37 - [BUCIN]

166 12 0
                                    

HALOOOOO SIAPA KANGEN CELLO-SHEIYYA

immortal love song - mahadewa

lagu khusus chapter ini wkakwkwkw

Cello saat ini sedang memasak bubur untuk keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cello saat ini sedang memasak bubur untuk keluarganya. Laki-laki itu berkutik sendiri di dapur rumahnya, sementara Sheiyya masih terlelap di dalam kamar. Begitu juga dengan Sheo, karena Cello sengaja bangun lebih dulu di bandingkan yang lain untuk menyiapkan semua ini. 

Cello meletakkan sebuah mangkok dengan segelas air di atas nampan, kemudian ia langsung berjalan menuju kamarnya untuk membangunkan Sheiyya.

"Shei? Sayang, bangun sayang," Cello membangunkannya dengan lembut. Ia meletakkan nampan itu diatas nakas yang berada di samping ranjangnya. Sementara Cello duduk di tepi kasur.

"Shei, makan dulu yu? Aku udah buatin bubur untuk kamu," ucapnya pelan. Cello merapihkan rambut-rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya. Ia mengelus wajah itu dengan sentuhan lembut hingga akhirnya Sheiyya pun membuka matanya.

Wanita itu tersenyum ketika mendapati Cello yang ada di depannya. "Morning," cicitnya menyapa pagi mereka.

Cello pun ikut tersenyum. "Morning sayang."

Laki-laki itu mengambil gelas yang berada diatas nakas, kemudian ia sodorkan kepada Sheiyya. "Minum dulu, abis itu makan ya? Aku udah buatin bubur buat kamu sama Sheo," beritahunya kepada Sheiyya.

Sheiyya pun duduk di atas kasur itu, lalu meminum air mineral dalam gelas yang Cello berikan. Sementara Cello mengambil mangkok dan mulai menyuapkan bubur buatannya kepadan Sheiyya.

Namun ketika Sheiyya hendak membuka mulut, tangannya refleks menutup mulut itu. Sheiyya memandang Cello. Bubur buatan suaminya terasa tidak enak di indra penciumannya. Sheiyya langsung beranjak pergi dari ranjangnya menuju kamar mandinya.

"Sayang!"

Ia memuntahkan semua rasa mualnya di washtafel kamar mandi.

"Sayang, mual banget?" Cello memijat leher belakang Sheiyya. "Morning sickness kamu bikin aku takut, sayang," ungkapnya.

Cello berinisiatif untuk mengelus perut Sheiyya. "Hey? Jangan bikin Bunda kalian mual dong sayang.. Kasian Bundaa, yaa? Jangan nakal," ucapnya bicara pada calon anak-anaknya yang berada dalam perut Sheiyya.

Sheiyya mengulas senyuman karena perlakuan lembut suaminya. "Kamu apaan sih, Cell? Emangnya mereka bisa denger?" sahut Sheiyya, lalu berbalik badan dan melangkah pergi.

Cello mengikutinya dari belakang. "Emang belum bisa, sayang. Tapi kan mereka bisa merasakan apa yang kita sampaikan ke mereka. Melalui perasaan kamu," Cello tersenyum dihadapan Sheiyya. "Kalau kamunya senang, mereka kan juga ikut senang," sambungnya sambil mengelus perut Sheiyya.

FLY ME TO THE MOON [SHEIYYA-HARCELLO] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang