03 - Berlebihan itu Nggak Baik

5.4K 584 43
                                    

Anak-anak masih libur sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak-anak masih libur sekolah. Paginya Melisa bisa sedikit santai karena tidak membuatkan mereka bekal. Waktu yang harusnya digunakan untuk membuat bekal malah digunakan untuk berduaan dengan suaminya di kamar sebagai ganti semalam laki-laki itu tidur duluan. Anak-anak itu pasti masih tidur. 

"Kita udah berapa tahun nikah?" tanya Candra sembari mengelus kepala Melisa. 

Melisa mendongak. Salah satu tangan Candra masih melingkar di pinggangnya. "Entah. Aku sampai nggak ngitung saking bahagianya punya Mas sama anak-anak."

"Banyak yang udah berubah baik aku maupun kamu, Sayang. Apa kamu ngerasain juga?" Candra mengecup pipi sang istri. 

"Iya, Mas. Banyak yang udah berubah." Melisa menyadari hal itu. Dia dan Candra melalui fase kehidupan yang panjang. Dahulu, Melisa adalah seorang anak perempuan satu-satunya yang mendapat kasih sayang penuh dari kedua orang tua dan ketiga kakaknya. Kini, orang yang menyayanginya bertambah. Melisa memiliki suami yang baik dan ketiga anak yang lucu-lucu. 

Melisa tentu bahagia dan dia berusaha mempertahankan itu dengan menambah kemampuan, seperti masak dan menghias bekal. Anak-anak tidak mau bawa bekal kalau bentuknya tidak menarik. Jadilah saat anak-anak mulai sekolah, Melisa belajar membuat bekal hias. Setelah berhasil membuatnya, anak-anak senang sekali. Kotak bekalnya selalu dibawa pulang dalam keadaan kosong. 

"Tapi kamu nggak berubah, Sayang. Masih sama kayak pertama kali kita ketemu."

Kali ini Candra menyembunyikan wajahnya di leher istrinya. Melisa tahu kalau suaminya begini pasti mau tambah jatah. Mau sepuluh tahun jadi istri bapak pilot ini mana mungkin tidak hafal.

"Ya, kalau aku berubah jadi ultraman nakutin, dong, Mas." Melisa mengusap rahang pria itu. Ya, nanggung kalau tidak dilayani. Dia juga mau, kok. 

"Nah ini yang aku bilang kamu nggak berubah. Kamu masih suka ngomong kayak gitu."

Melisa tersenyum, mencuri ciuman di pipi Candra. "Mau dimulai kapan ini? Nanti keburu anak-anak bangun."

Candra tertawa kecil. Tangannya mulai bergerak. Padahal bangun tidur tadi sudah melakukannya, tetapi entah kenapa rasanya belum membayar kerinduannya selama tiga hari itu. Melisa masih sama seperti dulu meskipun sudah dua kali melahirkan. Istrinya itu berhasil mengembalikan tubuhnya ke bentuk semula setelah menyapih si kembar. 

Namun, suara ketukan pintu juga teriakan Xania dari luar menghentikan semuanya. 

"Kan, belum ada semenit ngomong." Melisa mendorong tubuh Candra supaya menjauh. "Sana, samperin selingkuhannya!" 

Lelaki itu tertawa sebentar, tetapi sebelum pergi, ia sempat mencicipi manisnya bibir sang istri sampai akhirnya Melisa yang mendorong tubuhnya lantaran Xania memanggil terus. 

"Itu anaknya udah manggil terus, Mas!"

Candra menyerah. Ia lantas menegakkan punggungnya. "Aku nyesel semalem langsung tidur."

Trio X and Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang