"Aku rasa kamu udah tahu masalah yang tadi diceritain sama Xania, kan?"
Pintu kamar baru saja Melisa tutup setelah mengantarkan anak-anak tidur. Melisa tahu Candra tidak akan meloloskannya. Kalau belum terjawab akan dikejar sampai ujung dunia.
"Iya, aku emang udah tahu. Udah dipanggil menghadap Miss juga," kata Melisa. Kini, perempuan itu duduk di pinggir ranjang. "Yang diceritain Xania tadi emang bener. Uki, anaknya Bu Sofia, mau Xania jadi pacarnya, tapi Xania nggak mau. Ternyata ada satu anak perempuan yang suka sama Uki, namanya Vinara. Jadilah Vinara berantem sama Xania setelah tahu kalau Uki lebih senang dekat sama Xania."
"Bentar-bentar, kenapa anak TK mainnya cinta-cintaan gini, sih? Itu orang tuanya Uki sama Vinara gimana cara didik anaknya? Mereka tahu juga masalah ini, kan?" Candra dibuat heran dengan ucapan sang istri. Harusnya anak seusia Xania bebas bermain dengan siapa saja, ini malah harus bertengkar karena laki-laki.
"Ya, itu dia, makanya aku minta ketemu sama orang tua mereka buat diskusi masalah ini. Eh, ternyata orang tuanya sama aja. Bilangnya aku terlalu serius, terus juga bilang ini buat lucu-lucuan aja. Heran aku, masa ada anak kecil yang puber sebelum waktunya malah dibilang lucu. Harusnya mereka mikir ada yang salah dari pemikiran anak-anaknya." Tidak ada alasan lagi bagi Melisa untuk tidak meluapkan emosinya. Ia masih kesal kalau ingat ucapan Bu Sofia dan Bu Okta.
"Terus, solusi dari pihak sekolah gimana?"
"Sekarang mereka bertiga dipisah kelasnya dan diawasi sama para Miss."
Candra mengernyit. "Cuma itu?"
"Iya."
"Menurut kamu solusi itu bisa menyelesaikan masalah ini? Gimana nanti diam-diam anak itu deketin Xania pas di luar kelas atau pas tanpa Miss?"
"Aku rasa nggak mungkin sampai segitunya, Mas. Mereka masih kecil, pemikiran mereka nggak seluas seperti orang dewasa."
"Mel, anak itu udah nyium Xania, terus kamu bilang pikiran dia nggak seluas orang dewasa? Gimana kalau ternyata dia di rumah dikasih tontonan aneh sama orang tuanya, terus karena penasaran dia praktekkin ke temen-temen sekelasnya?"
Hening. Melisa tertegun mendengar ucapan suaminya. Ia sama khawatirnya dengan Candra, apalagi Bu Sofia dan Bu Okta sama sekali tidak peduli dengan anak mereka. Akan tetapi, dirinya percaya pada para Miss. Mereka tidak mungkin lelah mengawasi murid-murid di sekolah. Lagi pula, memberikan kepercayaan pada mereka tidak ada salahnya, bukan?
"Terus, menurut Mas solusi yang bagus apa?"
"Menurut aku, ya, antara Xania yang keluar atau dia yang dikeluarkan."
"Tapi, kalo keluar nanggung, Mas. Tinggal setahun lagi. Mendingan cari sekolah SD daripada pusing cari sekolah TK cuma buat setahun."
"Kenapa pusing cari sekolah TK? Kan, bisa homeschooling buat ngisi setahun itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio X and Our Family
General FictionSeason 3 ✨✨✨ Punya tiga anak kecil dengan karakter yang berbeda tentu saja membuat hidup Melisa dan Candra lebih berwarna. Ada saja tingkah laku mereka yang kadang menguras kesabaran. Menjadi orang tua memang tidak seindah di cerita-cerita dongeng...