18 - Kejutan Ulang Tahun Ayah

4.5K 610 46
                                    

Sebenarnya Melisa bisa saja langsung memindahkan Xania ke sekolah baru setelah ada masalah ini, apalagi kalau Candra tahu pasti setuju tanpa berpikir panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Melisa bisa saja langsung memindahkan Xania ke sekolah baru setelah ada masalah ini, apalagi kalau Candra tahu pasti setuju tanpa berpikir panjang. Akan tetapi, ia tidak memilih melakukan itu karena sama saja mengajarkan Xania menghindar dari masalah. Lagi pula, para guru sudah memberikan opsi. Harapannya semoga masalah kemarin tidak terulang lagi. 

Hanya saja Melisa kesal saat bertemu dengan Bu Sofia yang masih membahas Uki dan Xania. Katanya ini kesempatan yang bagus untuk mempererat pertemanan. Tentu saja Melisa tetap mempertahankan prinsipnya. Ia tidak mau Xania hanya berpusat pada satu laki-laki. Enak saja anaknya mau dijodohkan! Ini bukan zamannya Siti Nurbaya lagi. 

"Bu, tahun depan, kan, Xania dan Uki masuk SD. Saya yakin di sekolah barunya Uki kenal dengan beberapa perempuan. Saya rasa saat itu juga Uki bakal lupa sama Xania." 

"Uki tidak mungkin seperti itu, Bu Melisa. Saya yakin Uki mampu menjaga hatinya hanya untuk Xania," kata Bu Sofia. "Lagian kalau kita besanan, Bu Melisa bisa join bisnis bareng saya, lho. Bu Melisa, kan, pengangguran."

Pengangguran katanya? Lah, yang membangunkan anak-anak setiap pagi, bikin bekalnya, memandikan, pakai baju, belum kalau asma Xavier kambuh, sampai mereka tidur lagi itu siapa yang mengurus kalau bukan Melisa? Pekerjaan seberat itu dibilang pengangguran? Bu Sofia ini benar-benar menguji kesabarannya. Enak saja ibu rumah tangga yang kerjanya di rumah dibilang pengangguran!

Siapa pun yang ada di sini, tolong Melisa! Jujur saja Melisa lelah menghadapi Bu Sofia yang kekeh mau menjodohkan anaknya. Masalahnya Uki dan Xania ini baru enam tahun usianya. Masih panjang perjalanan mereka. Masalah yang nanti mereka hadapi bukan sekadar cinta-cintaan saja.

"Maaf, Bu Sofia, kayaknya ini nggak perlu dibahas lagi, ya. Kalau memang perasaan Uki itu berdampak positif untuk Xania, saya rasa para Miss nggak perlu memanggil kita dan nggak akan mungkin memisahkan Uki dan Xania. Tolong hargai keputusan saya, ya, Bu Sofia. Anak-anak kita masih kecil, belum pantes menanggung beban seberat itu. Saya khawatir kalau ini dibiarkan, apalagi didukung, bisa jadi masalah di masa depan mereka."

Selanjutnya terdengar helaan napas kasar dari Bu Sofia. Wajahnya yang semula cerah kini berubah menjadi suram. "Bu Melisa ini jangan terlalu serius hidupnya."

"Justru Bu Sofia yang anggap serius perasaan Uki yang belum tentu awet sampai dia dewasa," balas Melisa tak mau kalah.

Begitulah. Bu Sofia yang tidak bisa membujuk Melisa memilih pergi. Melisa merasa lega untuk sementara waktu. Kalau besok Bu Sofia masih mengungkitnya lagi, Melisa benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Melisa jadi tidak habis pikir, masih ada, ya, orang tua yang kepikiran menjodohkan anaknya sejak masih kecil.

Dunia memang dinamis. Melisa tidak mungkin memaksa prinsipnya dipakai orang lain. Dia sendiri juga tidak mau Bu Sofia terus memaksanya menerima 'perjodohan' Uki dan Xania.

Sekarang ada yang lebih penting dari masalah kemarin. Candra pulang nanti malam dan rencananya Melisa akan membuat kejutan untuk suaminya yang hari ini berulang tahun. Sejak pagi Melisa sengaja tidak memberikan ucapan selamat ulang tahun saat menghubungi suaminya. Dia ingin mengucapkannya langsung bersama anak-anak.

Trio X and Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang