Ada Apa dengan Bram?

2K 152 4
                                    

Pagi ini Geina terlihat sangat bersemangat untuk pergi ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Geina terlihat sangat bersemangat untuk pergi ke kantor. Mendengar sedikit cerita dari Aska tentang Bram, membuat gadis berusia 23 tahun itu tak sabar untuk bertemu dengan Bram.

"Pagi, Pak," sapa Geina masuk ke ruangan Bram dengan membawa secangkir kopi hitam seperti biasanya. Bram sibuk membaca koran di iPad miliknya. Ia hanya berdehem sebentar untuk merespon Geina, tanpa menoleh ke arah Geina.

Geina berdecak sebal. Tanpa berpikir panjang, ia duduk di depan Bram dengan menumpukan kepala di kedua tangannya, menatap Bram dengan senyum manisnya.

Bram melirik dan sedikit melebarkan matanya sejenak setelah melihat Geina. "Ngapain kamu?" tanyanya.

Geina tersenyum lebar. "Saya cantik enggak, Pak, kalau pakai make up begini?" ujarnya sambil mengedip-ngedipkan mata.

"Kamu ngapain pakai make up segala?" tanya Bram lagi setelah beberapa saat menelisik tampilan Geina. Hari ini Geina memang terlihat lebih ceria dari biasanya berkat make up yang lebih berwarna , namun tidak membuatnya terlihat menor. Justru Geina terlihat semakin cantik dengan make up itu.

"Ya biar cantik, dong, Pak. Hari ini saya diantar sama pacar baru," ujar Geina antusias.

"Pacar baru? Bukannya kemarin kamu baru putus?" tanya Bram sedikit mendelik menatap Geina.

Geina tertawa pelan. "Ya emang kenapa kalau kemarin saya habis putus? Bukannya itu lebih baik daripada belum putus tapi udah ada yang baru?" Geina balik mendelik ke arah Bram. Bram mengedikkan bahunya tak peduli.

Geina gemas sendiri. Niat hati ingin membuat Bram penasaran, tapi justru pria itu malah tak peduli. "Mumpung ada laki-laki yang sat set dan serius sama saya, ya kenapa enggak dicoba, kan, Pak?" ujar Geina lagi.

Bram hanya bergumam pelan. "Hari ini ikut saya meeting di luar," ujarnya tanpa memberikan tanggapan pada ucapan Geina sebelumnya. Geina mengerucutkan bibirnya. "Kenapa enggak sama Mbak Amira?" tanyanya.

"Ngapain ngajak Amira kalau kamu ada," ujar Bram. Pria itu pergi keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Geina mendengus. Bram sungguh plin-plan. Kemarin ia mengajak Amira disaat ia menawarkan diri, sekarang Bram mengajaknya padahal Amira sepertinya juga ada di tempatnya.

Mereka pergi ke sebuah tempat makan yang cukup mewah saat jam makan siang. Geina merasa sedikit beruntung karena ia menggunakan make up kali ini.

Hari ini Bram ada meeting santai bersama rekan kerjanya yang sudah dikenal cukup lama. Perusahaan yang menurut Geina sudah tidak asing di telinganya. Dan benar saja, ternyata Geina memang pernah mendengar atau bahkan tau tentang perusahaan itu. Buktinya sekarang Bram sedang terkejut setengah mati karena orang yang akan meeting dengannya adalah Aska, putra dari pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Bram.

"Bapak kenal mas Aska bahkan sampai musuhan, tapi kok enggak tau kalau Mas Aska anaknya Om Darman?" bisik Geina dengan volume yang masih bisa didengar oleh Aska yang duduk di depannya.

Sen Kanan Belok ke Hatimu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang