Pesta

2.2K 165 3
                                    

Suara nyaring dari laki-laki kemayu yang menyanyikan lagu Piala Dunia 2010 mengiringi proses make up Geina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara nyaring dari laki-laki kemayu yang menyanyikan lagu Piala Dunia 2010 mengiringi proses make up Geina. Geina berusaha menahan tawanya ketika penata riasnya itu menggoyangkan pinggulnya ke sana kemari, menyesuaikan dengan lagu yang ia nyanyikan.

"Ulala ... selesai. Siapa aja yang look ente, pasti langsung terpesona, deh," ujarnya manja.

Geina tersenyum, menggigit bibir dalamnya untuk menahan tawanya yang ingin menyembur keluar. Ia lantas menatap wajahnya di cermin. Merasa takjub, Geina sontak bertepuk tangan. "Gila ... enggak main-main skill make up nya," gumamnya pelan.

"Thank you, Sis," ujar Geina kepada penata riasnya. Kini ia bergegas untuk keluar menemui Bram yang sudah menunggunya sedari tadi. Awalnya, Geina menolak ketika Bram mengajaknya untuk membeli pakaian dan pergi ke salon. Namun, pria itu mengancam akan memotong gajinya jika tidak mengikuti perintahnya. Alhasil, Geina manut saja. Yang penting semua ini Bram yang membayar.

"Saya sudah selesai, Pak. Gimana? Cantik enggak?" tanya Geina sambil berdiri memutar. Ia sempat melihat raut wajah Bram yang tercengang. Namun, pria itu langsung berdehem pelan. "Enggak sia-sia saya bawa kamu ke salon ini," ujarnya. Geina mendengus. Bram selalu bisa merusak moodnya. Tinggal bilang Geina cantik, apa susahnya?

Perjalanan dari salon menuju hotel bintang lima tempat pesta dilaksanakan membutuhkan waktu 20 menit. Selama di perjalanan, baik Geina ataupun Bram tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Hingga sampai di tempat parkir basement hotel, Bram mengeluarkan suaranya untuk mengajak Geina keluar.

"Ayo," ucap Bram mengulurkan tangan ke arah Geina. Geina menyambutnya dengan perasaan campur aduk, yang anehnya membuat hatinya berdesir. Tangan Bram yang besar seketika membuat hatinya menghangat.

Geina menatap sekeliling. Suasana mewah menyambutnya ketika baru saja masuk. Dengan interior bernuasa putih menambah kesan glamour di sana. Ia yakin jika rekan kerja Bram ini lebih kaya dari Bram.

"Pak," bisik Geina. Bram menoleh. "Saya kok jadi insecure, ya. Saya kelihatan kayak anak remaja gara-gara pakai baju ini. Harusnya Bapak beliin saya dress yang lebih sexy gitu," lanjutnya. Dress yang dibelikan Bram memang khusus untuk orang dewasa, tapi cukup tertutup. Namun Geina merasa, dress itu membuatnya terlihat seperti anak remaja.

"Harusnya kamu berterima kasih sama saya. Kalau saya beliin kamu baju sexy, yang ada kamu malu sendiri. Enggak ada yang menonjol dari tubuh kamu."

Geina terdiam. Sepersekian detik, dia langsung menutup dadanya. "Bapak jangan mesum. Sejak kapan Bapak lihatin punya saya?" selidik Geina.

"Saya enggak pernah sengaja lihatin. Tapi kamu tiap hari sama saya, ya wajar kalau saya tau gimana postur tubuh kamu. Tapi saya apresiasi, kamu tidak mengumbar-ngumbar punyamu."

Geina menghentakkan kakinya dan sedikit merengek, membuat beberapa pasang mata menatap mereka. "Ssstt ... diam. Jangan malu-maluin saya," bisik Bram panik. Pria itu tersenyum menatap sekelilingnya seakan mengatakan bahwa dirinya dan Geina baik-baik saja.

Sen Kanan Belok ke Hatimu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang