DUA PULUH TIGA

26 4 4
                                    

Hati Taehun terasa sakit mendengar isakan Kyungjun yang berada di pelukannya. Perlahan ia membalas pelukan itu.

Taehun tahu jika Kyungjun tengah berada di titik terendah. Ia mengerti kesedihan Kyungjun, tapi ia tak mengerti kesedihan apa yang tengah Kyungjun alami.

"Hyung..." lirih Taehun.

Panggilan itu membuat Kyungjun tersadar, perlahan isakannya mulai berhenti, ia juga melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah adiknya itu.

"Maafkan aku, aku hanya terlalu senang melihatmu sudah lebih baik dari sebelumnya," alibi Kyungjun dengan senyum palsu.

Taehun menggeleng. "Tidak Hyung, apa yang kau katakan? Kau mencoba membohongiku? Mulutmu memang berkata lain, tapi matamu tidak bisa berbohong dariku." Tatapan Taehun yang semuala terfokus pada Kyungjun kini beralih pada dua orang yang sejak tadi berada di samping Yeonjun dan terus memperhatikannya. Jujur saja, itu membuatnya tidak nyaman. "Hyung, aku meminta kejujuranmu. Tapi kau harus menjawabnya setelah menyuruh mereka pergi dari sini, mereka membuatku tak nyaman."

Tangan Taehun yang menunjuk orang tua Yeonjun perlahan diturunkan oleh Kyungjun. "Tidak baik seperti ini, bukankah Eomma tidak pernah mengajarkan kita begini?" Kyungjun menjeda ucapannya. "Taehun-ah, ada banyak hal yang tidak kau ketahui seminggu terakhir ini."

"Apa saja yang tidak aku ketahui? Tolong jelaskan padaku, Hyung," pinta Taehun.

Kyungjun tersenyum menanggapi permintaan Taehun, namun bukannya menjawab Kyungjun malah berbalik menatap dua orang yang ia takuti berniat membawa adiknya itu pergi.

"Yeonjun Hyung, tolong beri aku waktu. Banyak hal yang ingin aku jelaskan pada adik-ku, aku juga akan menjelaskan tentang kalian," ujar Kyungjun.

Yeonjun mengerti dengan apa yang Kyungjun maksud. Memang banyak hal yang terjadi dan itu seperti tidak masuk akal.

"Eomma, Appa, lebih baik kita tunggu di luar. Ini demi adik-ku, anak bungsu kalian."

Soora menatap Taehun, ia tidak yakin kembali meninggalkan anaknya, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu setelah belasan tahun terpisah.

"Eomma," panggil Yeonjun.

Akhirnya mau tak mau Soora meninggalkan ruangan itu, menyusul suami juga putra sulungnya.

"Kau kenal dengan mereka, Hyung?" Setelah pintu kamar benar-benar tertutup, Taehun kembali bertanya.

Kyungjun duduk di hadapan Taehun. Tatapannya lebih sayu dari yang tadi.

"Aku tidak mengenalnya, tapi mereka mempunyai hubungan darah denganmu," batin Kyungjun.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu itu di akhir. Aku akan menceritakan apa saja yang sudah terjadi selama kau tak sadarkan diri. Kau tahu? Bibi Cheon dan Appa sudah mendekam di penjara."

Baru mendengar hal itu saja sudah membuat Taehun terkejut. "Di penjara? Tapi kenapa?"

Kyungjun meraih tangan Taehun lalu menggenggamnya. "Jika ingin tahu, jangan sela penjelasanku." Diangguki Taehun sebagai balasan.

Helaan nafas terdengar, hal itu membuat perasaan Taehun menjadi tidak tenang. "Aku bingung harus memulainya dari mana. Ah, mungkin aku akan memualainya saat hasil obat yang kau konsumsi keluar. Bulan lalu, saat kau pergi dari rumah aku mengambil obat milikmu dan menyerahkannya pada Hyunsoo untuk diperiksa. Kami sangat khawatir padamu, dan kau tahu hasilnya?"

"Ternyata obat yang sudah kau konsumsi itu cukup berbahaya karena mengandung zat yang tak seharusnya dikonsumsi oleh manusia.  Kami mengetahui hal ini tepat di hari di mana kau tertabrak saat berusaha menyelamatkan Yeonjun."

Taehun benar-benar terkejut mendengarnya. Ia mengonsumsi obat itu sejak kecil, tapi kenapa Jia melakukan hal ini?

"Itulah mengapa kemarin saat kau koma aku benar-benar hilang harapan. Dokter bilang, zat berbahaya yang berada di tubuhmu sudah sangat menumpuk dan itu mengganggu pemulihanmu, bahkan dokter juga bilang bahwa hanya 35% harapan yang kau punya untuk tersadar."

Kyungjun tidak bisa menjelaskan hal ini lebih dalam, ia kembali terisak kecil. Mengingatnya benar-benar menggores hatinya.

"Ini menjadi alasan mengapa Bibi Cheon di penjara. Dan Eomma, dia terlibat dalam rencana Bibi Cheon-"

"Tapi Eomma tidak mungkin-"

"Taehun-ah, dengarkan aku dulu."

Taehun langsung diam saat Kyungjun menyela ucapannya juga.

"Aku juga tidak menyangka, orang yang kita anggap sebagai panutan ternyata seperti itu. Dan untuk kematiannya, itu karena kesalahannya sendiri. Teman Appa tidak pernah membunuhnya, Eomma dengan sengaja menusuk dirinya sendiri, dan aku yakin saat kita mendengar obrolan Appa dan temannya itu hanya setengah, bukan seluruhnya."

"Untuk alasan mengapa Appa di penjara, itu karena ..." Kyungjun mengeratkan genggaman tangannya, hatinya berat mengatakan hal ini. "Dia adalah pelaku yang menabrakmu. Appa merencanakan kecelakaan itu untuk Yeonjun karena ia tidak mau menuruti perintahnya. Bukan hanya itu, paman Kim juga melaporkan Appa atas kasus kekerasan pada anak."

"Dan untuk dua orang tadi ..." Kyungjun menunduk, mencoba menahan air matanya yang hendak kembali menetes. "Mereka ... Memang orang tua kandungmu."

"Dari mana kau tahu semua ini, Hyung? Mereka bisa saja hanya mengaku-ngaku."

"Tes DNA. Kalian telah melakukan tes DNA saat kau masih dalam keadaan koma, dan hasilnya memang cocok."

Taehun tertawa hambar. "Untuk apa mereka memcariku? Sampai repot-repot melakukan tes DNA. Apa mereka lupa jika mereka sendiri yang membuangku? Lalu untuk apa aku mengakui mereka? Aku memang tak suka saat Appa menjelekan mereka, tapi Hyung, anak mana yang tak sakit hati saat kecil dibuang dan saat besar dicari?"

"Taehun dengarkan aku. Kau jangan terjebak rencana Eomma, dia yang sudah merencanakan ini."

"Hyung  jangan mengarang cerita. Eomma tidak mungkin-"

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Choi Taehun. Bibi Jia telah menculikmu dan Eomma ..." Kyungjun kembali meneteskan air matanya, hatinya masih sakit untuk mengatakan hal ini. "Dia dengan sengaja datang seperti pahlawan, namun nyatanya itu semua sudah direncanakan. Itulah mengapa Eomma mempunyai rekaman saat kau ditelantarkan. Eomma ingin kau membenci keluarga kandungmu, Choi Taehun.

Tidak ada reaksi apapun dari Taehun, ia malah melepaskan genggaman Kyungjun lalu beralih memegang kedua bahu kakaknya itu.

"Dari mana Hyung mendapatkan karangan seperti ini?"

Pertanyaan itu membuat Kyungjun prustasi. "Taehun, lihat aku. Apa aku terlihat sedang mengarang cerita?" Dengan polosnya Taehun menggeleng.  "Lalu mengapa kau tidak percaya padaku? Aku tidak asal saat bicara. Semuan informasi ini aku dapatkan dari paman Kim, pengacara Appa. Aku bahkan melihat rekaman saat bibi Cheon mengakui kesalahannya di pengadilan."

Kyungjun tidak mengerti mengapa dia mencoba meyakinkan Taehun tentang keluarga kandungnya.

Taehun benar-benar diam sekarang, pandangannya mendadak koson. Ia masih mencoba mencerna semua yang telah Kyungjun ucapkan padanya.

Perlahan Kyungjun menghapus air mata di pipinya. Ia bangkit, berniat memanggil orang tua kandung Taehun untuk kembali masuk.














Bau-bau the New Six comeback gak sih?

Gomawo Hyung | TNXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang