Setibanya di Jogja, Melisa pindah haluan. Yang semula akan membawa Ambar serta anak-anak ke hotel, menjadi ke rumah kakaknya berkat Tiara yang meminta—lebih tepatnya memaksa. Katanya Tiara ingin menunjukkan kucing peliharaannya kepada Xania. Beruntung Melisa belum memesan kamar hotel.
Tentu saja begitu mereka bertemu yang menarik perhatian Xania adalah kucing abu-abu milik Tiara. Xabian dan Xavier juga ikut bermain. Melisa bisa mandi dengan leluasa. Ambar juga dibolehkan istirahat dulu.
"Mama, di sini nggak ada lobot?" tanya Xabian seraya menarik kemeja kotak-kotak yang melekat di tubuh Melisa.
"Lho, Adek udah bawa dari rumah. Kenapa tanya mainan lagi?"
"Bian boshan, Ma. Legonya nggak mau masuk."
"Ada, kok. Kado papa dari tahun kemarin sama tahun ini, kan, belum dibuka sama sekali. Wong isinya mainan anak," kata Tiara.
Melisa langsung teringat dengan kado tersebut. Benar juga. Ahsan, kan, menerima kado mainan anak laki-laki sebagai motivasi untuk segera menikah.
"Jangan, dong. Kalau rusak gimana?"
"Nggak apa-apa, Tante Mel. Kalau nunggu Adik Tanaka gede kelamaan keburu rusak dan belum tentu juga mau sama mainan itu. Papa juga nggak bakal nyariin."
"Oh, ya, udah kalau gitu. Eh, siapa namanya? Tanaka? Agak jejepangan namanya, ya?"
"Iya, Tante. Selama hamil, Ibu itu suka nonton anime Jepang, tiba-tiba belajar bahasa Jepang, terus pengen nama adik dari bahasa Jepang."
Melisa manggut-manggut. Padahal selama ini tontonan Inayah sangat tidak anggun. Bayangkan saja waktu masih di kos setiap malam temannya itu menonton film yang adegannya bunuh-bunuhan.
Tiara kemudian mengambilkan beberapa kardus berisi mainan anak laki-laki yang masih baru. Tentu saja melihat robot-robotan, Xabian senang bukan kepalang. Melisa membantu Xabian membukakan kardus mainannya.
"Mama, adik bayinya mana? Kok, nggak ada?" Kali ini Xavier yang menarik baju mamanya.
"Adik bayinya masih di rumah sakit, Dek."
"Kalo gitu Vier mau ikut ke rumah sakit, Mama."
"Eh, nggak bisa, Sayang. Tadi mama udah bilang, lho. Adek belum bisa masuk ke rumah sakit. Liatnya nanti kalau udah pulang ke sini, ya. Sekarang Vier gambar dulu, gih. Tadi bawa buku gambar nggak?"
"Ndak, Mama."
Melisa lantas menepuk keningnya. Dia sendiri yang lupa menyiapkan peralatan gambar Xavier. Justru yang dibawa hanya obat-obatan anak ini.
"Pakai buku gambar Kakak Tiara, ya. Sebentar, Kakak ambilin dulu."
Tiara menaiki tangga menuju kamarnya. Beberapa saat kemudian, gadis itu kembali dengan membawa buku gambar, kotak pensil, serta krayon. Xavier menerima barang-barang itu dengan perasaan gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio X and Our Family
General FictionSeason 3 ✨✨✨ Punya tiga anak kecil dengan karakter yang berbeda tentu saja membuat hidup Melisa dan Candra lebih berwarna. Ada saja tingkah laku mereka yang kadang menguras kesabaran. Menjadi orang tua memang tidak seindah di cerita-cerita dongeng...