Pengakuan Bram

1.4K 100 1
                                    

Berhubung Geina dan Kyla sudah sama-sama capek setelah mengelilingi mall, mereka berdua akhirnya memilih untuk pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubung Geina dan Kyla sudah sama-sama capek setelah mengelilingi mall, mereka berdua akhirnya memilih untuk pulang ke rumah. Geina mengajak Kyla untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Papa dan mamanya pasti sangat terkejut melihat Kyla, karena mereka terakhir bertemu dengan Kyla adalah saat masa-masa kuliah.

"Gege pulang."

Suara dentingan dari arah dapur membuat Geina segera menarik lengan Kyla untuk menemui mamanya di dapur.

"Mama lihat Gege bawa siapa," ujarnya bersemangat.

Dini sedikit terkejut. Matanya berbinar tak percaya. Namun tak ayal ia merasa senang. Ia segera bergerak untuk memeluk Kyla yang merasa bingung harus bagaimana.

"Ya Tuhan. Kyla, kamu kemana aja, Nak? Tante kangen banget sama kamu."

Kyla tersenyum tak enak. "Kyla juga kangen sama, Tante. Maaf, ya, Tante. Kyla pergi tanpa kasih kabar. Tante gimana kabarnya?"

"Baik. Tante, baik. Sana, kamu depan aja. Mama mau nyiapin makan malam. Sekalian makan malam di sini ya."

"Kyla bantuin, ya, Tante?" tawar Kyla yang merasa tak enak.

"Enggak usah. Ini udah hampir selesai, kok. Sana, Ge, ajak Kyla ke depan."

"Siap, Ma. Ayok." Geina langsung menarik lengan Kyla dan mengajaknya ke depan. Kebetulan Sanjaya baru saja pulang dari rumah tetangga. Pria paruh baya itu juga cukup terkejut hingga langsung mengusap kepala Kyla dengan lembut.

"Gimana kabarmu, Nak?" tanyanya lembut. Kyla memang sudah dianggap sebagai anak kedua di rumah ini karena satu-satunya sahabat dekat dari Geina.

Kyla berbincang cukup lama dengan Sanjaya. Hingga suara Dini yang menyuruh mereka untuk makan malam kembali membuatnya merasa tak enak.

"Jangan sungkan-sungkan kalau butuh sesuatu. Kamu tau, kan, kamu sudah kami anggap seperti anak sendiri."

Kyla tersenyum haru. Ia juga merasa bersalah dulu sempat menghilang tanpa kabar. Kyla seakan menemukan keluarganya, ia bisa merasakan kasih sayang dari orangtua yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kyla berjanji, ia akan melakukan apapun untuk membalas budi keluarga Geina.

***

"Aku pulang sendiri aja, daripada nanti kamu bolak-balik," pinta Kyla saat Geina memaksa untuk mengantarnya pulang.

"Enggak boleh. Pokoknya harus aku antar."

Kyla memutar bola matanya. "Bilang aja mau ketemu mas Bram," ujarnya paham yang dibalas kekehan oleh Geina.

Hampir 30 menit mereka membelah jalanan, mereka akhirnya sudah sampai di rumah Bram. Namun, ada sesuatu hal yang membuat mereka berdua khawatir. Ada mobil Amira di halaman rumah. Dengan tergesa-gesa, mereka segera masuk ke dalam.

"Kamu boleh pulang sekarang." Suara Bram terdengar dari arah ruang kerjanya. Geina berjalan mendekat dan terkejut dengan apa yang ia lihat. Amira terlihat berantakan dengan bajunya yang cukup terbuka. Apalagi matanya sembab seperti habis menangis.

Sen Kanan Belok ke Hatimu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang