AYUNDA POV
Pahlawan itu nggak perlu pakai topeng. Nggak perlu punya senjata. Nggak perlu bisa terbang. Dan nggak perlu bisa lari secepat kilat juga.
Tapi cukup yang kalau aku lagi sakit selalu dateng bawain obat, yang kalau ada yang jahatin aku selalu dibalas kontan depan muka aku, yang selalu bisa nemenin aku kemanapun aku pergi hanya karna takut aku kenapa-kenapa.
Itu juga pahlawan kok.
He's my hero. Maha Vivaldi.
Pacaran?
Tenang aja. Kali ini udah aku terima.
Nggak mau sok kecakepan dan nggak mau terpuruk terlalu lama karna Andy.
Aku juga mau menyelesaikan apa yang sempat tertunda di kehidupan sebelumnya.
Sesuatu yang mungkin seharusnya memang akan kita jalani berdua di hari-hari kita kedepannya....
Valdi itu keliatannya aja cool. Aslinya cowok gila.
Kurang gila apa lagi?
Ngajak dancing in the rain sampai kena hukum guru BK udah.
Tiba-tiba ngajak duduk diatas genteng, juga udah.Sekarang apa lagi ini?
Ikutan lomba nggak jelas di mall, padahal hadiahnya cuma voucher belanja yang pasti nggak ada harganya juga bagi dia.
"Perkenalkan nama kalian dong.." Kata MC nya.
Ya Tuhan aku malu banget ini. Mana banyak yang ngerekam.
"Saya Romeo dan ini pacar saya Juliet." Kata Valdi yang buat aku langsung melotot ke arahnya.
Ada-ada aja improvisasi hidupnya, segala pakai nama samaran.
Valdi mendekat dan bisikin aku, kirain mau memberikan penjelasan. Nggak taunya dia malah nyanyi, "Juliet take me somewhere we can be alone, I'll be waiting, all there's left to do is run, You'll be the princess, and I'll be the prince, It's a love story, baby, just say yes."
Nangis banget. Pacar aku se gila ini ternyata.
Jadi penasaran,
Steve-nya Naya kaya' gini juga nggak ya?Dan mau nggak mau kita main game nggak jelas kaya' game kemerdekaan gitu. Valdi semangat banget, jadi yaudah aku imbangin.
Tapi ternyata ini bisa bikin aku tertawa lepas. Lalu aku liat Valdi lagi senyum mandangin aku yang lagi bahagia ini.
Aku peluk Valdi, "Yeay! Kita menang sayang!"
Eh?
Malah keceplosan manggil -sayang-."Of course Baby Of course. Asal sama gue pasti menang lah. Gue ini Born to be Winner." Jawabnya percaya diri.
Dia masih 'Lo-Gue' sih, tapi aku nggak peduli.
Nggak harus rubah cara bicara juga kok. Aku udah sangat bahagia bisa terus-terusan ada di deketnya kaya' sekarang....
Valdi ajak aku belanjain semua voucher belanja yang kita dapet dari lomba itu.
Tapi....
Lagi asik-asik belanja.
Ada gempa bumi. 😩
Semua orang berhamburan dan beberapa nabrak-nabrak aku sampai genggaman tangan Valdi sempat terlepas dari tanganku.
Aku panik banget.
Soalnya dari kecil aku takut keramaian yang seperti ini karna trauma pernah terlepas dari Orang Tuaku di keramaian juga waktu kecil dulu dan mereka nggak nyariin aku lagi.Aku terjatuh karna udah kebingungan. Dada aku mendadak sesak.
Valdi dimana juga aku nggak bisa liat lagi.
'Greb'
Tanganku di genggam lagi. "Ayunda ayo buruan." Ucapnya. Iya, pahlawanku datang lagi. Genggam tanganku lagi. Dan sekarang kita lagi cari jalan keluar bareng.
...
Orang-orang panik sampai menuhin pintu darurat.
Beberapa bagian gedung ada yang roboh dan menambah kepanikan semua orang.
Ada-ada aja ya Tuhan, padahal beberapa menit yang lalu aku sama Valdi lagi bahagia.
Valdi ajak aku cari jalan lain. Ini Chaos.
Aku nggak mau terluka apalagi sampai meninggal disini."No worries. Gue punya banyak stock keberuntungan dalam hidup. Lo pasti aman sama gue Yun. Tenang ya." Lanjutnya sambil peluk aku.
Nggak kebayang kalau disituasi ini aku sendirian tanpa Valdi. Mungkin aku udah mati terinjak-injak daritadi.
.
.
.Guys, ini ternyata lebih parah dari yang aku kira.
Keceriaan yang tadi baru kita lalui mendadak berubah jadi ketegangan yang lumayan mencekam.
Semua orang teriak-teriak ketakutan.
Sirine di gedung juga bunyi. Dan ada peringatan gedung mungkin akan runtuh."Val, gimana Val?" Rengekku ketakutan.
Baik di kehidupan Naya dan Steve atau di kehidupanku dan Valdi, kita mungkin memang nggak diizinin bersama kali ya?
Buktinya ada aja kejadian yang berusaha misahin kita."Bentar, ini lantai berapa?" Tanya Valdi.
Lalu aku mengedarkan pandangan berusaha mencari informasi karna jujur aku lupa kita ada di lantai berapa.
Valdi tarik tanganku untuk mendekat ke railing dan menengok ke bawah.
"Lantai tiga." Ucapnya lalu tanpa ba-bi-bu langsung tarik tanganku lagi.
Aku udah nggak bisa mikir. Aku ikutin Valdi aja pokoknya.
...
Kita terus lari.
Banyak orang bergerak ke arah berlawanan dengan kita, tapi Valdi tetap pada tujuannya."Pak ikut saya." - "Buk sini buk." - "Ikutin gue buruan." - "Sini sini dek." - "Buruan ikut gue."
Valdi sibuk ngajakin orang yang kebingungan di sekitarnya untuk ngikutin kita.
Sampai akhirnya kita nemuin jalan menuju tangga darurat di samping gedung yang biasa dipakai untuk keluar masuk karyawan mall.
Dia tuh tau kaya' gini darimana sih? 🥺
Aku, Valdi, dan beberapa orang yang mau dengerin dia tadi akhirnya bisa keluar dari gedung. Valdi turun paling terakhir karna dia mau teriak sekali lagi untuk kasih tau lebih banyak orang tentang jalan keluar darurat ini.
Beberapa percaya dan banyak juga yang mengabaikan.Sampai akhirnya Valdi turun.
Aku peluk dia erat.
Ini pengalaman yang nggak mungkin aku lupain seumur hidup.Gedungnya beneran runtuh. Dan banyak korban jiwa.
Berita ini jadi viral dan bikin gempar satu negara.Valdi keliatan menyesal dan terus memandang ke arah reruntuhan gedung. Dia mungkin lagi merasa bersalah karna nggak bisa selamatin semua orang.
"Liat sekeliling kamu Val, kamu udah selamatin banyak orang. Kamu juga udah selamatin aku. Nggak perlu merasa bersalah. Kamu udah jadi pahlawan untuk banyak orang." Ucapku berusaha menghibur.
"Aku nggak lagi mikirin orang lain kok Yun. Hadiah voucher kita ketinggalan di dalem. Sial."
Eh?
KAMU SEDANG MEMBACA
IN ANOTHER LIFE [ YUNA x SUNGHOON ]
Fanfiction[COMPLETED] In another life.. I would make you stay.. So I don't have to say.. You were the one that got away.. -- a sequel from 'PICK ME' fanfiction by yuraxxi©. -- Selalu ada cerita yang berakhir walau belum benar-benar berakhir. -- Happy Reading!!