BAB 35

587 5 0
                                    

"Daddy,aku ingin bertanya."
"Bicaralah."

Anna sudah berada dalam mobil William.William membawanya keluar dari kelas karena sempat mendengar teman teman Anna yang memojokkan Anna tadi.

Anna membawa tasnya dan juga memilih ikut dengan William walau rasa trauamanya pada tindakan William terakhir kali padanya masih tersemat erat.

"Apa benar Brenda meninggal karena bunuh diri?"Anna menatap William dengan tatapan erat.

"Iya benar."William juga menghadap Anna dengan tatapan tegap.

Anna menutup mulutnya membekap diri sendiri.

"Ini bukan salahmu Anna.Bukan kau penyebabnya tapi akulah penyebabnya."

"Tidak,ini pasti karena aku.Bahkan bayi yang ia kandung ikut mati bersamanya."Perasaan Anna seperti di hantam batu bersalah yang amat besar.

"Anna,apa kau bisa menyalahkan perasaan?Brenda benar benar mencintaiku dan itu sepenuhnya karena dirinya sendiri.Tidak ada campur tangan darimu.Aku juga bersalah karena perasaanku yang masih terobsesi padamu.Bukan karena dulu kau menggodaku tapi akulah yang tidak bisa melepaskanmu begitu saja."

Anna tidak tahu harus bagaimana,bagaimana untuk bisa menghilang sekarang juga dan menghapus kutukan buruk karena kehadirannya.

William menatap Anna dan membelai kepala Anna."Anna,aku mungkin sudah harus menyerah jika kau begitu menderita karena ini semua.Beberapa hari lagi aku akan pindah ke Kanada.Aku akan memulai ulang diriku disana.Tapi aku juga sebenarnya berat untuk meninggalkanmu karena jauh dari pengawasanku."

"Daddy akan ke Kanada?"

"Iya Anna,memulai hidup dan lembaran baru disana.Aku akan membuka firma hukum yang berfokus membela perempuan dan anak anak untuk menebus rasa bersalahku padamu dan pada Brenda,juga bayi kami yang sudah pergi."

William melapangkan dada untuk menjadi bijak.Wajah tegasnya nampak dermawan dengan style pengacarnya yang membuatnya tampak gagah.

William ingin bangkit menjadi pengacara handal seperti dahulu kala,ia memperbaiki diri dan menata hidupnya kembali.

Mata Anna berembun menahan tangis,seolah ia melihat William seperti pertama kali saat mereka bertemu dan ia adalah anak kecil yang saat itu sangat ketakutan dan beruntung di selamatkan William.

"Daddy,maafkan aku.Terima kasih untuk semuanya."Anna terbata menahan sesak tangis didadanya.

William tersenyum bahagia setelah bisa berdamai dengan dirinya sendiri."Iya Anna,bukalah lembaran baru juga.Kau bisa memulainya di kota yang baru.Aku bisa pergi karena kau sudah memiliki ibumu yang sesungguhnya.Dia akan memberimu banyak cinta dan menjagamu."

"Daddy,aku harap kau tidak marah setelah semua yang terjadi."

William menggeleng."Tidak Anna,aku sudah merelakannya.Aku akan tetap menjadi daddy mu,yang kelak menggiringmu ke altar pernikahan.Jangan sampai hilang kontak dan tetap kabari aku."

Walau lidah William bisa mengucapkannya dengan lancar namun batinnya sakit jika memikirkan Anna yang akan menikah kelak.Tapi tidak ada pilihan untuk memaksakan perasaannya yang Anna tidak kehendaki.

William memeluk Anna dengan lembut.Bukan dengan perasaan penuh nafsu dan obsesi lagi tapi lebih pada kerelaan hatinya melepaskan kehendak yang salah.

'Hangat,ini adalah pelukan Daddy yang dulu.Akhirnya Daddy kembali.'Anna merasa amat bahagia saat kehangatan keluarganya yang dulu telah kembali lagi.Walau harus penuh peperangan ego,nafsu dan emosi sebelumnya.

"Bolehkan aku memelukmu Anna?"

Anna menggangguk serta merta dengan Wiliam yang memeluk Anna.

William memejamkan mata dengan dalam dan penuh kesedihan untuk semuanya.Anna juga sudah merasakan sosok William yang kembali seperti dulu.Ini adalah dekapan hangat seorang ayah kepada puterinya.

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang