BAB 15

1.1K 15 0
                                    

Anna kelihatan senang dengan hidangan yang tersaji di hadapannya,perutnya sudah keroncongan karena menangis sedari tadi,ia bahkan belum sempat makan setelah pulang dari sekolah.Restoran ini hanya milik Anna dan Miller saja karena sudah di tutup dan khusus di reservasi hanya untuk ia dan Anna.
“Apa setelah steak ini habis aku boleh memesan yang lain?”
“Demi Tuhan Anna,steak itu bahkan belum kau sentuh dan sekarang kau sudah menginginkan menu lain?”
Anna hanya tertawa saat di olok Miller demikian,Anna menyantap makanannya dengan lahap dan bahagia.Kesedihannya mendadak sirna seperti tangisan anak yang penuh rengekan hilang setelah di berikan permen.
Anna menghabiskan 2 porsi steak dan 1 porsi pasta juga beberapa dessert manis yang amat memanjakan lidah.
“Anna,kau itu rakus atau apa?Kenapa kau sama sekali tidak menjaga image didepan pacarmu?”
“Apa itu image?Makan dengan mulut kecil dan mengunyah dengan anggun lalu tidak menghabiskan makanan karena takut di bilang rakus?Maaf,itu bukan gayaku Miller.Keanggunanku tidak terlalu penting,perutkulah yang harus di utamakan.”Anna mengelus perutnya yang kekenyangan dan menyempitkan bagian perut gaun indahnya itu.
Miller mengunyah makannya sambil geleng geleng kepala dengan ekspresi takjub atau tidak percaya ada gadis tidak tahu malu seperti Anna.
“Habiskan saja makananmu Miller,kau membuatku sangat tidak selera dengan makan seperti puteri kerajaan begitu.Tidak perlu banyak mengunyah karena perutmu bisa mencernanya dengan baik dengan hasil memuaskan di toilet esok hari.”Canda Anna jorok.
Miller meletakkan garpu dan pisau makannya lalu berhenti makan.”Aku kehilangan selera makanku tahu!Ayolah,jangan berkata yang jorok di meja makan.”Rengek Miller seperti anak kecil.
“Akkkkkkkkkkkk.”Anna malah menjawab dengan sendawa besarnya yang menggelegar.”Ups.”Anna pura pura malu padahal sengaja saja melakukan ulah itu.
Miller memutuskan berdamai dan ikut tersenyum saja.”Baiklah,lakukan sesukamu gadis unik.”
Selesai makan,Miller memperlihatkan banyak hadiah yang ia belikan untuk Anna didalam mobilnya.
“Ini semua untukku?”Tanya Anna takjub.
“Yaps,tentu saja.”Miller menyilangkan tangan didadanya penuh keyakinan dan rasa bangga.
“Waahhhh,jika aku tidak memerlukannya aku bisa menjualnya dengan harga yang tinggi kan?”
Miller langsung goyah kaget.”Anna,bisa tidak jangan suka membuatku kaget dengan ulahmu?Ini semua untukmu,kenapa juga kau ingin menjualnya.Pakailah!Gunakanlah!!!!!”Miller menghentakkan kaki mengomel dengan wajah merengek menahan marah atau tangis.
“Hahahahaha.”Anna tertawa sambil menutup mulutnya,ia senang sekali bisa mengerjai Miller hingga kelabakan seperti ini.
***
William melintasi kamar Anna,ia berhenti dan ingin mengetuk pintu kamar Anna namun ragu ragu.Beberapa kali tangannya naik lalu turun lagi,ia beberapa kali mengurungkan niatnya namun akhirnya mengetuk juga pintu kamar Anna dan berniat minta maaf.
“Tok…Tok…Tok.Anna.”
William menunggu dan tidak mendapat jawaban.
“Anna,buka pintunya.Ayo kita bicara.”William masih menunggu jawaban dari Anna.
Merasa sudah terlalu lama,William mulai curiga dan takut.’Apa Anna terluka didalam sana karena perkataanku yang kasar tadi?’William takut jika Anna melukai dirinya sendiri atau bunuh diri didalam kamarnya.
William mengetuk dengan panik dan memutar kencang gagang pintu kamar Anna,tetap tidak ada respon dari dalam.Mau tidak mau,William mendobrak kamar Anna dengan paksa dan masuk kedalam.
“ANNA.”Pekik William saat sudah berhasil masuk kedalam kamar Anna.
William menatap semua penjuru dan melihat jendela yang masih terbuka dengan tirainya yang berduyung duyung tersipu angin.William berjalan dan melihat sekeliling.
“Anna,Anna.”Panggil William sambil mencari kesana kemari.
Melihat Anna tidak ada,William melihat ponsel Anna yang tertinggal lalu membaca pesan Anna dan Miller.William meremas ponsel itu dengan kuat dan mata yang penuh kemarahan.Setengah mati ia mencemaskan Anna,ternyata sekarang Anna malah kabur dan keluar diam diam dengan Miller.
‘Kurang ajar!Pria itu sudah mencuci otak Anna!Dia malah bersenang senang dengan Anna dan membuat Anna pergi tanpa sepengetahuan juga izinku!Tidak bisa dimaafkan!”Gigi William sampai menggertak karena menahan amarahnya yang sudah menggumpal di ubun ubun.
William melempar ponsel Anna hingga berserakan di lantai,ia sengaja merusak ponsel Anna agar Anna tahu saat kembali nanti jika ia sudah tahu Anna kabur dan bersama siapa.Anggalah ini peringatan yang amat tegas untuk Anna.
William keluar dari kamar Anna lalu membanting pintu dengan kuatnya.
***
Miller melepas jaketnya lalu memasangkannya pada Anna dari belakang.Anna menoleh sambil terseyum dari samping.
Miller membawa Anna menaiki kapal pesiar pribadi miliknya,keduanya berdiri di ujung kapal seperti adengan film titanic.Kapal itu berlayar dan membuat keduanya terbuai angin malam yang dingin dan menyejukkan.
Miller merangkul Anna dari belakang.”Apa kau senang?”Miller berbicara di samping telinga Anna.
“Tentu saja,ini pertama kalinya aku menaiki kapal pesiar.Tapi apa kau ingin pamer kekayaan malam ini?Kau menyewa restoran,membelikanku banyak barang barang mahal bahkan mengajakku naik kapal pesiar?”
“Pertanyaan bodoh,tentu saja aku ingin menyenangkanmu.Inilah gunanya uang uangku.”
Anna menoleh kesamping sambil menatap wajah Miller.”Ternyata punya pacar jutawan itu seperti ini ya,aku sangat senang.”
“Karena uangku?Atau kemewahan yang kau dapatkan?”Dahi Miller berkerut penuh curiga.
“Entahlah,jawab saja sendiri.Tapi cepatlah buat kapal ini menepi,aku merasa akan muntah sepertinya aku mabuk laut.”Anna memang sudah mulai pusing karena ombak yang ia perhatikan dari atas kapal,di tambah lagi ia mungkin masuk angin karena angin laut yang semakin menusuk.
“Aku bahkan belum menciummu di sini seperti yang sudah aku rencanakan Anna.Kenapa kau selalu merusak suasana dengan kelakuanmu yang aneh aneh itu.”Miller merasa rencananya gagal lagi alih alih romantis.
“Berciuman?Disini?”Anna menahan tawa,ternyata karena itulah Miller membawanya kemari.
Wajah Miller sudah malas karena gagal lagi membuat momen romantis.Anna berbalik lalu dengan sigap mengalungkan tangannya di leher Miller dan mencium bibir Miller tanpa aba aba.
Miller kaget dengan mata yang masih membelalak lebar.”MMmmm.”
Anna tersenyum lalu mulai memainkan bibirnya,Anna membuka katupan bibir  Miller lalu mendesak bibirnya masuk kedalam bibir Miller.Bergiliran membelai bibir lembut Miller dengan milikinya dan menyedotnya perlahan demi perlahan.
Miller mulai masuk dan memegang pinggang Anna,Miller ikut bermain dan membalas ciuman dari Anna.’Yah,pada akhirnya walaupun ini tidak romantis tapi aku senang,Anna terhibur dan sudah lupa dengan kesedihannya.’
Anna dan Miller berciuman di atas kapal pesiar yang terus berjalan itu sambil berpaut bibir,kehangatan perlahan semakin terasa dan merasuk dari hawa cinta dan nafas keduanya yang sedang berbagi saat ini.
Setiap inci jengkal sentuhan yang terasa membuat gairah Anna dan Miller semakin memuncah dan penuh hasrat.
Semua drama indah malah ini berakhir saat Anna kembali kerumahnya pukul setengah 2 dinihari.Anna menyangka semuanya baik baik saja sampai ia masuk kekamarnya dan melihat ponselnya hancur berserakan di lantai.
‘Gawat,Daddy tahu semuanya.’Anna merasa dirinya dalam bahaya karena William pasti sudah tahu jika ia kabur dengan Miller malam ini.
Anna terpaksa menggunakan laptopnya dan mengirim email pada Miller.Ia memberi tahu jika William tahu ia kabur dan menghancurkan ponselnya.
Miller membaca email itu,Miller kasihan pada Anna yang pasti akan kesulitan lagi karena William.
***
Anna keluar dari kamarnya,ia berjalan perlahan lalu tiba tiba lampu di ruang tamu yang tadinya mati sekarang hidup.
Anna kaget seperti pencuri yang kedapatan melakukan aksinya dan tertangkap.”Daddy.”
William duduk di sofa dengan sekaleng bir di tangannya.”Sudah pulang?Sudah bersenang senangnya?”William agak sedikit mabuk karena kaleng bir di tangannya adalah kaleng kesekian dari beberapa yang sudah habis dan berserakan di lantai.
“Aku minta maaf Daddy.”Anna ketakutan dan menjawab dengan suara kecil.
William berdiri dengan tubuh terhuyung dan keseimbangan yang buruk.”Puteriku,sekarang kau sudah dewasa,kau kabur dengan pria lain saat ayahmu mencemaskanmu dan merasa bersalah.Dulu hanya aku pria dalam hidupmu tapi sekarang kau berubah karena pria yang baru kau kenal.”William meracau dengan jujur saat kesadarannya antara ada atau tidak di bawah pengaruh alkohol.
Anna memudurkan langkahnya ketakutan,Anna lalu hendak lari dan ingin kembali kekamarnya lagi.
“GRAB.”William dengan sigap menarik tangan Anna membuat Anna tidak bisa pergi.

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang