BAB 19

933 11 0
                                    

“Miller,ini rumah atau istana?”
“Sudah,jangan terperangah begitu,inilah yang dinamakan Mansion mewah.Aku sudah menempati rumah seperti ini sejak kecil.”
Anna melihat bagaimana luasnya kediaman Miller yang luar biasa ini.Ia bahkan memastikan akan tersesat jika di letakkan di tengah tengah ruang rumah Miller ini.
“Aku takjub dengan bagaimana orang kaya memenuhi dan mewujudkan keinginan orang orang di luar sana.Rumah ini impian banyak orang tapi ini biasa saja bagimu?”
“Anna,setiap orang memiliki hidup yang berbeda,aku menikmati semua ini sudah dalam kurun waktu yang lama,tentu saja ini sudah menjadi biasa bagiku,tapi untuk orang lain yang belum memilikinya dan ingin memilikinya tentu saja ini adalah impian.Percayalah,jika kau sudah memilikinya semuanya akan menjadi biasa saja,tidak ada yang spesial lagi setelahnya kecuali kau tukang pamer yang gila pujian,ini pasti akan sangat berpengaruh.”
Penjelasan Miller yang panjang lebar sepertinya percuma saja karena daripada mendengar apa yang ia katakatan tadi,kepala Anna lebih sibuk melihat kedepan dan menoleh kebelakang lagi melihat lihat seisi rumah Miller yang masih amat menakjubkan untuk ia kagumi.
“Kau akan menjadi penghuni disini nanti jika menikah denganku.”
Omongan Miller barusan membuat Anna sekarang mau menatapnya.”Benarkah?”
“Iya,kau yang harus membereskan semuanya karena aku akan memecat semua pelayanku dan membiarkanmu yang mengelola kebersihan di rumah ini sendirian.”Candaan Miller agak kejam sepertinya.
“Kau ingin membunuhku?Bagaimana mungkin memperalat isteri sebagai pembantu,dasar suami kikir!”Anna memasamkan wajahnya dengan raut yang merutuk tajam.
“Hahahhaa.Aku hanya bercanda,aku berjanji ini semua akan menjadi istanamu dan kau akan menjadi ratunya,tidak ada yang harus kau lakukan selain menemani dan menyenangkanku saja.”
Anna tersenyum lagi saat Miller sudah menggunakan kata kata manisnya.
Miller dan Anna berjalan bergandengan bersama,Anna kelihatan semakin gugup karena sebentar lagi akan bertemu dengan ibu Miller.Iya takut saja meninggalkan kesan yang buruk dan membuat hubungannya juga Miller jadi tidak mulus lagi.
Tapi semua anggapan buruknya itu mendadak sirna saat Anna sudah berhadapan langsung dengan ibu Miller.
Ibu Miller juga terperangah melihat gadis bermata biru yang sama dengan matanya.Mata ibu Miller tiba tiba berembun saat dihhadapannya berdiri Anna yang bergandeng tangan dengan Miller.Ibu Miller sudah lebih dulu menunggu didapur.
“Ibu,ini Anna yang aku ceritakan.”
“Tap Tap Tap.”Ibu Miller berjalan dengan langkah cepat mendekati Anna lalu “Grab” ia langsung memeluk Anna dengan erat.
Ibu Miller terhanyut perasaan yang dalam dan penuh kerinduan.Anna juga kaget karena pelukan reflek ini.Anna menoleh sekilas menatap Miller dan Miller menjawabnya dengan anggukan yang di bubuhi senyuman seolah artinya ini tidak apa apa.
“Tante,”Anna menyapa lebih dulu dengan suara pelan.
Ibu Miller melepas pelukannya perlahan lalu memegang wajah Anna dengan kedua tangannya.”Panggil saja aku ibu sayang,lihatlah betapa cantiknya dirimu,beruntung sekali Miller bisa menemukan dan mendapatkanmu.”
‘Apa ini mimpi?Ibu Miller amat baik padaku dan memandangku juga memperlakukanku penuh kasih sayang seolah ia amat mengenalku.’Anna merasakan kehangatan lebih dari apapun kehangatan yang ia terima selama ini dari orang yang baru ia kenal bahkan baru ia temui,semua kenyamanan ini membuatnya terharu amat dalam.
Miller juga senang karena lampu hijau semakin menyala untuk  hubungannya dan Anna.Hari ini Miller,ibunya dan juga Anna bersenang senang didapur sambil membuat kue.Walau hanya aktifitas biasa tapi semuanya di penuhi tawa dan kebahagiaan yang luar biasa.
***
“Aku ini tidak buruk rupa,tidak juga miskin dan aku tidak bodoh,tapi kenapa pria itu angkuh sekali tidak mau menerimaku hah!Dia pikir dia itu orang yang amat agung dan aku ini amat hina!”Brenda duduk sendirian di kursi bar karena merasa kecewa lagi akibat ulah William.
Brenda meneguk segelas minuman keras di tangannya yang untuk pertama kalinya juga ia coba karena merasa amat putus asa kali ini.
Wajah Brenda semeraut merasakan sensasi minuman yang pahit di lidah dan pedas di tenggorokannya itu,tidak ada rasa manis sama sekali dalam minuman yang di puji puji sebagai obat tercepat sakit hati ini.
Brenda hanya bisa meneguk sedikit minuman yanga ada di tangannya.”Ini tidak enak!”
Brenda lalu merenung lagi mengingat bagaimana William menggaulinya lalu meninggalkannya begitu saja tanpa arti.
“Kau merasa bisa bercinta dengan siapa saja?Kau juga bisa meninggalkan siapapun itu siapa saja atau memintanya pergi sendiri?Apa aku sebodoh itu hanya demi pria bekas sepertimu?”Brenda merendahkan dan menghina William untuk memuaskan rasa sakit hatinya.
Tapi itu hanya beberapa detik saja karena selanjutnya ia ingat lagi juga terbuai lagi betapa ia sangat mencintai dan begitu Menggilai William.’Kenapa aku jadi sangat bodoh padahal pendidikanku tinggi?Kenapa aku merasa begitu buruk saat aku amat cantik,dan kenapa aku merasa semua ini lebih buruk daripada bangkrut padahal aku tidak kekurangan harta sedikitpun!!!Aku benar benar terjerat oleh pria sialan itu!!’Brenda menangis dan menunduk sambil berlipat tangan di atas meja bar.
***
Miller memeluk Anna dari belakang di atas balkon luas di luar kamarnya,pemandangan taman yang serba hijau begitu indah dari atas sini.
Kamar Miller yang juga lebih mewah di banding kamar hotel mahal kelas VIP yang bisa merogoh kocek ratusan juta permalam membuat orang biasa akan berpikir jika kamar Miller adalah tempat terbaik untuk mengurung diri.Kamar mandinya saja bahkan sudah seluas sebuah apartemen yang mewah dan lengkap hanya untuk mandi dan buang air kecil juga besar saja.
“Hari ini adalah kencan terbaik dalam hidupku.”Anna menatap kesamping sambil melihat wajah tampan kekasihnya dan bertopang dagu di pundaknya.
“Karena ibuku menyukaimu?”
“Iya,ibumu sangat baik dan membuatku nyaman saat ia langsung menerimaku.Walau aku sudah bilang kalau aku ini asalnya hanyalah anak yatim piatu yang bukan siapa apa.”
“Ibuku memang sangat baik,jika aku bahagia dan menyukai sesuatu maka dia juga akan bahagia dan menyukai sesuatu itu.”
“Terima kasih sudah membawa aku kehidupanmu yang luar biasa.”
“Kalau begitu,maukah kau mandi denganku?”Suara Miller yang terdengar berat namun menggoda.Miller juga memberi sebuah kecupan di pundak Anna.
Mata Anna menjadi sendu membuat,Anna juga membuka celah katupan bibirnya seakan itu adalah tawaran menarik yang juga memancing dirinya.
“Tentu,biarkan aku berendam bersamamu.”Anna menjawab dengan pelan dan sengaja menghembuskan nafasnya.”Apa aku perlu membuka semua pakaianku sekarang?”
Miller terdiam sejenak,ia tidak tahu bagaimana reaksinya nanti saat bisa melihat tubuh polos Anna,ia yang menantang ia juga yang sekarang gugup dengan tantangannya sendiri.
“Kau adalah wanita pertamaku,aku sebenarnya…”Miller lalu jujur dan tidak ingin angkuh seolah ia pria berpengalaman lagi dalam percintaan.
Anna tahu jelas apa yang akan Miller katakan,Anna lalu berbalik badan,ia juga mendorong Miller masuk kedalam dan menutup pintu balkon itu.Anna mulai menciumi bibir Miller terlebih dahulu,Miller tentu saja membalas ciuman panas itu saat lidah dan bibir keduanya tidak lagi beraturan dan ingin menumpahkan nafsu satu sama lain untuk memuaskan hasrat.
“BRUK.”Anna mendorong tubuh Miller ke atas tempat tidur dan membuat Miller terbaring.
Anna juga naik namun ia berdiri di ujung tempat tidur,Anna mulai membuka bajunya dan menggunakan sedikit tarian erotis meliak liukkan tubuhnya.
Miller tersenyum dan menikmati suguhan indah dihadapannya.Nampaklah sekarang Anna dengan bra hitamnya  dan belahan rendah juga payudaranya yang menyembul padat kelihatan begitu menggairahkan.
Anna berbalik menghadap kebelakang lalu mulai menurunkan celana jeansnya dan membuat G stringnya yang bermodel tali itu memperlihatkan bemper padatnya yang putih juga mulus.
Tampillah Anna dengan hanya balutan pakaian dalam sekarang sambil menari erotis di hadapan Miller.Anna mulai merangkak dan menjatuhkan diri di atas Miller.
Tangan Miller yang sudah sigap mulai membuka kaitan bra Anna yang sekarang berada di atasnya.Membuat payudara Anna yang sudah bebas bergantung dengan nyaman membuat dua gundukan itu seperti hidangan yang sudah siap untuk di hidangkan dan di santap.
Anna menganggkat tubuhnya dan membiarkan dua gunung kembarnya sekarang di nikmati oleh Miller,tangan Miller memegang dua aset kenyal Anna itu dan mulutnya mulai menghisap salah satu putting Anna dan jarinya memilin putting yang lainnya.
 
 

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang