pulang kerumah dan bertemu William saat ini,bahkan ia tidak tahu kapan akan siap untuk bertatap muka dengan William setelah kejadian tadi.
Anna menyendiri di depan lorong ruangan laboratorium sekolahnya.Ia bersandar di depan ruangan itu dengan jari jari yang saling bersilangan.
“Jahat!!!”Anna menangis lagi dengan bertahap dan tertahan seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan saat sudah terlihat mata dan memikat hatinya.Batinnya perih karena tidak bisa memiliki apa yang ia inginkan.
“Sruttt.”Anna menyapu ingusnya sekaligus menarik sisanya ke dalam.
“Tap tap tap.”Langkah seseorang mendekati Anna lalu berdiri dan meratap sama dengan Anna.Jaraknya dan Anna mungkin hanya 1 meter.
Anna menoleh kesamping menyadari kehadiran seseorang di sebelahnya.”Kau bukannya si anak baru itu?”
Tepat sekali,yang ada di samping Anna adalah Miller.Si pria cool,tampan dan kaya namun dingin dan tidak mudah didekati ini.
Miller juga menatap Anna dan sadar sedang di ajak bicara.”Iya.”Sahutnya singkah dengan bibir tipis dan merah muda itu.”Kenapa kau menangis disini?Apa kau mau meloncat kebawah dan bunuh diri?”Olok Miller sambil melihat kebawah yang menunjukkan jarak mereka yang cukup tinggi di bangunan latai 2.
“Cih!Bukan urusanmu!Kalaupun aku bunuh diri sebaiknya kau pergi agar tidak menjadi saksi!”Anna kesal karena menjadi bahan olokan Miller.
Ajaibnya,si dingin Miller malah bisa tersenyum sekarang karena kedongkolan Anna padanya.”Jadi kau ingin mempertibangkan soal bunuh diri tadi?Leluconku kau anggap benar ternyata.”
“Kau pikir itu lucu!Sama sekali tidak!”Anna semakin kesal dan benci pada Miller.
“Apa masalahmu hah?Apa kekasihmu menghamilimu dan tidak mau bertanggung jawab?Atau orang tuamu ingin bercerai karena salah satunya selingkuh?”Tebak Miller asal yang sengaja agar Anna bertambah kesal.
“Tutup mulutmu!Aku mencintai ayah angkatku!Kau puas!”Anna kesal setengah mati lalu malah bicara jujur.
Miller agaknya terkejut dan tahu jika Anna tidak berbohong dengan perkataannya tadi.Anna lalu mulai melangkah dan beranjak ingin pergi.Anna hampir melintasi Miller namun dengan sigap Miller menarik tangan Anna.
“GRAB.”Miller menarik Anna lalu memegang kedua bahu Anna dan mengunci tubuh Anna.
“Slap.”Miller malah mencium bibir Anna saat itu juga.Bibir Miller dengan bebas menyesak masuk ke mulut Anna dan memuncah kesemua penjuru bibir Anna.
Bibir Anna yang lembut juga tidak luput dari lumatan bibir seksi Miller.Anna masih terdiam kaget setelah sekian menit padahal Miller sudah sibuk bermain dengan bibirnya sejak tadi.
‘Apa yang bajingan ini lakukan!’Anna baru sadar dan merutuk dalam hati.
“SRUK.”Anna lalu mendorong tubuh Miller menjauh darinya.

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang