BAB 16

1.1K 10 0
                                    

“Bawa pria itu kemari dan perkenalkan kepadaku secara resmi.”
Anna kaget saat William berkata demikian,ia mengira William akan melakukan kekerasan padanya atau akan membuat perhitungan pada Miller dan memintanya putus dengan Miller.
“Daddy.”Suara Anna pelan menatap ayahnya yang setengah mabuk itu.
Tangan William tidak lagi kuat mencengkram pergelangan tangan Anna.”Apa lagi yang bisa aku lakukan?Jika dia membuatmu bahagia maka aku harus mengenalnya lebih dalam agar aku bisa memercayakanmu padanya sepenuhnya tanpa perlu merasa khawatir lagi.”
Anna tersenyum karena William akhirnya mengerti perasaannya dan menerima hubungannya dengan Miller.
William yang sedari tadi mabuk merasa bersalah dan berpikir dengan keras.Awalnya ia berniat ingin menegur Anna dengan kerasa bahkan memukul Anna agar jera.Tapi ia berpikir ulang seribu kali,jika ia menyakiti Anna dan terus menentang kemauan Anna maka Anna yang akan menderita.
William mendamaikan diri dengan ingin mencoba menerima Miller dan memercayakan Miller pada Anna.Ini juga menjadi sarana baginya agar Miller merasa tidak enak juga lebih sopan padanya.Jika ia kentara membenci Miller maka bisa saja Miller membuat pengaruh besar untuk Anna padanya.
Anna yang sedang mabuk cinta pasti lebih memilih kekasihnya di banding ia sendiri.William tidak mau sampai kehilangan Anna untuk selamanya.
***
“Apa???Ayahmu tahu jika kau kabur denganku semalam tapi masih ingin berkenalan denganku?”Keesokan harinya,Miller dan Anna  bertemu di sekolah lagi untuk membahas persoalan semalam.Miller dan Anna berada di bangku taman sekolah dan duduk berdua disana.
“Iya,aku juga takut dan kaget semalam.Aku kira Daddy akan marah besar.Tapi ternyata ia memutuskan ingin mengenalmu dan bertemu denganmu.Aku rasa ini lampu hijau untuk kita.”
“Ini malah lampu kuning untukku,apa mungkin ayahmu benar benar baik setelah aku membawa puterinya kabur tengah malam buta?Dia ingin bertemu denganku untuk mengajak berduel atau meracuni makananku,hanya itu yang ada di firasatku.”Miller menegang dengan perasaan yang campur aduk.
“PUKKK.”Anna menepuk pundak Miller dengan kuat.
“Ayahku bukan seorang pembunuh seperti itu,lagipula bukankah bagus kalau dia ingin mengenalmu?Kita tidak perlu sembunyi sembunyi lagi dan merasa tidak enak kan?”
Miller menganggukkan kepalanya dengan ekspresi yang masih merasa ganjal.”Iya iya,aku tahu.Hanya saja…..”
“Sudahlah,kau mau atau tidak bertemu dengan ayahku?Kalau tidak berarti semua ini tidak serius.”Anna mulai marah dan kesal.Ia bahkan menyilangkan tangan didada dan tidak menatap Miller lagi.
Miller melihat ke arah Anna dan merangkul bahu Anna dengan satu tangannya.”Baiklah,aku akan bertemu dengannya.Aku harap semuanya berjalan dengan baik dan lancar.”Miller mengalah,ia tidak mau sampai pacar cantiknya itu marah besar padanya.
Anna langsung tersenyum dengan mulut terkatup.
“Kau senang?”Tanya Miller sambil memandang wajah Anna dari dekat.
Anna mengangguk cepat lalu membuka bibirnya dan tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi rapi dan putihnya.
Miller juga ikut senang,wajah tampan Miller bersinar karena biasan sinar matahari.Membuat dirinya yang sudah elok semakin indah dan nyaman untuk di pandang.
Miller lalu mengeluarkan sesuatu dari saku sweaternya.”Ini,untukmu.”Miller memberikan Anna sebuah ponsel baru yang pastinya brand terbaru dan keluaran terbaru juga.
“Terima kasih.”Anna menerima tanpa sungkan karena memang membutuhkan barang itu.
“Hanya boleh ada nomerku dan ayahmu yang ada didalam situ untuk kategori pria!”Tekan Miller possesif.
“Tidak masalah,tapi aku akan memfollow banyak idola tampan di media social ya.”Anna memancing Miller dan senang membuat Miller semakin cemburu.
“Untuk apa kau mengidolakan banyak superstar tampan hah?!Mereka punya ribuan fans yang bahkan mereka tidak tahu namanya dan fansnya seperti orang bodoh yang merasa di cintai dan di rangkul idola mereka.Apa kalau kau sakit dia  mau mengantarmu ke rumah sakit?!!!”Miller dengan wajah ketus menceramahi Anna.
“Siapa peduli,aku hanya ingin terus memantau aktifitas mereka dan melihat wajah tampan mereka berulang ulang.”
“SREK.”Miller langsung berdiri karena sudah emosi di ubun ubun.
“Lakukan sesukamu!”Miller marah besar lalu melangkah hendak meninggalkan Anna.
Anna berdiri tegak dan merasa sudah cukup main mainnya.”Sayang,aku hanya bercanda.”Anna membuat suara merayu dengan wajah yang juga ia buat semanis mungkin.
Miller menilai dan melihat Anna dari atas hingga ke bawah.”Andai saja kau bukan pilihan hatiku,akan aku masukkan kau kedalam roket dan aku terbangkan ke planet mars.”
“Benarkah?Kalau begitu kau pacar yang amat murah hati karena terlalu memaklumiku.”Anna semakin merayu dengan suaranya yang di buat buat.
Miller tidak tahan lagi lalu tertawa lepas,Miller mendekat lalu merangkul bahu Anna erat.”Dasaaarrrrrrrr!!!!!Kau harus aku beri perhitungan nanti.”
Anna dan Miller berdamai kembali lalu saling bersenda gurau sambil berjalan.
***
“Tok…Tok…Tok.”
“Masuk.”
Seseorang mengetuk pintu ruangan William lalu masuk setelah pemilik ruangan memberi izin untuk masuk.
William kaget karena yang datang adalah Brenda dengan gaya rambut yang baru.Padahal ia sama sekali tidak ada mood untuk menemui siapapun hari ini.Ia harus mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pacar Anna hari ini.Entah semua akan berjalan dengan lancar atau tidak.
“William,apa aku mengganggu?”Brenda melangkah malu malu dan agak ragu.
‘Kau sangat mengganggu!’Rutuk William dalam hati  namun terpaksa harus memakai topeng palsu menyambut Brenda dengan senyuman.
“Silahkan duduk.”William mengulurkan tangannya mengisyaratkan memperbolehkan Brenda duduk didepannya.
Brenda tersenyum dan sesekali menyisir rambut dengan tangannya seolah menunggu William memuji rambut barunya.
“Ada apa kau datang kemari?”Sayangnya Brenda harus kecil hati karena bukan mengomentari tampilannya tapi William malah menanyakan maksud kedatangannya datang kemari.
Brenda merasa malu dan kehilangan senyumnya.’Penata rambut itu bilang jika aku sangat cantik dengan gaya rambut ini dan juga warna ini,tapi kenapa William sama sekali tidak tertarik?’Ia kehilangan percaya diri walau penampilannya sudah maksimal.
“Ah itu,aku hanya ingin memastikan kencan kita akhir pekan nanti dimana?”Brenda malah nampak sangat klise dan basi basi dengan pertanyaannya.
‘Kenapa tidak lewat ponsel saja?Apa harus kau menemuiku dengan langsung seperti ini dan mengusikku di tengah kalutnya pikiranku!’William merasa kesal yang tertahan tapi tidak bisa menunjukkannya.William menotok pulpen di tangannya beberapa kali ke atas meja.
“Terserah kau saja,aku tidak masalah,yang penting kau merasa nyaman.”
“Ya ya ya,aku akan memintamu datang nanti,aku juga sudah memikirkan tempat yang bagus dan akan cocok dengan kita.”Brenda semakin serba salah dan merasa sedang berada di kursi panas.
“Brenda,sebentar lagi klienku akan datang.”William membuat alasan lagi setelah sekilas melihat arlojinya.
Brenda langsung berdiri.”Iya,kalau begitu aku pergi dulu.Aku juga harus mengajar les sebentar lagi.Maaf sudah mengganggu di waktu sibukmu.”
“Tidak masalah,berkunjunglah kapanpun kau mau.”William berbohong lagi padahal ia sama sekali tidak berharap Brenda akan datang dan menganganggunya.
Brenda pergi dan segera keluar dari ruangan William,Brenda menguncir rambutnya yang tadi terurai.Brenda juga menyapu lipstick di bibirnya karena merasa sedih tidak mendapat perhatian.Ia sangat kecewa sehingga menangis sekencang mungkin setelah masuk kedalam mobilnya yang kedap suara.
****
Miller dan Anna sudah berada didalam mobil dan bergandengan bersama di kursi belakang penumpang.Tangan Miller amat dingin karena gugup akan bertemu dengan William secara langsung nanti.
“Jangan tegang begitu,kalau kau seperti ini kau bahkan akan pingsan saat akan baru memasuki rumahku.”Anna mencoba menenangkan William.
“Kau tahu,perutku rasanya tidak beres dan aku merasa tubuhku tidak normal.Aku seperti akan berhadapan dengan kepala suku demi meminang puterinya.”Miller sudah pucat lebih dulu dan mengonsep banyak jawaban kalau kalau nanti William bertanya ini dan itu.
“Iya,bersiaplah,kau harus bicara dengan kepala suku demi puteri pokahontas ini.”Anna malah nyeleneh dan membanyol lagi.
Tapi Miller berhasil tersenyum dan hilang kegugupannya walau hanya sedikit mengurangi dan bukannya sepenuhnya.

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang