15 - Mama Hebat!

4.4K 543 29
                                    

Ketika memutuskan untuk pulang setelah berkunjung ke rumah Sintia, Melisa mulai disibukkan dengan menyicil mengemasi pakaiannya ke koper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika memutuskan untuk pulang setelah berkunjung ke rumah Sintia, Melisa mulai disibukkan dengan menyicil mengemasi pakaiannya ke koper. Besok sore rencananya akan pulang ke Jakarta naik kereta lagi. Entah Candra sedang kesurupan setan apa hingga mau diajak naik kereta. Apa mungkin lelaki itu mulai bosan melihat kabin pesawat? Kalau bisa jangan bosan sekarang karena Candra belum membelikan Lamborghini.

Gara-gara ketiduran setelah merapikan koper, Melisa lupa kalau Candra belum memenuhi permintaannya sebelum pergi ke toko mainan tadi. Waktunya tinggal sedikit di sini. Melisa harus cepat-cepat mengutarakan keinginannya. Setelah sarapan, Melisa langsung menodongnya.

"Mas nggak lupa, kan, kalau Mas mau nurutin permintaan aku?"

"Nggak lupa, Sayang. Kamu mau minta apa?"

Melisa langsung bergerak menggapai telapak tangan suaminya. "Aku mau ke Yukata tapi cuma berdua sama Mbak Ambar. Anak-anak di rumah sama Mas. Boleh, ya? Boleh, dong?"

"Ya udah. Sana kalau kamu mau pergi berdua sama Mbak Ambar."

Melisa berkedip beberapa kali. Eh? Kok, semudah itu? Ini salah! Harusnya Candra negosiasi dulu. Lelaki ini bisa dikatakan jarang menjaga tiga anak sekaligus. Paling banter mengurus salah satunya. "Beneran nggak apa-apa, Mas? Xania, Xabian, Xavier itu bukan bayi lagi, lho. Mereka sekarang nggak bisa diatur."

"Ya, terus kenapa? Katanya kamu mau ke Yukata sama Mbak Ambar aja? Aku, kan, ayahnya, masa iya nggak bisa ngurus mereka selama kamu pergi?"

Melisa tergagap. Kenapa sekarang dirinya yang ragu?

"Kalau kamu mau pergi, silakan. Udah lama juga, kan, kamu nggak pergi sendirian?"

Candra benar. Sudah lama Melisa tidak pergi sendirian. Me time yang bisa ia lakukan hanya tidur, maskeran, nonton film, dan baca buku. Itu pun kalau anak-anak juga sudah anteng semua. Kalau keluar pun anak-anak pasti akan mengekor.

"Ya udah, kalau Mas nggak keberatan, aku mau berangkat sekarang. Titip anak-anak, ya. Nanti jam makan siang tolong pesen makanan. Xania makan ayam goreng, Xabian makan capcai bakso, terus Xavier makan sayur bayam sama jagung. Nanti buahnya diseragamin aja. Beli buah alpukat. Harus tepat waktu, ya, Mas. Terus nanti mereka disuruh tidur siang, bangunnya harus jam dua. Habis itu baru mandi."

Candra mengerjap. "Emang kamu perginya berapa lama?" 

"Ya, tergantung selesainya jam berapa. Aku janji bakal pulang sebelum keberangkatan kita."

Melisa tidak mau membuang kesempatan. Setelah Candra mengiakan, ia pun bergegas mengganti pakaiannya dan mengambil tas. Sebelum pergi, tentu saja Melisa pamit dulu kepada anak-anak. Ia tidak mau membohongi mereka.

"Kakak, Adek ... mama keluar dulu sama Mbak Ambar, ya. Kalian di rumah sama ayah."

"Bian nggak boleh ikut, Ma?" tanya Xabian.

Trio X and Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang