DUA

42 8 15
                                    

Taehun memandang kosong arah di depannya. Melamun, mungkin itu lebih tepatnya.

Dirinya baru saja pulang dari pemakaman, kepergian Jiwoo membuatnya begitu terpuruk. Hilang sudah sebagian warna dalam hidup Taehun.

Bugh!

Tiba-tiba satu pukulan mengenai rahang Taehun dan pelakunya adalah Jooyuk.

"Kau telah membunuh istri ku, sialan!"

Bugh!

"Gara-gara kau datang terlambat istriku pergi untuk selamanya!"

Bugh!

"Appa, kumohon berhenti!" ucap Kyungjun. "Ini bukan salah Taehun, Appa."

"Kau membelanya? Dia yang menyebabkan ibumu pergi, Kyungjun!"

Jooyuk pergi meninggalkan kedua anaknya, dirinya tidak ingin Kyungjun terkena imbas dari kemarahannya.

Baik Kyungjun maupun Taehun keduanya sama-sama terdiam. Hingga helaan nafas Kyungjun mengalihkan perhatian Taehun.

"Jangan terlalu di pikirkan apa yang Appa ucapkan. Semuanya bukan salahmu, tapi salah rekan kerjanya."

"Tapi yang Appa katakan benar, jika saja aku tidak datang terlambat mungkin saat ini Eomma masih bersama kita," ujar Taehun.

"Terserah, kau mau menganggap dirimu apa? Aku tidak akan peduli lagi, aku sudah mengucapkan apa yang seharusnya aku ucapkan, dan aku tidak akan mengulanginya lagi."

Kyunjun pergi meninggalkan Taehun yang masih berdiam diri setelah mendengarkan apa yang dikatakan Kyungjun.

"Hyung..... Maaf, harusnya aku tidak berkata seperti itu," gumam Taehun.

Sedangkan di kamarnya, Kyungjun menangis di balik pintu yang dikunci. Kyungjun merasa, setelah ini tidak akan ada hal yang benar. Dia takut, hal yang selama ini ia pikirkan menjadi kenyataan.

"Apa keadaan rumah ini akan tetap sama setelah kepergianmu, Eomma?"

••••

Taehun berjalan lesu di sepanjang koridor. Tubuhnya lemas, sejak kejadian kemarin belum ada makanan apapun yang masuk ke dalam mulutnya.

Waktu terasa begitu singkat, sepulang sekolah Taehun mendapati Jiwoo yang sudah terkapar bersimbah darah, tak lama Jiwoo dilarikan ke rumah sakit dan saat sampai di sana Jiwoo dinyatakan meninggal. Hati Taehun sangat hancur mengingatnya.

"Yak! Choi Taehun!"

Taehun terkejut mendengar seruan Hyunsoo di sampingnya. "Selalu saja, kau mengejutkanku."

"Kau tidak akan sadar jika aku tidak mengejutkanmu. Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Eomma.." Balas Taehun.

Hyunsoo menghela nafas pasrah. "Aku tahu, kau sangat kehilangan. Tapi tolong jangan seperti ini, baru semalam sudah membuatmu seperti mayat hidup, kau tahu?"

Taehun menggeleng. "Aku tidak peduli dengan penampilan ku."

"Akupun sama, tidak peduli. Tapi kesehatanmu? Sudah ku pastikan kau belum memakan apapun dari semalam."

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

Hyunsoo menepuk bahu milik Tehun. "Aku sudah hafal kebiasaan mu. Di setiap masalah yang kau hadapi mau sekecil apapun itu, kau selalu melewatkan makanmu."

Gomawo Hyung | TNXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang